Konten dari Pengguna

Dua Kamar, Satu Kamar Mandi, dan 12 Orang di Pulau Harapan

Brata Hadi Wijaya
Kerja dan kuliah di universitas Pamulang jurusan Sastra Indonesia
24 Februari 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Brata Hadi Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto udara Pulau Harapan yang di beberapa titiknya terdapat hutan bakau yang belum lama mulai dirintis warga bersama pemerintah dan sejumlah lembaga di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (22/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Pulau Harapan yang di beberapa titiknya terdapat hutan bakau yang belum lama mulai dirintis warga bersama pemerintah dan sejumlah lembaga di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (22/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Berita terkini liburan. Merah terlihat pada kalender—gairah meningkat bagi karyawan yang libur satu kali dalam seminggu, yaitu hari minggu dan tidak lain itu, iya gue sendiri; karyawan biasa dan temen-temen gue yang bijaksana—kita senasib. Dalam lingkaran pertemanan antar kami kaum pekerja keren, pasti dan atau minimal ada satu anak yang selalu update perihal tanggal merah ada di mana; kapan—jika mungkin, kita liburan bareng.
ADVERTISEMENT
Ndilalah seperti minum anggur saat dahaga, di bulan Februari ini ada tanggal merah, tidak meleset tapi jatuh pada tanggal 18, persis kemarin banget, ya, dan itu hari sabtu-minggunya libur. Jadi libur dua hari. Tentu ini momen langka dan sayang kalo dibiarin lewat gitu aja. Dari jauh hari gue dan temen-temen merencanakan suatu gerakan menyenangkan yaitu liburan.
Ada beberapa pilihan: wisata Bandung, Pulau Harapan, Puncak Bogor, atau staycation. Staycation kita bosen, begitu juga ke puncak. Tapi kalau ke Bandung nampaknya cukup menguras biaya. Akhirnya Pulau Harapan kita pilih berdasarkan kesepakatan bersama yang suka cita.
Awal bulan Februari, kita udah prepare jiwa dan raga dan tiba waktunya hari sabtu tanggal 18 Februari 2023. Apa-apanya, semua sudah siap. Mengukur perjalanan yang lumayan dari tikum di Kuningan, Jakarta Selatan ke pelabuhan Kali Adem. Pagi sebelum jam 06:00 WIB gue dan temen-temen, dua belas orang, udah kumpul dan berangkat ke pelabuhan. Meskipun kapal berangkat jam 9 lebih dari yang harusnya jam 08.00, tapi sebelumnya kita udah diimbau untuk tiba sebelum jam 07:00 di pelabuhan. Begitu kata si tour guide.
ADVERTISEMENT
Segala apa pun siap, tour guide kita temuin, ngobrol sebentar. Eh ternyata ada sedikit miskom. Kata si tour guide, kita harus bayar DP 50% dan bayar charges karena ada dua temen yang tadinya ikut tapi batal. Kita jabanin. Setelah itu kita naik kapal yang ramenya minta ampun karena emang sih kelas ekonomi. Tapi waktu itu sampe dempet-dempetan dan sempet gak dapet duduk. Jam 13:25 kita sampe dan langsung mengarah ke homestay.
Di homestay kita disambut makanan siap santap, dan terlihat ada dua kamar, satu kamar mandi. Kegiatan dimulai jam 14.00, setelah makan kita berangkat buat snorkeling, lanjut foto-foto di Pulau Pasir yang adanya kalo air gak lagi pasang. Nggak tau itu air laut dipasangin siapa wkwk. Lanjut lagi kita ke Pulau Sepa yang katanya bagus, kata si tour guide. Padahal seharusnya kita ke Pulau Dolpin, tapi batal karena rame banget, bisa dibilang penuh. Parah sih berasa kek ada Slank lagi manggung di situ.
