Arti Nama Martha, Bayi Perempuan yang Lahir di Tenda Pengungsian Yalimo

Konten Media Partner
7 Juli 2021 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri saat bersama Martha, bayi perempuan yang lahir di pengungsian Yalimo. (Dok Humas Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri saat bersama Martha, bayi perempuan yang lahir di pengungsian Yalimo. (Dok Humas Polda Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Nama Martha menjadi pilihan Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada seorang bayi perempuan yang baru lahir di tenda pengungsian warga Elelim di Kabupaten Yalimo.
ADVERTISEMENT
Menurut Fakhiri, Martha memiliki arti perempuan tangguh. Ia berharap bayi cantik yang lahir di tengah amuk massa Yalimo ini menjadi perempuan tangguh dalam kehidupan masa depannya.
"Martha juga nama ibu saya. Kelak Martha menjadi perempuan tangguh dan hebat dalam kehidupannya," jelas Fakhiri, saat bertemu pengungsi di Tongkonan Wamena, Selasa (6/7).
Sriko Maria, ibu dari Martha yang lahir di pengungsian Yalimo. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Sriko Maria, ibu Martha beruntung ia dan bayinya saat ini dalam keadaan sehat.
"Perasaan saya campur aduk. Terharu, ya khawatir, sedih, bahagia. Semua jadi satu. Beruntung kami selamat dalam aksi di Yalimo, terlebih saya pun selamat dalam persalinan yang dibantu seorang bidan," katanya.
Sriko dan 2 ibu lainnya terpaksa melahirkan di pengungsian Yalimo, usai amuk massa yang terjadi 28 Juni lalu. Saat ini, Sriko dan bayinya berada di Tongkonan Wamena. Sementara 2 ibu lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Wamena usai melahirkan di lokasi pengungsian.
ADVERTISEMENT

Kunjungi Pengungsi

Pengungsi Yalimo yang saat ini bertahan di Tongkonan Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Fakhiri sengaja mengunjungi pengungsi Yalimo di Wamena, untuk memastikan keadaan pengungsi dalam keadaan baik.
Data kepolisian setempat menyebutkan sebanyak 1.025 orang dievakuasi dari Elelim, Kabupaten Yalimo, pasca amuk massa dari paslon nomor urut 1, Bupati dan Wakil Bupati Yalimo, Erdi Dabi-Jhon Wilil.
Saat ini sebanyak 737 orang masih bertahan di Tongkonan Wamena dan sekitar 260 orang menyebar di rumah keluarga atau paguyuban di Wamena.
"Masih ada 50-an orang di Elelim yang bertahan dan menolak dievakuasi karena memiliki hewan ternak. Walau begitu, mereka membutuhkan bantuan sembako untuk makanan," kata Fakhiri.
Pengungsi Yalimo yang saat ini bertahan di Tongkonan Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Dirinya minta maaf atas kejadian pembakaran di Elelim yang sebelumnya tak pernah diduga. Aksi ini pun mengakibatkan banyak warga pendatang harus kehilangan tempat tinggal dan lokasi usahanya.
ADVERTISEMENT
"Mewakili masyarakat Yalimo, saya minta maaf atas insiden pembakaran tersebut. Kami akan mempersiapkan segalanya lebih maksimal lagi, agar kejadian serupa tak terjadi. Saya telah bertemu kedua kbu dan berharap kejadian ini tak terulang," jelasnya.
Ketua Pengurus Paguyuban Kabupaten Jayawijaya, Adolf Beay berterima kasih TNI Polri teleh membantu mengevakuasi masyarakat.
"Kehadiran Kapolda Papua dapat menemui titik terang untuk proses evakuasi masyarakat. Termasuk kepada Kapolres Jayawijaya yang mengerahkan 35 kendaran untuk mengevakuasi masyarakat dan juga mambawa bantuan sembako dari Kapolda Papua ke Kabupaten Yalimo," katanya.