Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sahabat: Pilar Kehidupan Remaja
30 November 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Brittany Laura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa remaja adalah fase yang penuh dengan pengalaman baru, termasuk dalam hal pertemanan. Di usia ini, kita biasanya mulai menemukan teman-teman yang benar-benar "nyambung" dengan kita. Mereka menjadi tempat curhat, tertawa bersama, hingga tempat berbagi drama. Kadang, konflik kecil tak terhindarkan, tetapi dari situ kita belajar untuk saling memahami. Teman-teman di masa ini sering kali menjadi support system yang membantu kita merasa lebih percaya diri dan nyaman menjadi diri sendiri. Walaupun ada naik turunnya, pertemanan ini pasti akan jadi bagian yang tidak terlupakan dalam hidup kita.
Pertemanan di masa remaja itu bisa punya dampak yang besar, baik positif maupun juga negatif. Kalau dapat teman yang suportif, mereka bisa jadi motivasi buat berkembang, kasih semangat di saat-saat sulit, dan bantu kita buat lebih percaya diri. Tapi nggak bisa di abaikan, kalo ada juga sisi negatifnya. Misalnya, kalau lingkungan pertemanannya toxic buat ikut-ikutan hal yang tidak baik, seperti bolos sekolah, menyontek atau kebiasaan buruk lainnya.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang bilang bahwa pertemanan di masa remaja seringkali penuh banyak tekanan. Beberapa orang merasa teman-temannya suka mengkritik, ngasih banyak perintah, atau bahkan mendorong untuk melakukan hal-hal yang nggak sesuai dengan nilai pribadi. Ini jadi tantangan besar, dan penting bagi remaja untuk bisa membedakan teman yang bener-bener mendukung dan teman yang malah memberi dampak buruk.
Karena itu, penting banget buat pilih teman yang bisa bawa pengaruh positif, karena pertemanan di masa ini akan ngaruh besar ke cara kita berkembang dan bikin keputusan di masa depan. Walaupun ada tantangannya, hubungan ini akan mengajarkan kita banyak hal, mulai dari cara ngertiin orang lain, menghadapi konflik, sampai cara bangun hubungan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Teman yang memberikan dukungan emosional sangat penting, terutama di masa remaja yang penuh dengan tantangan dan perubahan dalam hidup kita. Ketika kita menghadapi masalah pribadi, stres di sekolah, atau konflik dengan keluarga, teman yang mendengarkan dan memahami perasaan kita bisa membuat perbedaan besar. Dukungan emosional dari teman tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tapi juga memberi rasa aman dan mengurangi beban mental. Mereka bisa menjadi tempat curhat yang tidak akan menilai kita, memberikan nasihat yang bermanfaat, atau hanya sekedar ada di sana untuk menemani dan mendengarkan saat kita merasa down.
Seperti ketika kita merasa cemas atau gugup tentang ujian, atau merasa kesepian karena masalah pribadi, teman yang saling mendukung bisa membuat kita merasa lebih tenang. Mereka bisa mengalihkan pikiran kita, dan bisa mengingatkan kita untuk tetap positif, memberi semangat untuk terus berusaha, atau hanya memberi pelukan yang bisa menyembuhkan banyak pikiran. Dukungan emosional seperti ini sangat berharga, karena tidak hanya membantu kita melewati kesulitan yang kita sedang hadapi, tetapi juga memperkuat ikatan pertemanan yang saling mendukung.
ADVERTISEMENT
Teman sering menjadi tempat berbagi cerita, baik itu masalah keluarga, percintaan, atau tekanan akademik. Ketika kita merasa stres menjelang ujian besar, teman-teman kita akan membantu memberikan semangat dan dorongan. Mereka akan membuat kita untuk tidak merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan. Pergaulan dengan teman seringkali mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Contohnya, saat saya mulai bergabung dengan kelompok teman yang hobi membaca, saya juga jadi tertarik membaca buku yang sebelumnya saya anggap membosankan.
Hal lain yang harus kita lakukan agar persahabatan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan remaja kita adalah dengan membangun komunikasi yang jujur ​​dan terbuka satu sama lain. Jadilah pendengar yang baik dan ungkapkan pikiran atau perasaan kita dengan jujur. Komunikasi yang sehat membantu memperkuat kepercayaan dan meminimalkan kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Melalui interaksi dengan teman, kita belajar bagaimana bersikap dalam berbagai situasi. Ketika saya tanpa sengaja menyakiti perasaan teman, mereka memberitahu saya dengan jujur, dan itu membantu saya memahami pentingnya empati serta memperbaiki sikap. Teman juga bisa menjadi motivator yang kuat, ketika saya hampir menyerah mengikuti lomba olahraga karena kurang percaya diri, teman-teman terus mendukung saya untuk tetap mencoba. Akhirnya, saya berhasil melewati rasa takut dan meraih pengalaman berharga.
Kita harus meningkatkan rasa empati dan toleransi. Cobalah untuk memahami sudut pandang teman kita, terutama ketika ada perbedaan pendapat. Sikap yang lemah lembut membantu menjaga keharmonisan dan saling mendukung. Berani menolak pengaruh buruk. Misalnya, jika salah satu teman kita mengajak kita melakukan hal-hal negatif, seperti pergaulan bebas atau aktivitas yang tidak sehat bagi kita, dengan tegas putuskan untuk menjauhinya.
ADVERTISEMENT
Terhindarnya pengaruh-pengaruh buruk membuat remaja tetap berada pada jalur yang benar. Selain itu, silaturahmi juga harus kita jalin dengan kegiatan dan kerja yang positif, seperti mengajak teman melakukan kegiatan yang bermanfaat, misalnya belajar kelompok, berolahraga bersama, atau berdiskusi tentang hobi. Kegiatan produktif memperkuat hubungan sekaligus membawa manfaat jangka panjang. Dengan cara ini kita bisa mempererat persahabatan kita di masa remaja ini.
Sebagai seorang siswi, pertemanan di masa remaja itu mempunyai dua sisi. Kalau kita punya teman yang baik, kita bisa tumbuh jadi versi terbaik dari diri kita. Tapi kalau salah pilih teman, bisa membuat kita jadi kehilangan arah. Kuncinya adalah tahu apa yang kita mau dan jangan takut untuk bilang "tidak" ke hal-hal yang tidak sesuai sama nilai kita.
ADVERTISEMENT