Konten Media Partner

Candi Karu di Merauke, Terbuat dari Tanah dan Ranting Kering

21 Desember 2019 18:18 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musamus atau rumah semut yang banyak  ditemui di Merauke. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
zoom-in-whitePerbesar
Musamus atau rumah semut yang banyak ditemui di Merauke. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
ADVERTISEMENT
Merauke, BUMIPAPUA.COM - Musamus atau rumah semut sebenarnya bukanlah sarang yang dibuat oleh semut. Mahakarya alam ini dibuat dari hewan sejenis rayap Macrotermes.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa suku Kanume, Merauke, rumah semut layaknya sebuah candi yang tinggi menjulang dan biasa disebut Karu.
Karu hanya terdapat di kawasan Taman Nasional Wasur (TNW) dan di Salor, Distrik Kurik.
Karu juga banyak ditemui di sepanjang jalan kearah Distrik Sota, perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Termasuk di sepanjang jalan trans nasional yang membelah hutan TNW.
Karu menyatu dengan hutan pohon bus. Sedangkan di Distrik Kurik, Karu dapat dijumpai di sebuah lapang luas, di tengah permukiman warga.
Salah satu masyarakat adat suku Kanume, Merauke, Alosius Sangra menuturkan, Karu atau sarang semut tidak membawa manfaat untuk kesehatan manusia. Berbeda dengan sarang semut yang menempel di pepohonan.
"Karu atau musamus ini bagi suku Kanume hanya digunakan sebagai alat pembakar, penganti batu dalam acara bakar sagu sef, makanan tradisional asli suku Marind," jelasnya, Sabtu (21/12).
ADVERTISEMENT
Dalam pembakaran sagu sef, musamus digunakan sebagai pengganti batu, sebab di Merauke sangat jarang ditemukan batu.
Rongga pada Musamus atau rumah semut yang banyak ditemui di Merauke. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
Kata Alosius, proses pembuatan rumah semut biasa dilakukan pada musim hujan oleh rayap atau semut. Sementara, pada musim kemarau, musamus digunakan sebagai tempat berlindung semut atau rayap dari sengatan matahari.
"Di dalam rumah semut terdapat rongga yang saling terhubung. Ada ruang-ruang kecil tempat berlindung. Istana Karu ini terbuat dari tanah, daun kering, ranting kering, dan rumput kering, lalu perekatnya dari lendir semut," ujarnya.
Alosius menyebutkan musamus biasa dibuat hingga belasan tahun dengan tinggi bisa mencapai 12 meter. "Saya pernah melihat yang paling tinggi sekali," katanya.
Dikutip dari situs Web Rayap, sebagian dari spesies Macrotermes memang senang membangun sarang berbentuk gundukan. Sedangkan ada beberapa spesies rayap yang membangun liang di bawah tanah.
ADVERTISEMENT
Seperti layaknya jenis rayap, maka Macrotermes pun memiliki struktur sosial. Ada ratu, juga rayap pekerja, dan rayap tentara. Para pekerja inilah yang membangun rumah rayap.
Warna kepala prajurit biasanya berwarna orange atau cokelat kemerahan. Untuk jenis Macrotermes carbonarius hampir semuanya berwarna hitam.
Koloni rayap yang hidup di Merauke, membutuhkan tempat yang lebih dingin dan lembab sebagai tempat perlindungan dan perkembangbiakan. Gundukan akan memberi perlindungan terhadap panasnya matahari dan memulihkan kehancuran yang terjadi.
Rumah ini merupakan gabungan struktur yang memiliki komposisi dan saluran udara.