Konten dari Pengguna

Perubahan Iklim, Banjir, dan Kesehatan Mental

Bulan Putri Achmadsyah
Mahasiswi Program Studi Psikologi di Universitas Pembangunan Jaya
24 Oktober 2024 9:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bulan Putri Achmadsyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian merasa cemas atau tertekan setelah mengalami bencana alam semakin terjadi? Perasaan tersebut ternyata memiliki dasar yang kuat. Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam tidak hanya memengaruhi lingkungan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental manusia. Selama 20 tahun terakhir, curah hujan ekstrem meningkat secara signifikan di seluruh dunia, yang mengakibatkan gagal panen, kerusakan infrastruktur, dan banyaknya korban jiwa. Fenomena ini dianggap sebagai tren yang terkait dengan pemanasan global yang semakin kuat dalam beberapa dekade terakhir, bukan sekadar anomali cuaca (Arif, 2023)
(Situasi Banjir di Perumahan Ciledug, Febuari 2024)
zoom-in-whitePerbesar
(Situasi Banjir di Perumahan Ciledug, Febuari 2024)
Isu lingkungan beberapa waktu ini mulai menjadi perhatian yang cukup kuat di Indonesia. Banyak kejadian berupa bencana telah merusak banyak hal, seperti banjir. Banjir adalah kondisi di mana volume air di suatu daerah melampaui kapasitas tampungannya, sehingga menyebabkan genangan air di area daratan (BPBD, 2023). Curah hujan yang tinggi, bentuk jalur atau pola aliran sungai, kemampuan sungai menampung air, perubahan dalam penggunaan lahan, serta pengelolaan sungai yang meliputi perencanaan wilayah, pembangunan infrastruktur, dan aturan-aturan yang berlaku, semuanya bisa menjadi penyebab terjadinya banjir. (Nduru et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Dengan melihat bencana tersebut, tentu hal ini dapat menjadi perhatian bagi generasi saat ini maupun yang akan datang. Banjir dapat mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, serta berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa. Menurut (Macdonald et al., 2012) dampaknya mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial bagi para korban. Secara fisik, dampaknya meliputi kematian, cedera, kerusakan pada sarana fisik serta kehancuran lingkungan. Dampak sosial juga bisa muncul, seperti meningkatnya perilaku egoisme, hubungan antarwarga yang semakin renggang, dan bergantung pada bantuan orang lain.
Efek Psikologis dari Perubahan Iklim dan Bencana Banjir
Menurut teori dari buku (Bechtel & Wiley, 2002) perubahan iklim dan bencana alam merupakan dua fenomena yang semakin mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia. Selain merusak lingkungan dan infrastruktur, perubahan iklim dan bencana banjir juga menimbulkan trauma mendalam pada manusia. Berikut adalah beberapa efek psikologis dari perubahan iklim dan bencana banjir :
ADVERTISEMENT
1. Stress Akibat Perubahan Iklim dan Bencana Banjir
Pengalaman traumatis selama atau setelah banjir dapat memicu (Gangguan Stress Pasca-Trauma (PTSD) yang ditandai dengan kilas balik, mimpi buruk, dan upaya menghindari hal-hal yang mengingatkan pada bencana
2. Depresi Akibat Bencana Banjir
Bencana Alam, terutama menyebabkan kerugian besar seperti kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan pencaharian, dapat menimbulkan perasaan duka, keputusasaan serta kehilangan harapan yang mendalam, memicu depresi.
3. Kualitas Hidup yang Menurun
Dampak psikologis dari perubahan iklim dan bencana alam dapat mempengaruhi kualitas hidup individu. Seseorang mungkin menghadapi tantangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, berinteraksi dengan orang lain, atau merasakan kebahagiaan dan kepuasan. Kondisi ini bisa berdampak pada produktivitas serta kesejahteraan individu.
