Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Influencer: Penyelamat atau Penghalang Ketahanan Pangan Indonesia?
31 Oktober 2024 18:15 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Carollina Saktya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara dengan kekayaan flora dan fauna yang berlimpah juga menyimpan segudang komoditas pangan, mulai dari padi hingga rempah-rempah yang sudah mendunia. Potensi yang menggiurkan ini ternyata juga menyimpan ancaman serius yang mengintaai ketahana pangan nasional. Ketahanan pangan pada dasarnya adalah situasi di mana individu memiliki akses yang memdami untuk memenuhi kebutuhan pangan yang dibutuhkan, dan untuk mencapainya terdapat empat pilar utama yang harus diandalkan, mulai dari ketersediaan pangan, aksesibilitas, pemanfaatan yang efisien, dan stabilitas pangan. Ketahanan pangan Indonesia tanpa tindakan yang tepat bisa menghilangkan semua potensi nya begitu cepat.
ADVERTISEMENT
Populasi yang kian melesat, perubahan iklim yang dahsyat, dan pola konsumsi yang konsumtif menjadi penyebab yang membuat krisis di Indonesia semakin parah. Tantangan demi tantangan pun kian terasa, mulai dari kebutuhan akan produksi komoditi pangan, distribusi yang merata ke seluruh wilayah di Indonesia, hingga kebiasaan konsumsi masyarakat yang perlu dirubah demi kehidupan yang lebih sehat dan sistem pangan yang berkelanjutan. Keterlibatan semua pihak diperlukan untuk menghadapi tantangan ini, keberlanjutan harus menjadi mantra utama karena tanpa langkah nyata, Indonesia bisa semakin terjebak dalam krisis di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kehadiran influencer di media sosial memang membawa fenomena baru, tetapi tidak semua influencer memiliki kredibilitas atau latar belakang yang sejalan dengan konten yang mereka sajikan, dan hal tersebut menjadi tantangan bagi pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam menyerap informasi. Media sosial pun semakin ramai dipenuhi beragam konten, namun sayangnya edukasi tentang ketahanan pangan masih minim. Banyak influencer memilih topik-topik yang sensasional dan menarik pehatian, sementara isu krusial seperti isu ketahanan pangan terabaikan. Influencer yang ingin mendalami topik ketahanan pangan dapat melakukan kolaborasi dengan ahli atau pihak terkait yang berpengalaman. Kolaborasi ini membuat influencer dapat memastikan bahwa informasi yang mereka bagikan tidak hanya akurat tetapi juga relevan.
ADVERTISEMENT
Membagikan informasi yang bertanggung jawab bukan hanya meningkatkan kredibilitas influencer di mata publik, tetapi juga membangun kepercayaan yang lebih besar dari audiens influencer tersebut. Influencer tak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penggerak hal positif bagi masyarakat. Dengan bertanggung jawab terhadap informasi yang dibagikannya, influencer dapat berpartisipasi sebagai sumber yang dapat diandalkan dalam isu-isu penting yang ada di sekitarnya. Hal ini membuka peluang untuk menciptakan kesadaran yang lebih luas dan mendorong perubahan perilaku yang mendukung ketahanan pangan.
Kehadiran influencer yang berfokus pada pemanfaatan sumber pangan kini mulai menjamur di berbagai platform media, kehadiran mereka bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahan pangan yang terabaikan dan membuka realitas ketersediaan pangan yang melimpah di alam yang seringkali terabaikan oleh banyak orang. Influencer tersebut menunjukkan inovasi dalam pengolahan bahan pangan yang ada dan berupaya menggugah kreativitas masyarakat yang terjebak pada kebiasaan konsumsi lama. Keberaan influencer ini membuktikan bahwa influencer memiliki kekuatan untuk mempengaruhi isu-isu yang selama ini belum dianggap penting oleh masyarakat. Aktivitas influencer tersebut bukan hanya sebatas membangun kolaborasi, tetapi juga menggugah kesadaran dan partisipasi publik tentang ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
Dunia influencer pada bidang pangan juga didukung oleh hadirnya Dennis yang memiliki latar belakang pendidikan pada bidang teknologi pangan, yang di dalam kontennya Dennis mengedepankan inovasi dalam pengolahan bahan pangan. Ia menyajikan konten berisi eksperimen yang berfokus pada pemanfaatan bahan pangan sehari-hari. Dennis berhasil membuat konten tersebut menarik perhatian audiens melalui penyampaian pesan yang jelas tentang pemanfaatan yang bijak. Melalui eksperimen nya, Dennis tidak hanya memberi informasi baru tetapi juga mendorong ketahanan pangan dengan mengajak masyarakat untuk berinovasi dalam menggunakan bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Putri Sari dan Dennis di dunia media sosial menjadi contoh nyata bahwa isu ketahanan pangan dapat diangkat ke ranah digital dengan cara yang menarik dan efektif. Melalui konten yang kreatif dan informatif, keduanya berhasil menarik perhatian publik, menunjukkan bahwa media sosial memiliki kekuatan untuk menentukan isu-isu penting. Meskipun ketersediaan bahan pangan melimpah, tantangan ketahanan pangan masih terus mengintai, sehingga keterlibatan influencer dalam isu ini sangat diperlukan. Kolaborasi yang lebih luas antara influencer, para ahli, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah harus diperkuat. Isu ketahanan pangan bukan hanya soal citra pribadi influencer, tetapi juga merupakan tanggung jawab sosia
Menjadikan ketahanan pangan sebagai fokus utama, dapat membuat influencer memiliki potensi besar untuk menciptakan kesadaran yang lebih mendalam dan kolektif di masyarakat. Peran mereka, terutama yang memiliki basis pengikut yang besar, bisa menjadi kunci untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan di masa depan. Oleh karena itu, melibatkan semua elemen masyarakat dalam upaya ini adalah langkah penting yang harus diambil untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT