Peran Aktif Tokoh Bangsa dan Masyarakat Vital Untuk Jaga NKRI

BNPT
Akun resmi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2019 23:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BNPT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-BNPT, Focus Group Discussion (FGD) Scenario Planning Workshop on Indonesia Foto: Dok. BNPT
zoom-in-whitePerbesar
com-BNPT, Focus Group Discussion (FGD) Scenario Planning Workshop on Indonesia Foto: Dok. BNPT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para tokoh bangsa baik tokoh agama, masyarakat, intelektual, pemuda harus bersatu dan berperan aktif menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Peran aktif para tokoh ini bisa menjadi kunci untuk menciptakan perdamaian semesta di bumi Nusantara, terutama saat terjadi gejolak, perbedaan pilihan, dan pandangan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Peran para tokoh ini sangat penting sebagai pemersatu bangsa. Mereka bisa menjadi penyejuk di masyarakat jika terjadi perbedaan juga bisa memberikan pencerahan jika di lingkungan masyarakat terjadi upaya-upaya infiltrasi penyebaran paham radikal. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH.
Pernyataan itu diungkapkan Suhardi usai memberikan pandangan atas situasi negara bangsa Indonesia saat ini dan proyeksinya ke depan pada acara Focus Group Discussion (FGD) Scenario Planning Workshop on Indonesia yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (16/8/2019) malam.
Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini merespon sangat positif tentang adanya Gerakan Suluh Kebangsaan ini. Karena bangsa ini memang membutuhkan suatu gerakan-gerakan di luar pemerintahan tetapi terdiri dari seluruh tokoh-tokoh masyarakat untuk bisa berkontribusi dan merasa perlu untuk memberikan informasi mengenai permasalahan radikalisme terorisme serta meluruskan kembali pandangan salah yang dihembuskan kelompok radikal tersebut terhadap bangsa ini.
com-BNPT, Focus Group Discussion (FGD) Scenario Planning Workshop on Indonesia Foto: Dok. BNPT
BNPT berkepentingan untuk memberikan pengayaan informasi mengenai apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dengan fakta fakta dan data yang lengkap Bagaimana kita bisa memberikan treatment kalau kita tidak bisa mengidentifikasi dan melihat gejala-gejala apa yang terjadi di masyarakat? Tentunya fakta dan data ini dapat digunakan sebagai data awal untuk menyusun strategi berikutnya,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini .
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu dalam pertemuan tersebut, Kepala BNPT, yang Jumat siang baru tiba dari menunaikan ibadah haji atas undangan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi ini langsung hadir memenuhi undangan Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Prof Dr. Mahfud MD. Pada kesempatan itu, Suhardi menguraikan secara panjang lebar dari semua perspektif dan memberikan masukan kepada tim Gerakan Suluh Kebangsaan ini mengenai Scenario Planning Indonesia kedepan.
Ia berharap, masukan yang diberikan bisa menjadi cikal bakal bagi Suluh Kebangsaan dalam membuat strategic planning, bahwa ada langkah-langkah yang harus dikuatkan di tengah globalisasi yang luar biasa ini. Apalagi di era digital informasi yang mudah sekali membuat orang berubah perilaku hanya gara-gara itu (perbedaan pandangan dan pilihan).
Suhardi juga mengajak agar polarisasi yang ada di masyarakat juga bisa dituntun agar memiliki nilai kebangsaan yang cukup. “NKRI ini adalah negara yang menjadi tanggung jawab kita bersama agar terus punya eksistensinya. Saya bersyukur semua yang hadir lengkap bersatu di sini. Ini mewarnai bagaimana semua perwakilan masyarkat berkumpul untuk memberikan satu solusi untuk bangsa ini,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
ADVERTISEMENT
Suhardi berterimakasih dengan upaya positif Gerakan Suluh Kebangsana ini dalam upaya memberikan rumuskan strategi dalam mengadapi radikalisme. Ia juga siap memberikan masukan yang dianggap perlu jika masih ada hal-hal yang perlu ditanyakan lebih mendalam.
“Kami siap terus-menerus untuk mendampingi. Jangan sungkan Pak, karena kami akan terus mendukung apapun mengenai langkah langkah untuk kebaikan negeri ini,” pungkas Suhardi Alius.
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Prof Dr Mahfud MD mengatakan, FGD ini sengaja mengundang Kepala BNPT karena radikalisme itu sangat dekat sekali dengan terorisme.
“Batasnya tidak jauh. Seorang radikal itu, kalau ada kesempatan dan kalau sudah ‘bensinnya’ cukup itu ujungnya ke teror, kan begitu. Itulah sebabnya dari 15 tokoh yang kami undang salah satunya kami mengundang Kepala BNPT, pak Suhardi Alius agar kami mendapatkan informasi mengenai bagaimana peta sebenarnya yang ada di hadapan kita tentang gerakan terorisme dan radikalisme ini,” ujar Mahfud.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan, Gerakan Suluh Kebangsaan adalah gerakan yang ingin membangun kesadaran berbangsa dan bernegara tanpa intoleransi, tanpa teror, juga mencari peta peta masalah yang harus dihadapi secara bersama-sama
“Kita minta informasi, dan alhamdulillah cocok. Pandangan cocok kemudian informasinya itu nampaknya ada benang merah tentang itu. Kita ramu, kita klasifikasi masalahnya, klasifikasi langkah-langkahnya, kemudian nanti kita akan melanggkah lebih lanjut. Hari ini kan scenario planning, besok berikutnya kita akan masuk ke strategic planning sehingga lebih jelas langkahnya,” ujar mntan Menteri Pertahanan.
FGD ini menghadirkan 15 tokoh yang juga pakar pada bidangnya masing-masing termasuk. Selain Kepala BNPT, hadir Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Cendikiawan Muslim, Dr. Alwi Shihab, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhamadiyah, Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si, Tokoh Nahdatul Ulama Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail, Pendidik Najelaa Shihab, Alissa Wahid, Romo Benny Susetyo dan beberapa tokoh lainnya.
ADVERTISEMENT