ADVERTISEMENT
Tapi yaudah kita ke Sepa yang katanya bagus, dan ternyata nggak juga karena mungkin belum jadi, ya. Katanya mau dijadiin resort. Di situ kita hanya makan, itu juga nggak lama. Disuruh cepet-cepet malah, mengingat waktu udah jam 17 lewat, waktunya pulang. Masuk ke Pulau Sepa bayar 20k/orang hanya untuk numpang makan. Halah kacau peradaban wkwk.
Foto gue bareng temen-temen dan tour guide di kapal dalam perjalanan hendak snorkeling
Dan tiba di homestay lagi, karena kamar mandinya cuma satu, si tour guide kasih saran untuk kami yang cowok-cowok mandi di homestay dia pribadi, ribet gak si wkwk. Padahal hitungan awal, ada empat belas orang yang ikut, tapi cancel dua orang jadi dua belas orang. Itu kan harusnya dapet homestay yang luas atau seenggaknya cukup, lebih dari dua kamar dan tentu lebih dari satu kamar mandi. Apalagi berdasarkan pengalaman temen gue yang ikut juga saat itu, dia sebelumnya pernah ke Pulau Harapan dan dapet homestay ukuran satu rumah, tentu dengan kamar mandi yang lebih dari satu.
ADVERTISEMENT
Malah katanya sampe ada satu temen yang tidur sendirian satu kamar di lantai satu, dan bayar perorangannya juga kurang lebih sama. Maksudnya oke lah kalo sekarang mungkin harga naik, tapi seenggaknya ada kejelasan di awal yang kalo dengan orang sekian dapet kamar berapa dan gimananya. Lagian kalo emang ada info jelas begitu kan mungkin kita juga bisa nego. Orang lain juga mungkin gak papa nambah harga demi kenyamanan atau seenggaknya ada persiapan untuk bawa sleeping bag kalau ada informasi jelas seputar itu, karena kan kemungkinan besar ada yang tidur di luar.
Intinya kejelasan diperlukan pada saat seperti itu agar kami atau siapa pun turis, lokal atau bukan, tidak berpikiran si tour guide dan jajarannya terlalu ngambil untung banyak, kami rugi dan atau lain hal sebagainya. Di waktu BBQ an, jam 21.00-hilang, yang seharusnya kami bakar-bakar sosis, gak ada, diganti ikan Ape dan beberapa ikan kecil bakar siap santap dengan sambel kecap. Di tambah, si tour guide kasih penawaran tambahan kasur sore itu sepulang dari Pulau Sepa untuk kami tapi gak ada kabar terusan. Sungguh gak paham dirasa pengen jadi murid Markus Aurelius ajaa.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya kami gak ada komentar apa-apa karena kebanyakan dari kita memang baru pertama kali ke Pulau Harapan dan liburan di sana pake jasa travel agent. Tapi karena dirasa banyak yang ganjil beberapa dari kita diskusi dan menarik kesimpulan kita gak boleh asal dan dirasa terlalu tergesa-gesa kalo kita komplain sekarang atau masih ada di pulau. Karena kami masih ada rasa takut gak bisa pulang atau dipersulit nanti pas mau pulang. Kalau itu terjadi siapa yang mau nolongin? Gak mungkin temen jemput kita pake motor kek biasa di kota.
Kami gak munafik, liburan kami waktu itu seru banget, momen langka, jarang mungkin gak bakal ke ulang karena alasan satu dan lain hal. Chemistry antar kita jadi lebih kuat semenjak itu. Bagi siapa pun lo yang baca, lo keren, dan lo elo yang mau liburan ke mana pun atau ke Pulau Harapan pake jasa travel agent, lebih baik banyak tanya guna memperoleh kejelasan.
ADVERTISEMENT
Itu bagi gue dan temen-temen penting banget biar nantinya dapet kepuasan, gak kek kita yang akhirnya mau komplain gak enak juga takut, merasa diri gak banyak tanya di awal hingga akhirnya overthinking sendiri-sendiri. Seneng sekaligus sewot, empat orang tidur di lantai, badan pada sakit dan itu gak ditanggung BPJS tentunya. Hehe