Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kelompok 70 FBD JANTRA Lakukan Digitalisasi Warisan Budaya Desa Petungsewu
12 Agustus 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari KKN Kelompok 70 FBD Jantra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Petungsewu - Lahirnya teknologi berupa media online mampu mempermudah masyarakat untuk mengakses segala informasi dan dapat mempermudah untuk berkomunikasi antar sesama. Pada aspek tersebut, media online yang dimaksud adalah media sosial. Media sosial tidak hanya digunakan untuk kedua aspek tersebut, melainkan dapat digunakan sebagai sarana pemasaran (marketing) yang mampu menjangkau audiens target. Di sisi lain, media sosial berupa instagram dan youtube yang digunakan oleh warga, tidak aktif dalam menyebarluaskan informasi dan kegiatan dari desa kepada masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat luar tidak mengetahui informasi, baik berupa acara maupun lainnya. Maka dari itu, sebagai pendatang, kami selaku anggota KKN Kelompok 70 memutuskan untuk membuat program kerja berupa masifikasi konten. Program kerja tersebut dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa Petungsewu kepada publik dan investor.
Sebagai pendatang, kami menjalani program kerja tersebut dalam bentuk pembuatan video singkat atau recap untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan dan acara yang diadakan pada desa tersebut. Program ini dilaksanakan dengan harapan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dan memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat luas. Melalui video recap tersebut, kami tidak hanya mencatat momen-momen berharga, tetapi juga membantu menciptakan arsip digital yang dapat diakses dan dinikmati oleh masyarakat. Video-video tersebut diunggah melalui akun resmi desa Petungsewu, yaitu instagram dan youtube, yang dirancang untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang kehidupan dan budaya lokal di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Program masifikasi konten budaya yang kami jalankan merupakan upaya untuk memperkuat budaya Desa Petungsewu melalui cultural empowerment. Dengan mendokumentasikan dan mempublikasikan berbagai aspek budaya desa, kami berharap Desa Petungsewu dapat dikenal lebih luas dan menarik perhatian publik. Semoga program ini dapat membantu melestarikan budaya lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat desa." Ungkap Devano, selaku Koordinator Desa Kelompok 70 FBD Jantra.
Sejauh ini, kami telah menghasilkan empat video yang secara khusus untuk menggambarkan kegiatan yang diadakan di desa ini. Video tersebut mencakup berbagai acara tradisional dan perayaan khas yang menjadi bagian dari identitas desa Petungsewu. Video tersebut di antaranya pengajian umum, gugur gunung, pagelaran wayang kulit, dan pagelaran kuda lumping. Untuk mendapatkan izin pembuatan program kerja tersebut, kami melakukan beberapa langkah di antaranya kami meminta akun dan izin untuk menggunakan sosial media milik desa kepada sekretaris desa dan kepala Desa Petungsewu pada tanggal 03 Juli 2024. Setelah kami mendapatkan akun youtube dan instagram, kami menunggu kabar terkait acara desa yang akan dilaksanakan di desa Petungsewu. Setelah itu, pada saat acara berlangsung, kami melakukan pengambilan video sebagai footage yang nantinya akan di edit agar menghasilkan video recap tersebut. Setelah 2 hari acara tersebut dilaksanakan, kami mengunggah video recap tersebut di youtube dan instagram selaku sosial media yang digunakan. Setelah kami menyelesaikan program kerja tersebut, kami memberikan laporan kepada sekretaris desa dan kepala desa di kantor desa pada tanggal 05 Agustus 2024.
Video pertama memberikan gambaran terkait acara Pengajian Umum. Pengajian yang dilaksanakan dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1446 Hijriah merupakan salah satu acara penting di Desa Petungsewu, yang tidak hanya memperingati momen spiritual, tetapi juga sebagai sarana untuk berbagi dengan sesama. Dalam acara ini, Desa Petungsewu memanfaatkan kesempatan untuk memberikan santunan kepada anak-anak yatim dan dhuafa, sebagai wujud kepedulian dan solidaritas sosial yang tinggi. Melalui video yang kami buat, kami bertujuan untuk menampilkan kepada publik betapa besarnya komitmen Desa Petungsewu terhadap nilai-nilai budaya dan sosial yang luhur. Video ini diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak Desa Petungsewu dalam mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan dan memperkuat ikatan komunitas, sekaligus memperkenalkan kepada khalayak luas bahwa desa ini memiliki budaya yang positif dan berharga.
