Macron : Perancis tetap andalkan Nuklir.

Bob S. Effendi
Anggota Pokja ESDM KEIN dan anggota KADIN. Pengamat Nuklir dan Energi Terbarukan
Konten dari Pengguna
20 Desember 2017 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bob S. Effendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Walaupun Perancis dan Jerman dalam banyak hal melakukan kerjasama bahkan membuat kebijakan yang saling mendukung tetapi ternyata tidak dalam masalah energi khususnya solusi penurunan emisi sebagai mitigasi perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Jerman memilih untuk menambah bauran energi terbarukan, seperti angin dan surya serta mengurangi bauran Nuklir tetapi tidak Perancis yang lebih dari 75% bauran energinya adalah Nuklir.
Presiden Macron walaupun bukan seorang pendukung Nuklir dan pada awalnya sempat terbuai oleh kanselir Jerman, Angela Markel untuk mengikuti Jerman mengurangi Nuklir tetapi akal sehat dan analisa membuat Macron membatalkan niatnya dan tetap mengandalkan Nuklir sebagai energi andalan Perancis.
Macron mengatakan :
“Apa yang di lakukan Jerman ketika mereka menutup Nuklir? Mereka menambah banyak energi terbarukan tetapi mereka juga menambah banyak batubara yang membuat jejak CO2 lebih jelek. Hal itu tidak baik bagi planet ini maka saya tidak akan melakukannya”
Dari statemen Macron jelas ia mengatakan bahwa bila ingin mengurangi emisi CO2 nuklir solusinya. Langkah Macron yang membatalkan niatnya untuk mengurangi bauran Nuklir juga telah di dahului oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang baru terpilih awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Presiden Moon yang awalnya menentang Nuklir bahkan berjanji akan mengurangi Nuklir tetapi ketika hasil analisa menunjukan bahwa dengan mengurangi bauran Nuklir tarif listrik akan menjadi mahal dan ketahanan energi terancam di tambah ternyata hasil survey masyarakat tidak menghendaki pengurangi Nuklir akhirnya membatalkan rencana pengurangan bauran Nuklir dan tetap mengadalkan Nuklir sebagai energi andalan.
Jelas apa yang di lakukan Jerman melakukan pengurangan Nuklir bukanlah keputusan yang rasional dan objektif karena faktanya tarif listrik Jerman termahal di Eropa, kualitas jaringan yang tidak stabil menyebabkan kerugian bagi industri jerman bahkan yang paling ironis sebagai champion perubahan iklim justru gagal menurunkan target penurunan emisi.