Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Parenting Dunia Digital Penuh Tantangan, Pilih Strategi Mediasi yang Tepat!
2 Mei 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Birgitta Puspita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bagaimana model parenting yang tepat? Bagaimana aku bisa menjadi orang tua yang baik? Semua yang kulakukan nampak salah, apalagi ketika kutampilkan di media sosialku. Orang mudah sekali memberikan komentar negatif.
ADVERTISEMENT
"Ketika anakku kubiarkan bermain game online, aku dianggap tidak bertanggung jawab."
"Orang menganggapku aneh karena aku tidak mengijinkan anakku menggunakan smartphone."
Kalimat curahan hati seperti di atas bukan hal asing bagi para ibu. Setiap keputusan berkaitan anak sendiri kerap harus dinegosiasikan dengan keluarga besar, lingkungan sekitar rumah, lingkungan sekolah, dan bahkan harapan masyarakat secara umum.
Gaya Parenting
Gaya parenting kerap diasosiasikan dengan tumbuh kembang anak. Walaupun nampaknya gaya parenting adalah urusan masing-masing orang tua dengan anaknya, namun parenting sebenarnya adalah cara orang tua untuk membantu anak untuk memiliki kepatuhan pada kebutuhan keluarga dan masyarakat yang ditunjukkan melalui perilaku mereka.
Ada beberapa macam gaya parenting, mulai dari authoritarian, authoritative, laissez-faire, atau permisive. Pada masyarakat modern, gaya authoritarian yang mengharuskan anak selalu patuh tanpa adanya diskusi, sudah mulai dianggap kolot atau kuno. Namun ketika orang tua mengadopsi gaya permisif, yang mengikuti keinginan anak, juga dianggap salah. Bahkan dengan gaya authoritative yang seimbang antara kontrol dan keterlibatan dengan anak pun, selalu ada ruang untuk kritik dari lingkungan eksternal. Memang, gaya parenting juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Parenting di dunia digital
Parenting di dunia digital memiliki tantangan tersendiri. Tak sedikit orang tua, terutama ibu yang membagikan gaya parentingnya di internet, atau kerap disebut 'sharenting', yang memiliki risiko antara lain mendapatkan komentar negatif, baik untuk ibu dan gaya parentingnya, maupun untuk anak. Terlepas dari pro dan kontra 'sharenting', hal ini tetap menjadi tren di kalangan orang tua saat ini.
Sementara bagi anak, media digital juga bukan lagi dunia yang asing. Keberadaan smartphone, tablet, game console, TV digital adalah hal yang lumrah di rumah. Hal ini menyebabkan perdebatan tentang dampak positif dan negatif interaksi anak dengan perangkat dan konten digital, yang tak lepas dari dunia parenting kontemporer. Orang tua seolah dijebak untuk harus bisa mengakomodasi hak anak untuk berinteraksi dengan dunia digital, namun juga harus bisa melindungi anak dari segala risikonya.
ADVERTISEMENT
Empat gaya parenting di atas nampaknya tidak lagi cukup karena orang tua kini bersentuhan dengan dengan kompleksitas dunia digital, seperti screen time, konten dewasa dan berbahaya, game penuh kekerasan, atau interaksi anak dengan orang asing melalui fitur chat. Risiko-risiko itu membutuhkan perhatian orang tua. Anak-anak yang tumbuh di dunia digital, tak hanya butuh bimbingan tapi juga keterlibatan orang tua.
Mediasi sebagai bagian dari gaya parenting modern
Keterlibatan orang tua dalam interaksi anak dengan dunia digital bisa disebut sebagai parental mediation atau mediasi orang tua. Sama halnya dengan gaya parenting, mediasi juga ada berbagai strategi, yang bisa dipilih oleh orang tua sesuai dengan kebiasaan keluarga dan usia anak. Semakin bertambah usia anak, semakin kompleks juga interaksi mereka dengan dunia digital.
ADVERTISEMENT
Namun, strategi mediasi ini tidak terkotak-kotak seperti gaya parenting. Orang tua bisa mengaplikasikan beberapa strategi sekaligus sesuai kebutuhan anak dan keluarga saat itu.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya gaya parenting maupun mediasi tidak dapat dilepaskan dari upaya orang tua untuk menjadi 'good parents' yang tidak bisa dilepaskan dari standar norma dan budaya. Akan selalu ada rasa khawatir bagi orang tua jika dianggap tidak bisa mendidik atau melindungi anak. Namun demikian, interaksi anak yang utama adalah bersama keluarga, dan terutama belajar dari orang tua. Maka, orang tua perlu merasa yakin atas pilihannya dalam mendidik anak dan terus belajar untuk mengikuti perkembangan zaman.
Jadi, mediasi apa yang cocok untuk keluarga Moms?