Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kesetaraan Gender sebagai Kunci Pencapaian SDGs di Indonesia
22 November 2023 6:44 WIB
Tulisan dari Bonita Angelina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi agenda pembangunan global yang disepakati oleh semua negara, termasuk Indonesia. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang akan dicapai pada tahun 2030 dengan salah satu tujuan utama dalam SDGs yakni tercapainya kesetaraan gender dan memberdayakan seluruh perempuan (tujuan 5). Pencapaian kesetaraan gender menjadi sangat penting karena akan berdampak positif bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender merupakan hak asasi manusia dengan permasalahan besar di Indonesia untuk perempuan yang menghadapi diskriminasi dan kekerasan. Dilihat dalam partisipasi perempuan di sektor publik dan politik juga masih rendah dan hal ini tentunya sangat merugikan karena Indonesia kehilangan sebagian bakat dan potensi lebih dari 50% populasi-nya. Dalam memprioritaskan kesetaraan gender berupaya memajukan perempuan agar dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional.
Peningkatan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi terbukti akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian OECD menunjukkan jika kesenjangan partisipasi tenaga kerja antara laki-laki dan perempuan dikurangi secara signifikan, maka PDB Indonesia berpotensi tumbuh sebesar 9% pada 2030 (OECD, 2017). Dengan demikian, upaya pencapaian kesetaraan gender akan berkontribusi secara langsung pada pencapaian SDG tujuan 8 yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Di sisi lain, perempuan yang sehat, berpendidikan, dan sejahtera cenderung memiliki anak yang berpotensi memiliki bakat yang sama dengan ibunya, hal tersebut mendorong Indonesia dalam mengurangi angka kematian ibu melahirkan, meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, serta memajukan pendidikan untuk seluruhnya (tujuan 3 dan 4). Dalam data UNESCO, anak perempuan yang dididik oleh ibu berpendidikan memiliki peluang 50% lebih tinggi untuk survive hingga usia 5 tahun (UNESCO, 2016). Memberdayakan perempuan juga terbukti membuat masyarakat menjadi lebih damai secara menyeluruh (tujuan 16) dan dengan jelas dilihat bahwa kesetaraan gender memang menjadi fondasi bagi keberhasilan seluruh SDGs.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, peran pemerintah dan masyarakat sipil harus bersatu padu bekerjasama mendorong tercapainya kesetaraan gender. Kebijakan dan program yang mendukung penghapusan diskriminasi, kekerasan, dan pemberdayaan perempuan perlu bersungguh-sungguh dan serius, seperti yang direkomendasikan oleh Komnas Perempuan (2023) dalam perlunya peningkatan anggaran pendidikan perempuan dan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri secara ekonomi.
Sosialisasi dengan tujuan mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan juga penting digerakan melalui pendidikan formal dan program literasi media. Data menunjukkan 45% pemberitaan media Indonesia masih mengandung unsur stereotype gender yang merendahkan perempuan (AJI, 2015) dan pandangan tersebut harus diubah agar citra dan peran perempuan menjadi lebih positif.
Dengan menempatkan kesetaraan gender sebagai prioritas pembangunan, Indonesia akan lebih mampu mewujudkan SDGs untuk kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Kesetaraan gender harus menjadi landasan kokoh bagi pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perdamaian di Indonesia. Dengan hanya memperdayakan perempuan dan dihilangkannya disparitas gender, pembangunan berkelanjutan yang sesungguhnya dapat tercapai.
ADVERTISEMENT