Melihat Tarian Perang Suku Dani di Festival Lembah Baliem, Papua

Konten Media Partner
8 Agustus 2019 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atraksi tarian perang di wilayah Pegunungan tengah Papua yang ditampilkan pada FBLB 2019. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
zoom-in-whitePerbesar
Atraksi tarian perang di wilayah Pegunungan tengah Papua yang ditampilkan pada FBLB 2019. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM –Ribuan wisatawan domestik hingga mancanegara menyaksikan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-30 yang berlangsung di Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Kamis (8/8).
ADVERTISEMENT
Salah satunya Bob, wisatawan asal Tiongkok ini merasa beruntung dapat melihat langsung pagelaran budaya Suku Dani di Lembah Baliem ini.
Pagelaran Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) digelar hingga Sabtu (10/8). Dalam pagelaran tersebut banyak disuguhkan tarian kolosal, budaya bakar batu, atraksi tarian perang, dan beragam pertunjukkan budaya setempat lainnya.
Wisatawan asing antusias mengikuti pertunjukan pada Festival Baliem di Wemena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
“Ini pertama kalinya saya datang ke Lembah Baliem dan bisa memotret Suku Dani asal Papua,” kata Bob yang hobi memotret, saat ditemui BumiPapua di Wamena, Kamis (8/8)
Tarian kolosal pada FBLB 2019 melibatkan lebih dari 500 orang penari. Banyak pelajar SMA di Wamena ikut berpartisipasi dalam kegiatan tarian kolosal. Tarian kolosal berdurasi 20 menit, membentuk formasi FBLB ke-30 tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Tak hanya tarian, FBLB turut memamerkan noken raksasa hasil rajutan mama asli Wamena sepanjang 30 meter yang tercatat sebagai rekor MURI.
Rekor MURI kepada Pemkab Jayawijaya yang telah menampilkan noken 30 meter, terpanjang di Papua yang dianyam oleh mama asli Papua dari Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Bupati kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, menyebut FBLB merupakan festival seni dan budaya tertua di tanah Papua yang terus hadir untuk melestarikan warisan budaya Papua. FBLB terinspirasi dari kehidupan masyarakat Papua di masa lampau, khususnya perang suku di Papua.
Bupati Jhon menambahkan, selama 30 tahun berlangsung, FBLB telah memberikan banyak dampak positif dalam membentuk pola pikir masyarakat lokal di Jayawijaya, untuk semakin mengerti bahwa perang suku sesungguhnya sangat merugikan dampak sosial bagi kehidupan masyarakat.
“Perang suku seharusnya dilestarikan dengan cara edukasi, salah satunya melalui festival seperti ini. FBLB juga menjadi sarana melindungi nilai seni, budaya, dan adat Papua serta mendorong peningkatan sektor pariwisata, pembangunan, dan ekonomi masyarakat lokal,” kata Jhon.
ADVERTISEMENT
FBLB Warisan Budaya Indonesia
Pembukaan FBLB 2019 di Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mengatakan Indonesia sangat kaya dengan warisan budaya, mulai dari Sabang sampai Merauke terdapat beragam unsur budaya dan menjadi kekuatan Indonesia dibandingkan negara lain.
Yohana melanjutkan, secara umum budaya masyarakat di dunia menempatkan laki-laki pada hierarki teratas, sedangkan perempuan menjadi nomor dua. Padahal jelas bahwa peran perempuan berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa.
“Perempuan harus menjadi sosok terdepan yang mampu menjaga warisan budaya Indonesia. Jangan sampai keasliannya terpengaruh unsur dan budaya negara lain di era globalisasi,” kata Menteri Yohana, saat membuka FBLB di Wamena, Rabu (7/8).
Yohana menyebut anak sebagai generasi penentu bangsa harus diajarkan memahami warisan budaya Indonesia sejak dini. Perempuan dan anak juga harus dijaga dan dilibatkan dalam pembangunan, termasuk pelestarian budaya Indonesia.
Masyarakat dari Suku Dani yang ikut dalam FBLB 2019. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
FBLB menjadi bukti kepedulian pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap pelestarian warisan budaya lokal. Saya bangga dapat membuka FBLB dan melihat keragaman warisan budaya tanah Papua yang membuat saya semakin bangga menjadi orang asli Papua,” ujar Yohana.
ADVERTISEMENT
Yohana berpesan kepada Bupati Jayawijaya bahwa hak dan perlindungan perempuan dan anak di tanah Papua harus dapat terpenuhi dengan baik.
“Sebab perempuan dan anak merupakan bagian yang tidak boleh terlepaskan dari pembangunan dan pemersatu bangsa Indonesia," tutup Yohana.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, mengatakan FBLB telah mencapai usia 30 tahun dan menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam pelestarian warisan budaya Papua.
"30 tahun berjalan, FBLB tetap eksis berada dalam Top 100 Calendar of Events Wonderful Kementerian Pariwisata. Beberapa faktor pendukungnya ialah sebuah festival yang memiliki nilai budaya dan kreativitas, memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat lokal dan komitmen pemerintah daerahnya dalam menyelenggarakan festival budaya," kata Riska.
ADVERTISEMENT
Riska berharap festival budaya seperti FBLB terus dilakukan setiap tahun di Indonesia. Budaya merupakan salah satu identitas sebuah bangsa, oleh karena itu harus dilestarikan. (Stefanus Tarsi)