Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kilas Balik Tragedi dan Dampak Terhadap Dunia Pasca 9/11
24 Januari 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Brainly Sungkharisma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hingga kini, setelah lebih dari 20 tahun berlalu, tragedi 11 September di Amerika Serikat, masyarakat dunia belum selesai mengangkat topik ini untuk mencari tahu fakta dan latar belakang kejadian. Serangan 11 September 2001 pada pagi hari dari zona waktu Eastern Time (ET) merupakan awal hari yang buruk bagaikan mimpi bagi masyarakat Amerika Serikat. Serangan tersebut merenggut hampir tiga ribu nyawa dan melukai puluhan ribu orang. Osama bin Laden, sebagai pendiri Al-Qaeda bertanggung jawab atas tragedi tersebut yang diketahui berkaitan dengan kelompok yang melakukan penyerangan.
ADVERTISEMENT
Tragedi 9/11 bermula dari kelompok militan yang membajak empat pesawat terbang sebagai bentuk serangan bunuh diri dengan menargetkan Amerika Serikat. Dua dari pesawat tersebut berhasil menabrak menara kembar World Trade Centre di New York City, dan satu menabrak gedung Pentagon di Washington DC. Berkat perlawanan dari penumpang, satu pesawat lainnya gagal menargetkan Gedung Putih dan akhirnya jatuh di lapangan di wilayah Pennsylvania. WTC merupakan target yang menelan korban paling banyak atas kejadian tersebut karena berada di kawasan pusat bisnis kota New York. Bahkan, petugas pemadam kebakaran dan polisi termasuk dalam tiga ribu daftar korban kejadian.
Kejadian tersebut menyisakan kenangan buruk bagi masyarakat dunia, terutama bagi Amerika Serikat hingga muncul frasa ‘Never Forget’ sebagai tanda penghormatan kepada korban. Dalam sekejap, dunia seakan berubah dengan dampak pasca kejadian tersebut yang masih berlangsung hingga sekarang. Dua bulan sejak serangan tersebut, Presiden George W. Bush langsung mendirikan Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat untuk menangani serangan jenis teroris dan serangan yang disengajakan lainnya di masa depan. Kaum Muslim dan masyarakat Timur Tengah juga menjadi imbas dari munculnya stereotip negatif dan diskriminasi sebagian masyarakat Amerika terhadap mereka. Bahkan, Islamophobia, atau perasaan ketakutan terhadap kaum Muslim, dilaporkan meningkat di AS pasca tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah AS dan dunia mendapatkan pelajaran berharga dari tragedi tersebut untuk memperbaiki hubungan komunikasi antar organisasi pemerintahan. Ali Soufan merupakan seorang mantan agen FBI yang menangani kasus operasi Anti-Terorisme di Amerika Serikat, termasuk 9/11. Dalam wawancaranya di NowThis News, ia mengatakan bahwa 9/11 seharusnya dapat dicegah dan diberhentikan. Ia mengemukakan bahwa CIA menyimpan dan menahan informasi krusial mengenai rencana 9/11. Pernyataan ini membuktikan adanya jarak komunikasi antara FBI, CIA, dan organisasi pemerintahan lainnya sehingga menangani kasus ini tanpa adanya kerja sama satu sama lain. Pemerintah AS dan dunia dapat belajar dari kejadian ini untuk terus mengembangkan dan memperbaiki komunikasi internal dan eksternal organisasi pemerintahan untuk mencegah terjadinya serangan berlanjut di masa depan.
ADVERTISEMENT