'Gear' Apa yang Paling Cocok untuk Menemani Perjalananmu?

Bukanrastaman
Travel Blogger
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2019 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bukanrastaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah ini pilihanmu?
zoom-in-whitePerbesar
Apakah ini pilihanmu?

Camera Action vs DJI Osmo Pocket:

ADVERTISEMENT
Harus diakui, kamera handphone sekarang sangat bagus. Baik untuk foto maupun video. Namun jangan lupa, daya tahan handphone pada akhirnya pun tak akan lama. Kebutuhan kita untuk browsing dan chatting akan mengurangi kemampuan baterai. Sehingga kamera asli menurut saya tetap sangatlah dibutuhkan. Dan camera action barangkali menjadi pilihan.
Sempat redup agak lama, GoPro kembali bangkit dengan teknologi stabilisasi video pada seri Hero 7. Bentuk camera GoPro kecil, ringkas, anti-air, kualitas video bagus, dan yang terpenting baterai tahan lama juga. Lalu bagaimana hasilnya?
Kamera kecil membuat berjalan lebih nyaman, dan hasil juga menyenangkan.
Hasil dari Gopro Hero 7.
Hasil Low Light Hero 7.
Kejayaan GoPro yang tampaknya mulai agak bangkit sepertinya tidak dibiarkan lama. DJI yang terkenal dengan produk gimbal dan drone pun akhirnya turun tangan, dia datang mengenalkan diri dengan produk barunya, yaitu DJI Osmo Pocket. Dengan konsep stabilizer berkamera, sangat ringkas dan mudah dibawa. Membuat para penikmat foto dan video mulai mempertimbangkan memakainya.
ADVERTISEMENT

Berikut komparasinya:

Jika digenggam sangat kecil dan ringan.
Aman di saku.
Sama-sama kecil namun tetap tangguh.
Secara desain, Gopro Hero 7 dan DJI Osmo Pocket ini sebenarnya sama-sama ringkas. Enak masuk di saku, perbedaan yang paling kentara ada pada kemampuan DJI Osmo Pocket yang tidak bisa masuk air. Namun, secara hasil untuk low-light DJI menurut saya masih juara.
Hasil lowlight DJI osmo Pocket.
Jadi pada akhirnya, kebutuhan akan kamera sebenarnya adalah gaya hidupmu. Tinggal mana yang menjadi pilihan. Bila kau suka aktivitas outdoor maka GoPro bisa menjadi jawaban. Bila suka video sinematik dan foto low-light, maka Osmo Pocket adalah pilihan.

Kamera Mirrorless

Konon lahirnya era mirrorless adalah bagaimana konsep simple sebuah kamera harus hadir, namun tetap memberikan hasil yang bagus. Saya masih ingat bagaimana kecilnya kamera pertama saya, yaitu Sony Nex 6. Dengan tas tidak besar, kamera tersebut begitu nyaman dibawa. Menjadikan foto perjalanan menjadi lebih mengasyikkan.
ADVERTISEMENT
Update teknologi pun membawa kemampuan baru. Beberapa merek semakin banyak mengeluarkan seri mirrorless. Hingga pilihan saya pun tetap sama. Memilih sensor APSC di balik serangan seri full-frame yang menggelora.
Kamera Sensor APSC.
Seri APSC Sony membuat body kamera menjadi lebih ringkas. Tidak mengecilkan hasil yang didapat. Lensa SEL Sony yang juga tergolong kecil. Coba bandingkan lensa SEL Sony dengan lensa untuk kamera full-frame. Jelas secara berat dan efektivitas menurut saya cukup mengganggu apabila kalian adalah tipe orang yang gemar travelling.
Lensa APSC. Pict By : Briansmith
Lensa Full Frame. Pict by: Brian Smith
Lalu, sudahkah kamu membandingkan seri kamera DSLR-mu dengan mirrorless?

Drone

Harus diakui, pesawat tanpa awak telah membuat sudut pandang foto menjadi lebih menarik. Sudut-sudut yang tidak dapat dijangkau kamera darat membuat drone menjadi hal yang cukup wajib untuk dibawa. Lalu drone seperti apa yang pantas?
Drone view Monumen Bambu Runcing.
Ada beberapa seri dari jenis drone, yang terkenal adalah merek DJI. Karena teknologinya begitu canggih membuatnya sangat mudah dioperasikan. Jenisnya pun beragam. Sebut saja DJI Mavic Pro, DJI Spark, DJI Mavic Air, dan seri Phantom.
Saya sendiri lebih senang memakai Mavic Pro. Bentuknya yang bisa dilipat membuat membawanya sangat ringkas. Dan kemampuan untuk melawan anginnya pun cukup bagus. Beberapa kali saya menerbangkan di gunung dan dengan angin yang cukup keras dan Mavic terbukti masih begitu tangguh. Lain seri lain lagi cerita.
ADVERTISEMENT
Phantom lebih powerfull lagi, kameranya bisa sampai mengatur aperture. Jangan tanya hasil low-light-nya. Hampir bisa disamakan dengan kamera mirrorless.
Namun, setiap hasil pasti ada konsekuensi. Bila engkau membawa Phantom maka jelas berat barang yang kamu bawa mungkin jadi kendala. Belum ditambah bagasi pribadi, terutama jika menyeberang pulau dengan kapal kecil. Dan pada akhirnya semua akan kembali pada kebutuhan.
Drone saya terbang di Gunung Gede
Sejatinya kamera yang bagus adalah kamera yang kita punya. Sesuai kebutuhan dan mampu menangkap gambar seperti apa yang kita pikirkan.
Bila kamu tidak suka ribet, pasti kamera kecil adalah pilihan. Bila kamu suka hasil yang bagus, maka mesti siap dengan segala beban berat yang kita bawa di perjalanan.
Jadi pada akhirnya, seperti apa gear favorit versimu?
ADVERTISEMENT