Konten dari Pengguna

Ketika BUMN Mendominasi: Ancaman atau Peluang bagi Sektor Swasta?

Ruslan Effendi
Suka mengamati anggaran negara dan BUMN. Lulusan S3 Akuntansi UGM.
18 Maret 2025 12:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ruslan Effendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendahuluan
buildings-milan-Italy (Ilustrasi) Image by vwalakte on Freepik
zoom-in-whitePerbesar
buildings-milan-Italy (Ilustrasi) Image by vwalakte on Freepik
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, menguasai sektor-sektor strategis seperti energi, telekomunikasi, transportasi, dan perbankan. Namun, ketika dominasi BUMN semakin kuat, muncul pertanyaan: apakah ini menjadi ancaman bagi perusahaan swasta atau justru peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif?
ADVERTISEMENT
Beberapa negara, seperti Tiongkok, mengalami tantangan besar ketika BUMN mendominasi pasar dan menghambat pertumbuhan usaha swasta. Sebaliknya, negara seperti Singapura mampu menyeimbangkan peran BUMN dan sektor swasta secara harmonis, menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif namun tetap stabil. Artikel ini akan membahas dampak dominasi BUMN terhadap sektor swasta, baik dari sisi tantangan maupun potensi manfaat yang bisa dioptimalkan, serta bagaimana Indonesia bisa belajar dari Singapura dalam menciptakan keseimbangan ekonomi.
Dampak Positif (Peluang bagi Sektor Swasta)
1. Ekosistem Bisnis yang Lebih Stabil
Di sisi lain, keberadaan BUMN juga memberikan stabilitas bagi perekonomian. Dalam sektor-sektor strategis seperti energi dan transportasi, peran BUMN dapat memastikan ketersediaan layanan dan kestabilan harga, yang pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan sektor swasta lainnya. Misalnya, infrastruktur yang dibangun oleh BUMN seperti jalan tol atau jaringan listrik dapat membantu bisnis swasta berkembang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
2. Peluang Kemitraan dan Kolaborasi
BUMN tidak selalu menjadi pesaing, tetapi juga bisa menjadi mitra bagi perusahaan swasta. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak BUMN mulai menggandeng perusahaan swasta dalam bentuk kemitraan bisnis atau skema Public-Private Partnership (PPP). Misalnya, sektor startup dan teknologi di Indonesia mulai mendapatkan dukungan dari perusahaan-perusahaan BUMN melalui investasi dan kolaborasi strategis.
3. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
BUMN sering kali menjadi tempat pelatihan bagi tenaga kerja berkualitas. Karyawan yang telah berpengalaman di BUMN kemudian dapat berpindah ke sektor swasta, membawa pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, sehingga meningkatkan daya saing perusahaan swasta di berbagai industri.
4. Mendorong Reformasi dan Transparansi
Jika dikelola dengan baik, keberadaan BUMN yang dominan dapat menjadi alat reformasi ekonomi yang lebih baik. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi di BUMN juga bisa menjadi standar yang mendorong perusahaan swasta untuk meningkatkan tata kelola mereka, sehingga menciptakan lingkungan bisnis yang lebih profesional dan kompetitif.
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif (Ancaman bagi Sektor Swasta)
1. Berkurangnya Ruang bagi Usaha Swasta
Salah satu dampak utama dominasi BUMN adalah semakin menyempitnya ruang bagi perusahaan swasta untuk berkembang. Di sektor-sektor yang dikuasai oleh BUMN, perusahaan swasta sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pasar, karena kehadiran BUMN yang memiliki modal besar dan dukungan pemerintah. Persaingan menjadi tidak seimbang, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang ingin berkompetisi di bidang yang sama.
2. Distorsi dalam Kompetisi Pasar
BUMN sering kali mendapatkan berbagai fasilitas istimewa dari pemerintah, seperti kemudahan akses permodalan dari bank BUMN, monopoli di sektor tertentu, hingga perlindungan dari kebijakan regulasi. Hal ini menciptakan persaingan yang tidak sehat, di mana perusahaan swasta harus berjuang lebih keras tanpa adanya perlakuan yang setara dalam pasar.
ADVERTISEMENT
3. Inovasi Terhambat
Dalam ekonomi yang kompetitif, perusahaan swasta cenderung lebih inovatif karena mereka harus terus beradaptasi dengan perubahan pasar untuk bertahan. Namun, jika dominasi BUMN terlalu besar, ruang bagi inovasi swasta menjadi terbatas. Kurangnya persaingan dapat menyebabkan stagnasi dalam pengembangan produk dan layanan, karena tidak ada dorongan bagi BUMN untuk meningkatkan kualitas atau efisiensi.
4. Ketergantungan Terhadap Anggaran Negara
BUMN yang tidak efisien sering kali membutuhkan subsidi atau bailout dari pemerintah. Jika ini terus terjadi, beban fiskal negara meningkat, yang pada akhirnya dapat mengurangi anggaran untuk sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang lebih luas. Sebaliknya, perusahaan swasta yang lebih efisien justru bisa berkontribusi lebih banyak kepada pendapatan negara melalui pajak.
ADVERTISEMENT
Menyeimbangkan BUMN dan Sektor Swasta (Ala Singapura)
Singapura adalah salah satu contoh negara yang berhasil menyeimbangkan peran BUMN dan sektor swasta. Melalui Government-Linked Companies (GLCs), pemerintah tetap memiliki kendali atas sektor-sektor strategis tanpa menciptakan distorsi pasar yang berlebihan. Beberapa strategi yang diterapkan di Singapura adalah:
ADVERTISEMENT
Bagaimana Seharusnya Kebijakan Pemerintah Indonesia?
Untuk menyeimbangkan peran BUMN dan sektor swasta, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendukung persaingan sehat dan memberikan ruang yang lebih besar bagi swasta untuk berkembang. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
ADVERTISEMENT
Ancaman atau Peluang?
Dominasi BUMN dalam perekonomian Indonesia bisa menjadi ancaman jika menciptakan monopoli yang menghambat pertumbuhan sektor swasta. Namun, jika dikelola dengan strategi yang tepat, BUMN juga bisa menjadi peluang bagi sektor swasta melalui kemitraan, stabilitas ekonomi, dan peningkatan kualitas tenaga kerja.
Pelajaran dari Singapura menunjukkan bahwa BUMN dapat berdampingan dengan sektor swasta secara harmonis jika kompetisi pasar tetap adil, regulasi dibuat transparan, dan dukungan bagi sektor swasta diberikan secara proporsional. Jika Indonesia bisa menerapkan model keseimbangan ini, maka dominasi BUMN bukan lagi ancaman, melainkan katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Referensi:
Zhao, Zhong & Zheng, Liang. (2023). The Births of New Private-Owned Enterprises in an Environment of State-Owned Enterprises. IZA - Institute of Labor Economics, IZA Discussion Paper No. 16259.
ADVERTISEMENT