Konten Media Partner

Kronologi Pilot SAM Air Selamat dari Tembakan KKB Nduga

7 Juni 2022 18:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo SAM Air. (Foto IG@samair.indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Logo SAM Air. (Foto [email protected])
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Presiden Direktur Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air, Wagus Hidayat menceritakan kronologi kejadian pilot dan co pilot SAM Air PK-SMG selamat dari tembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa terjadi saat pesawat yang mengangkut sembako dari Wamena dengan tujuan Nduga ditembaki KKB di Bandara Kenyam Kabupaten Nduga, Selasa (7/6/2022) pukul 10.50 WIT.
Kata Wagus, saat pesawat yang dipiloti M. Farhan Fachri dan co pilot atas nama Reza Ariestha Ragainaga berhasil mendarat di Bandara Kenyam Nduga dan memarkir pesawat di apron, tiba-tiba lima menit berselang pesawat didatangi sekelompok orang dan langsung melakukan penembakan dan penyerangan ke pesawat.
"Banyak tembakan mengarah ke pesawat. Saat itu juga, pilot dan co pilot berhasil turun dari pesawat dan langsung loncat ke gorong-gorong sekitar apron dan berhasil kabur menjauh dari pesawat. Alhamdullilah, mereka diberikan perlindungan oleh masyarakat dan aparat keamanan," kata Wagus saat dihubungi melalui gawainya, Selasa (7/6/2022).
ADVERTISEMENT

Tak Ada Penjagaan Keamanan

Kata Wagus, dari penuturan pilot dan co pilot, di sekitar bandara tak ada penjagaan aparat keamanan, termasuk tak ada pengamanan dari Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
"Saya sudah konfirmasi ke Kopasgat, memang tak ada pasukannya disana, yang ada hanya Brimob dan TNI AD. Kami sangat menyayangkan penjagaan di bandara tak nampak," jelas Wagus.
Apalagi menurutnya, Bandara Kenyam menjadi salah satu bandara yang rawan gangguan keamanan. Ia pun minta pemerintah daerah menyikapi keadaan ini dengan serius.
"Kenyam ini kan sudah jelas seringkali mengalami gangguan keamanan dan sampai saat ini tak ada tindak lanjut serius. Kami mohon perhatian pemerintah melihat hal ini, terlebih maskapai penerbangan dituntut memberikan pelayanan maksimal. Kopasgat itu harusnya ada di bandara, karena pasukan ini yang lebih memahami pengamanan di bandara, terlebih di daerah rawan," katanya.
ADVERTISEMENT