Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perang Dagang Dunia dan Pemicunya dalam Bahasa Yang Mudah Dimengerti
20 April 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Moehammad Bintang Aimar Andika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apa itu Perang Dagang?
Bayangkan kamu dan temanmu sedang bermain jual beli mainan. Kamu memiliki mainan yang ingin kamu jual kepada temanmu, dan dia juga punya mainan yang ingin dijual kepadamu. Tiba-tiba, kamu berkata, “Kalau kamu mau menjual mainan ke aku, kamu harus membayar lebih banyak!” Temanmu jadi bingung dan merasa tidak senang, lalu dia menjawab, “Kalau begitu, aku juga akan minta kamu membayar lebih banyak jika mau menjual mainan ke aku!”
ADVERTISEMENT
Itulah yang dinamakan perang dagang. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan China berperilaku seperti kamu dan temanmu dalam contoh ini. Mereka biasanya saling berdagang, tetapi terkadang mereka membuat aturan yang membuat barang dari negara lain menjadi lebih mahal untuk masuk ke pasar mereka. Akibatnya, mereka saling membalas dengan menaikkan harga barang yang mereka impor, mirip dengan kamu dan temanmu yang saling meminta harga lebih tinggi. Perang dagang ini bisa membuat orang yang ingin membeli barang harus membayar lebih, dan sering kali menyulitkan perusahaan di negara mereka untuk menjual produk. Namun, di sisi lain, negara-negara tersebut juga ingin melindungi bisnis dan pekerja di dalam negeri mereka agar tetap kuat dan kompetitif.
Apa yang dapat memicu perang dagang?
Bayangkan kamu dan temanmu kembali bermain jual beli mainan. Kali ini, ketika temanmu ingin menjual mainan kepadamu, kamu tiba-tiba berkata, “Kalau kamu mau menjual mainan ke aku, kamu harus membayar biaya tambahan terlebih dahulu!” Biaya tambahan ini seperti semacam tarif yang harus dibayar agar mainan temanmu bisa masuk ke tempat jualanmu.
ADVERTISEMENT
Nah, tarif ini membuat harga mainan temanmu menjadi lebih mahal di tempatmu, sehingga orang-orang mungkin lebih memilih untuk membeli mainan darimu yang harganya lebih terjangkau.
Jika temanmu merasa tidak senang dan membalas dengan mengatakan, “Kalau begitu, aku juga akan membuat aturan yang mengharuskan kamu membayar biaya tambahan jika ingin menjual mainan ke aku!” Maka kalian berdua mulai bertengkar dan saling menaikkan tarif. Inilah yang menjadi awal terjadinya perang dagang.
Dalam dunia nyata, negara-negara seperti Amerika Serikat dan China menggunakan tarif ini untuk melindungi bisnis di dalam negeri mereka agar tetap kuat. Namun, jika tarif yang dikenakan terlalu tinggi, negara lain akan merespons dengan menerapkan tarif yang sama. Akibatnya, kedua negara tersebut justru terjebak dalam perselisihan yang menyulitkan perdagangan. Jadi, tarif menjadi salah satu penyebab utama yang sering memicu perang dagang—karena tarif membuat barang dari negara lain menjadi lebih mahal, dan hal ini bisa membuat negara lain merasa dirugikan, sehingga mereka pun membalas dengan tarif yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mengatasi perang dagang?
Indonesia dapat berperan aktif dalam menghadapi perang dagang dengan meningkatkan daya saing produk lokal dan memperluas pasar ekspor. Salah satu cara adalah dengan meningkatkan kualitas dan inovasi produk agar lebih menarik di pasar internasional. Selain itu, Indonesia perlu menjalin kerja sama dengan negara lain untuk menciptakan kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan, sehingga bisa mengurangi dampak dari tarif tinggi. Memperbaiki infrastruktur dan sistem logistik juga penting untuk menurunkan biaya produksi, sementara dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan membantu meningkatkan daya saing produk lokal. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga memanfaatkan peluang untuk tumbuh di pasar global.
Setelah melihat penjelasan tentang perang dagang yang sedang terjadi di dunia, banyak sekali langkah-langkah yang dapat diambil untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi di era sekarang ini. Dengan langkah-langkah diatas, Indonesia tidak hanya dapat bertahan dalam kondisi perang dagang, tetapi juga memanfaatkan peluang yang ada untuk tumbuh dan berkembang di pasar global.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.