Video kedua memberikan gambaran terkait kegiatan “gugur gunung”. Gugur Gunung adalah salah satu rangkaian dari acara bersih desa yang diadakan sebagai bagian dari peringatan bulan Muharram di Desa Petungsewu. Dalam acara ini, warga desa terlibat secara aktif dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan mereka, yang mencerminkan semangat kebersamaan dan kerjasama yang kuat di antara mereka. Video yang kami buat bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana proses ini berlangsung, dengan menyoroti kontribusi setiap individu dalam upaya kolektif tersebut. Melalui dokumentasi ini, kami ingin menunjukkan kepada publik bahwa tradisi Gugur Gunung tidak hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi juga sebagai wujud nyata dari budaya gotong royong yang mendalam dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari warga Petungsewu. Kegiatan ini menggambarkan kekuatan komunitas dalam menjaga kebersihan dan keharmonisan desa, serta menekankan nilai-nilai solidaritas dan kerjasama yang patut dicontoh oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Video ketiga memberikan gambar terkait acara Pagelaran Wayang Kulit. Pagelaran wayang kulit merupakan salah satu rangkaian acara dalam kegiatan bersih desa yang diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan bulan Muharram, mirip dengan kegiatan "gugur gunung". Dalam sebuah video yang menampilkan Desa Petungsewu, terlihat bagaimana masyarakat setempat menunjukkan kekayaan budaya mereka melalui pertunjukan wayang kulit. Video tersebut memperlihatkan antusiasme dan kebanggaan yang besar dari warga dan aparat desa dalam menampilkan warisan budaya mereka. Pagelaran ini bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga upaya melestarikan dan memperkenalkan potensi budaya Desa Petungsewu kepada generasi muda dan pengunjung. Dengan semangat yang tinggi, Desa Petungsewu berhasil memadukan tradisi dengan semangat kebersamaan, menjadikan acara ini sebagai momen yang berkesan bagi seluruh peserta.
Video keempat memberikan gambaran terkait acara Pagelaran Kuda Lumping. Pagelaran kuda lumping, seperti halnya kegiatan "Gugur Gunung" dan "Wayang Kulit", merupakan bagian dari rangkaian acara bersih desa yang diselenggarakan sebagai peringatan bulan Muharram. Dalam sebuah video yang menampilkan Desa Petungsewu, terlihat bagaimana kuda lumping menjadi budaya yang sangat erat kaitannya dengan desa tersebut. Video ini memperlihatkan warga dan aparat desa yang penuh antusiasme dan rasa hormat terhadap budaya kuda lumping. Dengan semangat kebersamaan, mereka berupaya melestarikan dan memperkenalkan budaya ini kepada generasi muda dan pengunjung. Kuda lumping, dengan kekayaan seni dan sejarahnya, menjadi daya tarik tersendiri yang memperkuat identitas budaya Desa Petungsewu. Penampilan yang penuh semangat dan dedikasi ini mencerminkan betapa pentingnya menjaga tradisi dan warisan budaya dalam kehidupan masyarakat desa, menjadikan acara ini sebagai momen yang berkesan dan bermakna bagi seluruh peserta.
ADVERTISEMENT
"Program kerja berupa masifikasi konten budaya yang dilakukan oleh KKN 70 sangat kami apresiasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik Desa Petungsewu kepada publik serta melestarikan budaya lokal yang kita banggakan. Dengan adanya dokumentasi dan publikasi konten budaya, kami berharap budaya desa ini dapat lebih dikenal luas dan tetap terjaga kelestariannya. Terima kasih kepada tim KKN 70 atas inisiatif dan kerja kerasnya." Ungkap Pak Kustomo, selaku Kepala Desa Petungsewu.
Penulis: Indira Kirana, Riyasty Khalisa Handrawina, Naufal Disa Prayogo, Muhammad Dzaky Ammar, Elysia Akbar