Konten Media Partner

Pangdam Cenderawasih: Keamanan Kiwirok Rawan Terkendali

22 September 2021 12:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono (kanan) saat berbincang dengan tenaga kesehatan Kiwirok yang menjalani perawatan di RS Marthen Indey Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono (kanan) saat berbincang dengan tenaga kesehatan Kiwirok yang menjalani perawatan di RS Marthen Indey Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono menjelaskan situasi keamanan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang rawan terkendali.
ADVERTISEMENT
Pangdam menyebutkan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) masih berkeliaran di sekitar Kiwirok.
“Artinya, walau situasi terkendali oleh personel di lapangan, tapi masih rawan. Ini tetap harus diantisipasi,” jelas Pangdam, Rabu (22/9) ditemui di Jayapura.
Untuk pertebalan pasukan, selain petugas pengamanan daerah rawan, Kodam Cenderawasih telah mengirim pasukan tambahan dari Yonif 751 Sentani sebanyak 15 orang dan juga diperkuat dengan pasukan dari Satgas Nemangkawi Polri.
“Pengejaran kepada mereka yang melakukan perbuatan biadab ini tetap dilakukan,” jelasnya.
Pangdam berujar hari ini ada 3 orang warga sipil yang dievakuasi ke Jayapura yakni 2 orang pendatang dan seorang ibu asal Distrik Kiwirok yang dengan keinginan sendiri turun ke Jayapura.
“Sebelumnya 3 orang warga sipil ini telah mengungsi ke pos pengamanan Kiwirok dan hari ini sudah dievakuasi ke Jayapura,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun aparat keamanan mengklaim telah menguasai Distrik Kiwirok, namun sehari sebelumnya seorang anggota TNI tewas tertembak KSTP, saat mengamankan lokasi pendaratan pesawat untuk evakuasi jenazah Suster Gabriella Meilani (22).
Distrik Kiwirok pada Senin (13/9) diserang oleh KSTP pimpinan Lamek Taplo. Dalam kejadian ini, Suster Gabriella meninggal dunia, seorang matri kesehatan Gerald Sokoy belum diketahui keberadaannya dan 9 orang tenaga kesehatan lainnya mengalami trauma dan luka-luka akibat penganiayaan yang dilakukan oleh KSTP tersebut.
Tak hanya menganiaya tenaga kesehatan, KSTP Lamek Taplo juga membakar Puskesmas Kiwirok, Bank Papua Kiwirok, sekolah, rumah guru dan tenaga kesehatan, termasuk rumah warga.