Konten dari Pengguna

Transformasi Digital dan Kerja Hibrida: Strategi Korporasi Pascapandemi

Caroline Sukamto
Mahasiswa Universitas Ciputra
23 April 2025 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Caroline Sukamto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, terutama cara kita bekerja. Sebelum pandemi, model kerja jarak jauh (remote) atau kerja hibrida (hybrid) masih dianggap sebagai hal yang kurang umum. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia—terutama rintisan (startup)—mulai mengadopsi model kerja baru ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka.
ADVERTISEMENT
Kerja hibrida—yakni sistem kerja di mana karyawan bekerja di kantor dan di rumah dalam porsi yang seimbang—telah menjadi norma baru yang diadopsi oleh banyak organisasi. Perusahaan rintisan, dengan fleksibilitas dan budaya yang lebih dinamis, menjadi pelopor dalam model ini. Mereka menemukan bahwa bekerja secara jarak jauh atau hibrida tidak hanya membantu menghemat biaya operasional, tetapi juga memberi mereka keunggulan dalam menarik talenta global yang mungkin tidak dapat mereka jangkau sebelumnya.
Gambar dihasilkan menggunakan AI oleh ChatGPT (OpenAI
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dihasilkan menggunakan AI oleh ChatGPT (OpenAI
Selain itu, transformasi digital juga semakin memperkuat strategi kerja hibrida (hybrid). Perusahaan kini lebih fokus pada investasi dalam teknologi yang mendukung kolaborasi jarak jauh. Platform seperti Zoom, Microsoft Teams, dan Slack telah menjadi alat utama dalam memastikan bahwa kolaborasi antar tim tetap berjalan efektif, meskipun mereka berada di lokasi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun ada banyak keuntungan, model ini tidak tanpa tantangan. Komunikasi yang efektif, keamanan data, dan keseimbangan kerja–hidup menjadi beberapa masalah utama yang perlu dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang mengadopsi sistem kerja hibrida. Budaya perusahaan, yang biasanya terbangun melalui interaksi langsung, juga membutuhkan adaptasi agar tetap terjaga dalam lingkungan kerja yang semakin digital.
Yang jelas, model kerja hibrida dan transformasi digital bukan sekadar fenomena sementara, tetapi telah terbukti menjadi bagian dari strategi korporasi jangka panjang. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar global yang semakin terhubung.