Ihwal Pudarnya Identitas ASEAN pada Masyarakat

Bima Putra
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
22 Juni 2023 16:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bima Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi kaburnya ASEAN. Source: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi kaburnya ASEAN. Source: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah Anda pernah merasa bahwa meskipun kita berada di kawasan yang sama, identitas ASEAN masih terasa seperti sesuatu yang kabur dan jauh dari kehidupan sehari-hari kita? Padahal, sebagai sebuah organisasi regional yang terdiri dari sepuluh negara Asia Tenggara, ASEAN seharusnya menjadi perekat kuat yang mengikat masyarakatnya. Namun, sayangnya, kurangnya dampak identitas ASEAN terhadap masyarakatnya telah menjadi perhatian yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perbedaan budaya, bahasa, dan ketidakmampuan dalam mempromosikan identitas ASEAN secara efektif, tantangan yang dihadapi oleh ASEAN untuk membangun kesadaran dan persatuan di antara negara-negaranya semakin nyata. Mari kita telusuri lebih jauh mengapa identitas ASEAN masih terasa seperti mimpi yang belum sepenuhnya terwujud dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengubahnya.

Apa Itu Identitas ASEAN?

Identitas merupakan suatu karakteristik khas yang membedakan antara suatu entitas dari entitas lainnya. Seperti halnya identitas yang membedakan antara ayah dan ibu, laki-laki dan perempuan, atau bahkan antara individu satu dengan yang lain. Identitas merupakan ciri khas yang melekat pada entitas tersebut, dalam konteks ini adalah yang membuat ASEAN menjadi ASEAN. Apa jati diri ASEAN yang unik yang membedakanya dari organisasi regional lainnya seperti Uni Eropa?
ADVERTISEMENT
ASEAN, sebagai entitas regional, mencakup berbagai suku dan budaya yang beragam di wilayah Asia Tenggara. Wilayah ini menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 20 suku dengan budaya yang unik. Keberagaman budaya ini mendorong ASEAN untuk menciptakan identitas kolektif yang menyatukan perbedaan tersebut. Salah satu aspek penting dari identitas ASEAN yang tercermin adalah "Unity in Diversity" atau persatuan dalam keberagaman. Melalui identitas ini, ASEAN berupaya membangun kesadaran yang kuat di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ASEAN bahwa mereka semua adalah bagian yang tak terpisahkan dari satu kesatuan, yaitu ASEAN.
Meskipun identitas ASEAN telah diusahakan selama beberapa dekade, masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk menanamkan identitas ini secara kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ASEAN. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran yang mendalam mengenai identitas ASEAN di kalangan masyarakat. Seringkali, masyarakat ASEAN lebih cenderung mengidentifikasikan diri mereka dengan identitas nasional mereka, seperti identitas sebagai warga Indonesia, Malaysia, atau Singapura, daripada sebagai bagian dari ASEAN yang lebih luas.
ADVERTISEMENT

Kurangnya dampak identitas ASEAN dan Penyebabnya

Pernahkah Anda mempertanyakan apa yang sebenarnya dibawa oleh ASEAN dalam kehidupan sehari-hari Anda? Apa yang bisa Anda rasakan secara langsung bahwa Anda adalah bagian dari ASEAN dan bukan hanya Indonesia? Ketika Anda berlibur ke Malaysia, misalnya, Anda harus menukar mata uang dulu untuk bertransaksi, Anda juga masih perlu membawa paspor, yang menunjukkan bahwa Anda masih dianggap sebagai orang asing yang berkunjung ke negara lain. Perbedaan ini dapat menjadi perbandingan dengan Uni Eropa di mana semua transaksi bisa dilakukan dengan satu mata uang dan perjalanan antar negara anggotanya dapat dilakukan dengan menaiki Bus tanpa perlu menunjukkan paspor di perbatasannya.
Meskipun ASEAN memberikan kesadaran bahwa kita adalah bagian dari ASEAN, masih sedikit yang benar-benar merasakan dampaknya secara signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Identitas ASEAN hanya menjadi kesadaran yang abstrak tanpa adanya implikasi konkret dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Banyak orang masih lebih mengidentifikasi diri dengan identitas nasional mereka daripada sebagai warga ASEAN.
ADVERTISEMENT
Saya merasa ada dua hal yang menjadi penyebab kurang berdampaknya identitas ASEAN dalam kehidupan masyarakat. Pertama, kurangnya interaksi langsung dan kegiatan bersama di antara masyarakat penduduk negara-negara ASEAN. Meskipun ada pertemuan tingkat tinggi dan forum kerja sama regional, belum ada banyak kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat luas dalam rangka memperkuat identitas ASEAN. Kurangnya kesempatan untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan masyarakat dari negara-negara tetangga membatasi terbangunnya kesadaran kolektif dalam diri masyarakat.
Kedua adalah perbedaan bahasa. Perbedaan bahasa menjadi penghambat dalam berinteraksi di antara masyarakat ASEAN. Meskipun PIAGAM ASEAN dalam Pasal 34 menyatakan bahwa bahasa resmi ASEAN adalah bahasa Inggris, kemampuan berbahasa Inggris di kalangan masyarakat ASEAN tidak merata. Kurangnya kemampuan berbahasa Inggris di antara penduduk ASEAN dapat menyebabkan kesenjangan komunikasi yang membatasi interaksi di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang kurang fasih berbahasa Inggris mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat dari negara ASEAN lainnya. Kesenjangan komunikasi ini dapat mempengaruhi pertukaran ide, informasi, dan pengalaman di antara masyarakat ASEAN. Ketika komunikasi tidak lancar karena perbedaan bahasa, maka peluang untuk memperdalam pemahaman tentang keanekaragaman budaya dan perspektif di ASEAN menjadi terbatas.
Ketiga, perbedaan ekonomi, dan politik antara negara-negara ASEAN juga dapat menjadi hambatan dalam membangun identitas yang kuat. Ketidaksetaraan pembangunan antara negara-negara ASEAN dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pentingnya identitas ASEAN. Hal ini akan membuat anggota-anggota ASEAN memiliki fokus yang berbeda sehingga ketika prioritas utama adalah memenuhi kebutuhan dan tantangan domestik, masyarakat akan lebih fokus pada identitas nasional mereka daripada identitas regional
ADVERTISEMENT
Dari uraian yang telah disampaikan, untuk mengatasi dampak kurangnya identitas ASEAN, diperlukan upaya yang lebih aktif dan terus menerus dalam memperkuat kesadaran identitas regional. ASEAN membutuhkan pendekatan yang lebih langsung dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan ASEAN.
Upaya untuk meningkatkan interaksi dan pertukaran budaya antara masyarakat, pelajar, dan pemuda ASEAN dapat secara signifikan memperkuat rasa persatuan dan kesadaran identitas ASEAN oleh karena itu dibutuhkan bahasa pemersatu yang berasal dari dalam ASEAN sendiri dan bukan dari luar. Selain itu, ASEAN juga perlu memberikan implikasi konkret dari identitas ASEAN sehingga masyarakat benar-benar dapat merasakan bahwa mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari ASEAN.