Konten dari Pengguna

Nilai-Nilai Tradisi Jeguran di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin, Kajen, Margoyoso

A Rima Mustajab
Mahasiswa, Magister Studi Islam, IAIN Kudus, 2023
28 Oktober 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A Rima Mustajab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
 ilustrasi: Nilai Dalam Tradisi Jeguran Di Acara Haul Mbah Mutamakkin Kajen, Margoyoso, Pati. Sumber Gambar: A Rima Mustajab
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: Nilai Dalam Tradisi Jeguran Di Acara Haul Mbah Mutamakkin Kajen, Margoyoso, Pati. Sumber Gambar: A Rima Mustajab
Desa Kajen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dikenal dengan tradisi keagamaan yang kental dan beragam. Salah satu tradisi yang terkenal dan unik adalah tradisi "Jeguran" yang dilakukan di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin. Blumbang ini adalah sebuah kolam yang diyakini masyarakat setempat memiliki nilai sakral, terutama karena hubungannya dengan Mbah Mutamakkin, seorang ulama besar dan tokoh penting dalam penyebaran Islam di wilayah Pati. Tradisi Jeguran di tempat ini memuat nilai-nilai yang sarat akan makna spiritual dan kebudayaan yang menarik untuk dipahami.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian yang dipublikasikan di JASNA: Journal for Aswaja Studies Volume 3 No. 2 oleh Evi Ziadaturrohmah, Nur Chasanah, dan Dany Miftah M. Nur, tradisi Jeguran di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin, Desa Kajen, Pati, memiliki nilai-nilai spiritual yang mendalam. Tradisi ini dilaksanakan setiap malam suro, di mana masyarakat dan para pelajar menceburkan diri ke kolam di samping makam Mbah Mutamakkin. Penelitian ini menemukan bahwa "tradisi Jeguran dipercaya membawa berkah," dan mengandung berbagai nilai seperti nilai tauhid, ibadah, persatuan, perjuangan, tanggung jawab, persaudaraan, serta nilai-nilai pesantren (Ziadaturrohmah et al., 2023).

1. Nilai Spiritual

Tradisi Jeguran di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin merupakan ritual yang sarat dengan nilai spiritual. Masyarakat setempat meyakini bahwa air di Blumbang ini memiliki keberkahan khusus yang dapat membersihkan diri baik secara lahir maupun batin. Kegiatan Jeguran, yang secara harfiah berarti "mandi," melibatkan prosesi membersihkan diri di Blumbang sebagai bentuk penyerahan diri kepada Tuhan. Ritual ini dimaknai sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan mengharapkan keselamatan serta ketenangan batin. Bagi masyarakat Desa Kajen, mandi di Blumbang Sarean bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi juga simbol penyucian jiwa.
ADVERTISEMENT

2. Nilai Historis dan Kebudayaan

Tradisi Jeguran memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan sosok Mbah Mutamakkin. Beliau dikenal sebagai penyebar agama Islam yang menyebarkan ajaran tasawuf atau spiritualitas dalam Islam. Sebagai seorang ulama yang dihormati, segala sesuatu yang berkaitan dengannya dianggap sebagai warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan. Tradisi Jeguran di Blumbang ini menjadi salah satu bentuk penghormatan terhadap jasa dan keteladanan Mbah Mutamakkin, serta sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai kebudayaan yang beliau wariskan kepada masyarakat sekitar. Melestarikan tradisi Jeguran berarti menjaga sejarah dan kebudayaan yang telah ada selama berabad-abad.

3. Nilai Sosial dan Kebersamaan

Tradisi Jeguran di Blumbang Sarean juga menjadi ajang bagi masyarakat Desa Kajen untuk berkumpul dan saling berinteraksi. Prosesi ini tidak hanya melibatkan kegiatan individual, tetapi juga dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk mempererat hubungan sosial dan memperkokoh ikatan kekeluargaan. Melalui Jeguran, masyarakat saling mengenal lebih dekat, bekerja sama dalam menjaga Blumbang, serta saling mendukung dalam menjalankan tradisi yang sama.
ADVERTISEMENT

4. Nilai Pendidikan dan Moral

Tradisi Jeguran juga mengandung nilai pendidikan moral bagi masyarakat. Dalam prosesi Jeguran, terdapat berbagai pesan moral yang diajarkan oleh tokoh masyarakat atau pemuka agama, terutama terkait pentingnya hidup bersih, menjaga kesucian, serta menghormati leluhur. Prosesi ini juga mengajarkan tentang kesederhanaan, penghormatan terhadap sesama, dan kepatuhan kepada tradisi yang diwariskan. Pendidikan moral ini sangat bermanfaat, khususnya bagi generasi muda, yang diharapkan dapat terus melestarikan tradisi ini dengan tetap memahami makna filosofis di baliknya.

5. Nilai Keberlanjutan Budaya

Tradisi Jeguran di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin telah berlangsung secara turun-temurun dan dianggap sebagai salah satu simbol budaya lokal yang berharga. Masyarakat Desa Kajen berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tidak hilang ditelan perkembangan zaman. Upaya pelestarian ini dilakukan dengan melibatkan semua generasi, baik tua maupun muda, dalam kegiatan Jeguran, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya terus hidup dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Kajen.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Tradisi Jeguran di Blumbang Sarean Mbah Mutamakkin bukan sekadar ritual biasa, tetapi memiliki makna dan nilai yang mendalam bagi masyarakat Desa Kajen. Nilai-nilai spiritual, historis, sosial, pendidikan, dan keberlanjutan budaya yang terkandung dalam tradisi ini memperlihatkan kekayaan budaya yang tak ternilai. Dengan melestarikan tradisi Jeguran, masyarakat Desa Kajen bukan hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menjaga jati diri dan identitas budaya yang kental akan makna. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.