Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sebelum Mantap Berhijab, Dhini Aminarti Kerap Menangis dalam Salatnya
2 Mei 2017 13:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Proses Dhini untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah belum berakhir sampai dengan mimpi sang ibunda. Kepada kumparan (kumparan.com) Dhini mencoba untuk mengenang kembali semua proses yang harus ia jalani, hingga akhirnya Dhini merasa hidayah itu 'merasuki' dirinya.
ADVERTISEMENT
Ternyata mimpi sang ibunda tentang anak perempuannya memakai baju putih dan hijab ini tidak mempengaruhi hatinya. "Aku cuma bilang 'Ya udah Ma, didoain saja'. Kebetulan mama sama seperti Dimas, sama sekali tidak pernah memaksa aku untuk berhijab," ungkap Dhini saat ditemui di kediamannya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Tanda-tanda lain bahwa Dhini harus memakai hijab justru datang dalam bentuk lain.
Dhini sempat terdiam sesaat sebelum akhirnya meneruskan ceritanya kepada kumparan. Hatinya mulai tergugah saat ia melihat sebuah artikel di media sosial temannya. Judul dari postingan foto tersebut adalah 'Kisah Seorang Wanita yang Taat beribadah, tapi Tidak Bisa Masuk Surga Karena.......'
"Udah judulnya terhenti di situ dan gambarnya seorang perempuan pakai kain kafan. Awalnya bikin aku ragu pengin baca, tapi akhirnya pas aku baca, aku langsung menangis. Aku merasa 'Kok aku banget'," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Apa yang membuat Dhini merasa tersindir dari topik yang ada di dalam postingan tersebut?" tanya kumparan.
"Karena banyak orang yang bertanya (ke Dhini) kapan berhijab? Dan aku selalu jawab hijabin aja dulu hatinya. Aku enggak mau saat berhijab, aku malah ngomongin orang dan ghibah segala macam," jawab Dhini.
Namun, akhirnya pemikiran Dhini semakin terbuka saat salah satu sahabatnya yang juga merupakan istri dari mendiang Ustad Jefri Al Buchori, yaitu Umi Pipik, tidak setuju dengan alasan yang dipaparkan oleh bintang film 'Dunia Lain' ini.
"Si Mbak Pipik bilang sama aku, 'Antara hijab dan akhlak itu enggak bisa jadi satu. Kalau kamu masih seperti itu kamu jangan menyalahkan hijabnya, (tapi) karena kamunya,'" kenangnya.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, postingan di media sosial dan ucapan Umi Pipik terus terngiang-ngiang dalam pikirannya. Di setiap salatnya, artis berusia 33 tahun ini terus menangis selama satu minggu lamanya.
Tak tahan dengan gempuran perasaan yang terus membebaninya, pemain sinteron 'Si Cecep' ini memutuskan untuk curhat ke orang-orang terdekatnya, seperti ibu, adik, dan sepupunya.
"Mama selalu bilang coba saja tanya Dimas. Dimas sih pasti mendukung. Mama oke, terus aku tanya adik aku. Dia malah ketawa. Dia bilang 'Ya enggak apa-apa kalau memang itu yang terbaik buat lo dan lo memang mau komitmen. Jangan sampai tiba-tiba lepas pasang, itu akan memalukan diri lo juga'. Terus orang ketiga itu sepupu aku. Aku tanya transformasi dia juga bagaimana saat akhirnya dia memutuskan berhijab."
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi ia juga menumpahkan kegalauannya kepada Umi Pipik, salah satu orang yang mungkin membuatnya semakin mantap berhijab.
Suatu hari, kata Dhini, Umi Pipik bercerita mengenai mendiang suaminya. Ia mengatakan bahwa tak pernah terpikirkan dalam benaknya akan berpisah dengan Uje secepat itu. Apalagi mendiang Uje meninggal di usia yang masih terbilang cukup muda, karena kecelakaan tunggal.
"Umi bilang, 'Kita enggak pernah tahu loh, Dhin.' Makin nangis aku," katanya.
Cerita itu memang kembali membuat perempuan kelahiran 29 Mei 1983 ini meneteskan air mata. Pikirannya melayang ke sosok mendiang ayahnya yang meninggal secara mendadak di dalam mobil.
"Aku selalu bilang aku enggak mau jalan menuju surga Papa aku susah karena kesalahan aku. Sejak aku akil balig, dosa aku ditanggung Papa aku. Setelah aku menikah dosa aku ditanggung sama suami aku," ungkap Dhini.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya, Dhini meyakini niatnya untuk berhijab. "Aku bismillah dan aku tahu Allah maha pemaaf. Jadi enggak ada kata terlambat saat itu," kenangnya dengan nada penuh haru.
Keyakinannya itu pun akhirnya ia bicarakan dengan Dimas. Ya, Dhini memang memutuskan untuk memilih Dhimas sebagai orang terakhir yang mengetahui keputusannya untuk berhijab setelah ia benar-benar mantap. Tapi, cerita yang ingin disampaikan kepada suaminya pun terus terunda hingga satu hari jelang Dhini bertransformasi.
Awalnya dua hari jelang berhijab Dhini sempat takut untuk menceritakan keputusannya. Sampai akhirnya ia menunda hingga keesokan harinya. Setelah mantap untuk bercerita, Dhini pun bisa menarik nafas lega, karena ternyata pria berusia 37 tahun itu, memiliki firasat bahwa istri tercintanya itu sudah memiliki niat untuk menutup auratnya.
ADVERTISEMENT
"Dimas pun berkata, 'Alhamdulillah kalau itu udah keputusan kamu. Aku enggak maksa, dijalanin aja'," kata Dhini menirukan respons Dimas, sambil tersenyum.
"Akhirnya aku memutuskan berhijab di ulang tahun papaku, Januari. Ya udah, deh Alhamdulillah sampai sekarang," lanjutnya.
Setelah berhijab, tidak banyak perubahan diri yang dirasakan olehnya. Hanya saja, kini ia merasa jauh lebih tenang ketimbang sebelum memakai hijab.