Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Filosofi Ukiran di Festival Asmat Pokman
8 Oktober 2022 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Asmat, BUMIPAPUA.COM- Sebanyak 200 pengukir dari berbagai pelosok kampung di Asmat menunjukan kemampuannya mengukir di Festival Asmat Pokman 2022.
ADVERTISEMENT
Para peserta mengukir kayu putih berukuran 30 - 40 sentimeter. Ukiran yang dihasilkan berupa patung berwujud manusia khas Asmat.
Ketua Panitia Festival Asmat Pokman 2022, Emerikus Sarkol menjelaskan demonstrasi ukiran merupakan bentuk pengakuan atas karya seni.
Para pengukir kebanyakan berumur 40-50 tahun. Masyarakat Asmat percaya pada usia tersebut merupakan usia yang mapan bagi pengukir profesional berdasarkan standar festival. Sebelum tampil di festival tersebut, para pengukir telah mendapatkan nomor seleksi di tingkat distrik.
Pengukir merupakan peserta yang ukirannya akan dilelang kepada pengunjung di Festival Asmat Pokman. Tak ada ritual khusus dalam mengukir atau memahat, sebab demonstrasi ini dilakukan agar pengunjung melihat cara pengukir bekerja.
“Filosofinya, para pengukir akan mengukir wajah-wajah leluhur yang sudah meninggal dunia. Jadi, kalau mereka mengukirnya jelek, ya mereka tidak dapat harga yang bagus saat pelelangan,” kata Emerikus, Sabtu (8/10/2022).
ADVERTISEMENT
Festival Asmat Pokman sebelumnya dikenal dengan Pesta Budaya Asmat. Festival ini sempat vakum 3 tahun karena pandemi COVID-19.
Festival Asmat Pokman ke-35 tahun ini dimulai pada 7-12 Oktober 2022, di Kota Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. Terdapat 590 seniman dan seniwati yang terdiri dari 200 pengukir, 60 pengayam, 180 penari dan 150 orang ahli manuver perahu.