Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Password Sharing: Bentuk Kepercayaan atau Pelanggaran Privasi?
4 Mei 2025 15:13 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Bunga Nur Anisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
PENDAHULUAN
Di era internet saat ini, aplikasi seperti Netflix, Spotify, dan akun media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Pasangan, anggota keluarga, dan teman dekat berbagi kata sandi juga semakin umum. Di satu sisi, tindakan ini sering dianggap sebagai tanda kedekatan emosional dan kepercayaan dalam hubungan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, berbagi data login juga menimbulkan risiko keamanan dan kemungkinan pelanggaran privasi, terutama jika hubungan personal berubah atau berakhir. Fakta ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah berbagi password merupakan bentuk kepercayaan dan kasih sayang atau justru pelanggaran privasi yang seharusnya dilindungi? Ini akan membahas perspektif yang berbeda tentang tindakan tersebut, serta konsekuensi sosial dan digitalnya.
Kebanyakan orang orang beralasan bahwa berbagi password satu sama lain antar pasangan:
1.) Agar terhindar dari perselingkuhan
2.) Bukti kepercayaan antar pasangan
3.) Ingin tahu lebih dalam tentang pasangannya
4.) Tekanan Sosial atau rasa insecure yang juga jadi pemicu.
ADVERTISEMENT
Tidak, pasangan tidak harus tahu apa yang dilakukan satu sama lain di akun mereka. Menghormati batas privasi satu sama lain bukanlah cara untuk membangun kepercayaan dalam hubungan yang sehat. Setiap orang memiliki hak untuk memiliki ruang pribadi, yang dapat diakses melalui email, akun media sosial, atau layanan online lainnya.
Keterbukaan penting, tetapi tidak berarti Anda harus berbagi semua hal tanpa batas. Kewajiban untuk saling memberi akses dapat mengaburkan perbedaan antara trust dan control. Hubungan yang didasarkan pada rasa saling percaya tidak memerlukan komunikasi yang jujur dan saling menghargai privasi, melainkan bukti berupa password.
Transparansi adalah ketika dua orang terbuka tentang informasi mereka satu sama lain, seperti memberi tahu siapa yang sering menghubungi mereka, akun apa yang mereka miliki, atau menjelaskan dengan jujur mengapa mereka melakukan sesuatu. Tidak ada paksaan untuk memberikan akses langsung adalah dasar transparansi.
Sebaliknya, kontrol muncul ketika salah satu pihak meminta akses ke akun pribadi sebagai syarat untuk memberikan kepercayaan. Ini bisa terdengar seperti "kalau kamu sayang aku, kasih password-mu", di mana kontrol menyamarkan diri sebagai kepercayaan. Pada dasarnya, ini adalah rasa dominasi atau curiga.
ADVERTISEMENT
Berbagi password dengan orang yang Anda cintai dapat menimbulkan masalah jika hubungan mereka berakhir. Akun dapat disalahgunakan untuk menghapus data, mengakses informasi pribadi, melacak aktivitas, atau bahkan menyebarkan konten sensitif setelah akun diputuskan. Akibatnya, sangat penting untuk mempertahankan batas privasi dan mempertimbangkan kembali sebelum memberikan akses digital secara penuh.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanda hubungan yang tidak sehat adalah kecanduan mengontrol atau memata-matai pasangan melalui akses akun pribadi mereka. Ketika seseorang terus memeriksa aktivitas, pesan, atau media sosial pasangannya, itu bukan lagi tentang kepercayaan, tetapi tentang kontrol dan ketidakamanan. Dalam hubungan, perilaku ini dapat berkembang menjadi obsesi, merusak kepercayaan, dan membatasi kebebasan individu.
Praktik berbagi password menimbulkan masalah keamanan data dan kebocoran data. Ketika kata sandi dibagikan, kontrol akses menjadi kurang fleksibel, yang meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan, baik secara sengaja maupun tidak.
Selain itu, data pribadi seperti email penting, informasi keuangan, dan identitas digital dapat diretas atau tersebar jika pasangan menggunakan perangkat yang tidak aman atau menyimpan password sembarangan. Menjaga rahasia akun dalam dunia digital saat ini adalah bagian penting dari perlindungan diri.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan, rasa aman, dan saling menghormati di tempat pribadi adalah dasar hubungan yang sehat dari sudut pandang psikologis. Pasangan mungkin mengalami ketidakamanan emosional atau kecemasan dalam hubungan mereka ketika mereka merasa perlu menghubungi satu sama lain untuk bersantai. Meskipun dibungkus dengan alasan "keterbukaan", pengawasan terus-menerus justru dapat menimbulkan tekanan psikologis dan mengurangi kepercayaan.
Di era modern, kebebasan individu termasuk privasi digital, yang berarti setiap orang berhak memiliki ruang digital yang tidak harus diakses oleh orang lain, termasuk orang terdekat mereka. Memaksakan akses ke akun pribadi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan dan mengaburkan perbedaan antara kedekatan dan pelanggaran.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan, namun membangunnya tidak harus melalui tindakan ekstrem seperti berbagi password. Di tengah perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran akan privasi digital, penting bagi pasangan untuk menemukan cara yang lebih sehat dan saling menghormati dalam menjaga kedekatan. Alih-alih mengandalkan kontrol terhadap akun pribadi, ada berbagai pendekatan yang bisa dilakukan untuk memperkuat kepercayaan tanpa mengorbankan ruang pribadi masing-masing.
Berikut alternatif sehat yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan satu sama lain:
1.) Komunikasi terbuka dan jujur
2.) Menunjukkan bukti cinta lewat tindakan, bukan sandi
ADVERTISEMENT
3.) Menjaga ruang pribadi tanpa menyembunyikan hal penting
KESIMPULAN
Berbagi password dengan pasangan bisa jadi tanda kepercayaan, tetapi jika dilakukan tanpa batas yang jelas, itu juga bisa melanggar privasi dan menciptakan hubungan yang tidak sehat. Komunikasi dan rasa aman, bukan pengawasan, menciptakan kepercayaan yang benar. Menjaga privasi berarti menghormati ruang pribadi dalam hubungan daripada menyembunyikan sesuatu.
Penulis: Bunga Nur Anisah, Mahasiswi Universitas Pamulang Jurusan Ilmu Komunikasi