(Situasi Banjir di Perumahan Ciledug, Febuari 2024)
Anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan mental sebelumnya cenderung lebih rentan mengalami dampak psikologis akibat bencana banjir. Kelompok-kelompok ini seringkali memiliki kesulitan dalam mengatasi trauma, baik karena usia, kondisi fisik, maupun kondisi mental yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, penduduk yang berada di wilayah yang rentan terhadap bencanajuga lebih rentan mengalami stres kronis akibat sering terpapar risiko bencana. Pengalaman pribadi dapat memperkuat keyakinan seseorang akan perubahan iklim. Namun, bagaimana seseorang merespons pengalaman tersebut sangat dipengaruhi oleh pandangan atau sudut pandang yang mereka miliki sebelumnya. Misalnya, orang yang sudah percaya pada pemanasan global cenderung melihat peristiwa ekstrem sebagai tanda yang jelas dari perubahan iklim (Clayton et al., 2015)
ADVERTISEMENT
Mengapa Penting Memahami Dampak Psikologis Banjir dalam Konteks Stresor Lingkungan?
Stresor lingkungan adalah segala sesuatu di lingkungan kita yang dapat memicu stres dan gangguan psikologis. Banjir jelas merupakan salah satu contoh paling nyata. Ketika sebuah daerah dilanda banjir, tidak hanya harta benda dan infrastruktur yang rusak, tetapi juga keseimbangan psikologis masyarakat terganggu. Pemahaman yang mendalam mengenai dampak psikologis ini menjadi sangat krusial dalam upaya penanggulangan bencana dan pemulihan pasca-bencana (Steg & Groot, 2018). Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemahaman ini penting :
1. Mencegah Masalah Kesehatan Mental yang Lebih Serius
Apabila tidak ditangani secara tepat, dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bencana banjir dapat semakin memburuk dan berpotensi berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat serta berkepanjangan. Gejala awal seperti kecemasan, stres, dan ketidakpastian bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
ADVERTISEMENT
2. Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat
Memahami dampak psikologis banjir dapat membantu masyarakat lebih siap menghadapi bencana di masa depan. Dengan mengetahui potensi dampak psikologis yang mungkin terjadi, masyarakat dapat mengembangkan strategi koping yang efektif dan mencari bantuan yang dibutuhkan. Penyuluhan tentang dampak bencana, baik fisik maupun mental, perlu dilakukan secara berkala agar masyarakat menyadari berbagai aspek yang perlu diperhatikan.
3. Membangun Masyarakat yang Lebih Tangguh
Masyarakat yang memahami dampak psikologis bencana akan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan dan mampu pulih lebih cepat. Pemahaman ini juga dapat mendorong terciptanya komunitas yang saling mendukung dan peduli satu sama lain seperti Pandawara telah menginspirasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan positif. Partisipasi dalam komunitas ini tidak hanya membantu mencegah bencana banjir, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental individu dan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim dan bencana banjir kini menjadi isu yang sangat mendesak, bukan hanya karena dampak fisiknya, tetapi juga akibat efek psikologis yang ditimbulkan. Banjir tidak hanya merusak infrastruktur dan mengakibatkan kerugian material, tetapi juga mengganggu keseimbangan mental masyarakat. Dampak psikologis yang timbul, seperti stres pasca-trauma dan depresi, dapat bersifat berkepanjangan dan mempengaruhi kualitas hidup individu secara signifikan.
Memahami dampak psikologis ini sangatlah krusial. Dengan pengetahuan yang mendalam mengenai cara bencana seperti banjir memengaruhi kesehatan mental, kita dapat lebih efektif dalam mencegah munculnya masalah yang lebih serius di masa depan. Masyarakat yang menyadari potensi dampak psikologis akan lebih siap menghadapi bencana, mampu mengembangkan strategi coping yang efektif, dan membangun komunitas yang lebih resilient.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perhatian kita terhadap isu lingkungan harus mencakup dimensi kesehatan mental, guna memastikan pemulihan yang holistik dan berkelanjutan bagi individu maupun masyarakat. Membangun kesadaran dan pemahaman tentang isu ini merupakan langkah penting untuk mengatasi tantangan yang muncul akibat perubahan iklim dan bencana alam di masa depan. Mari kita bersama-sama meningkatkan kesadaran ini!