Konten dari Pengguna

Drone, Pariwisata, dan Pameran 'Warna Nusantara'

Bukanrastaman
Travel Blogger
15 September 2019 22:45 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bukanrastaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drone, Pariwisata, dan Pameran 'Warna Nusantara'
zoom-in-whitePerbesar
Jauh sebelum era 4.0 dan permintaaan Bapak Menteri untuk membuat kawasan wisata harus instagramable, eksistensi manusia hampir selalu hadir lewat karya perjalanannya. Polanya masih sama: Blog, videografi, atau fotografi.
ADVERTISEMENT
Bedanya, dulu kamera sangat terbatas. Namun sekarang, smartphone saja punya kualitas kamera yang berkelas, walau niat dan konsistensi adalah ujian paling atas.
SOURCE : Easycanvas.com
Foto yang bagus adalah salah satu alat yang paling efisien untuk menyampaikan pesan. Karena biasanya dari foto bagus, banyak orang tergerak untuk datang ke suatu tempat. Ditambah fenomena viral, semakin lengkaplah cara pariwisata suatu tempat cepat terangkat.
Saya masih ingat sekali, foto Curug Parigi yang saya ambil sempat menjadi viral. Hampir semua orang tidak percaya Bekasi punya air terjun yang sangat bagus.
Padahal, dari perspektif fotografi, sudut pandang selalu menjadi kunci. Teknik slowspeed membuat foto lebih dramatis lagi. Akibatnya, banyak yang berbondong-bondong pergi ke sana.
Foto Curug Parigi
Curug Parigi
Dari situ, saya mengalami sendiri, bagaimana hebatnya fotografi dan media sosial mampu menggerakkan cara pandang banyak orang akan suatu tempat di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Dan kini, jenis alat fotografi pun menjadi beragam, mulai dari kamera saku, kamera 360, kamera action, hingga kamera udara atau drone. Kini, drone sudah menjadi barang wajib untuk bepergian. Lewat kamera di pesawat tanpa awak itu, tergambar betapa banyaknya pariwisata Indonesia yang menawan.
Sudut pengambilan drone memang tidak main-main. Dia bisa melihat yang tidak dapat kamera darat (Mirrorless, DSLR, Action Cam) mampu lakukan. Sudut-sudut negeri ini pun menjadi lebih berwarna saat potretnya diabadikan menggunakan drone. Walau tetap, aturan dan regulasi harus dijunjung tinggi bagi pengguna.
Desa Wonomulyo ini sebelum Drone tampak biasa. Namun saat diambil dengan drone menjadi Istimewa
Danau Kaolin menggunakan Drone
Drone jenisnya beragam. Begitu juga harganya, dari harga puluhan juta sampai ratusan juta rupiah. Dari yang efisiensi membawanya gampang sampai yang terasa sangat merepotkan. Namun keribetan membawa drone pun berangsur sirna, bila foto yang kita dapatkan itu hasilnya sempurna.
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya drone yang menjamur di negeri ini, tumbuhlah beberapa komunitas. Karya demi karya mereka berputar begitu cepat, mengalir menuju samudra media sosial yang begitu luas. Menjadi pesan yang dapat diterima oleh banyak kalangan.
Sebagai bakti untuk negeri, komunitas Neodronegraphy dan kawan-kawan komunitas lain bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Mereka membagikan karya untuk negeri tercinta, memperkenalkan bahwa sudut pengambilan tempat dengan drone adalah salah satu kemajuan seni yang layak diapresiasi.
Sudut pariwisata negeri tergambar luas dan indah dengan rone tersebut. Sehingga hiduplah pameran itu, 'Warna Nusantara', yang ingin menyapa segala kalangan. Karena keindahan Nusantara layak dibagikan dan tidak berhenti hanya pada media sosial.
Salah satu foto dari komunitas Neodronegraphy Oyi_k
Acara pameran 'Warna Nusantara' yang diselenggarakan sampai tanggal 28 September 2019 di Perpusnas bukanlah sekadar pameran semata. Setiap akhir pekan, ada sesi berbagi tentang bagaimana mengambil foto menggunakan drone, teknik dasar pembuatan video, dan cara mengambil cerita.
ADVERTISEMENT
Tak lain ini adalah salah satu cara agar semua orang mampu membuat dokumentasi yang baik untuk negeri ini. Agar tumbuh rasa cinta dan bangga kepada Indonesia.
Salah satu sudut Pameran
Keseruan Sesi Transfer Knowledge
Akhir kata, pariwisata Indonesia haruslah terus hidup. Dan setiap orang bebas memilih menyalakan semangatnya lewat jalan mana. Bila saya pribadi memilih menghidupkan cerita lewat tulisan dan foto, lalu bagaimana denganmu?