Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gita Gutawa: Berpuasa di Eropa Itu Lebih Susah
16 Mei 2017 14:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Tak terasa bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Tiap umat muslim pasti memiliki caranya tersendiri untuk mempersiapkan bulan penuh berkah tersebut. Begitu juga dengan penyanyi cantik bersuara merdu, Gita Gutawa (24), yang mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
"Nyiapin batin aja, ini bulan yang spesial selalu tiap tahunnya. Jadi ya saya mempersiapkan diri aja untuk puasa," ungkap Gita saat dijumpai di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Putri sulung dari maestro Erwin Gutawa itu berencana untuk menghabiskan sahur dan puasa pertamanya bersama dengan keluarga.
"Iya biasa nya gitu (puasa bersama keluarga) ya. Pertama diusahakan sekali sama keluarga, sama sahur sih, sebisa mungkin bareng keluarga, karena indahnya sahur kan disitu ya," ucapnya.
Gita juga membeberkan tentang menu sahur favoritnya selama bulan Ramadhan.
"Hmm, apa ya. Nasi goreng sih paling atau apapun yang disediakan Mama saya (untuk sahur), kalau untuk buka puasa, teh manis sih yang harus ada," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Menyambut bulan Suci ini, pelantun lagu 'Bukan Permainan' tersebut mengaku tak akan mengurangi aktivitasnya, meskipun menjalani ibadah puasa.
"Kalau kerjaan sih mungkin tetap aja, harus tahu badan, tahu diri juga. Enggak terlalu sesuatu yang berat sih, kalau nyanyi paling kadang suka haus. Tapi, saya percaya tetap bisa melakukan banyak hal. Mungkin bikin ide kreatif gitu, kan malah bisa jadi lebih produktif," jelas Gita.
Baca Juga:
Tahun ini merupakan tahun kedua Gita kembali menjalankan bulan Ramadhan di Tanah Air. Hal ini dikarenakan sebelumnya ia menjalani pendidikan S1 dan S2 nya di London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Lalu, kira-kira ada enggak ya pengalaman berkesan yang dialaminya saat menjalani puasa di negara tersebut?
"Susah. Karena durasinya lebih lama, apalagi belakangan ini puasa selalu di musim summer ya, which is mataharinya lebih lama. Kemarin itu terakhir matahari baru terbenam jam 9 atau setengah 10 malam, sedangkan jam 4 pagi harus udah puasa lagi. Tapi alhamdulillah sih, tetap bisa jalaninnya," kenang Gita.