Konten dari Pengguna

Ibu sebagai Pilar Utama Pencegahan Stunting, Refleksi di Hari Ibu ke-96

Cely Julianti
Pranata Humas - Anggota Iprahumas Indonesia
22 Desember 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cely Julianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi freepik.com
ADVERTISEMENT
Dalam peringatan Hari Ibu ke-96, perhatian kembali tertuju pada salah satu isu penting yang dihadapi Indonesia, yakni pencegahan stunting. Dengan prevalensi stunting yang masih cukup tinggi, peran ibu dianggap sangat strategis dalam memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.
ADVERTISEMENT
Stunting, atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan tantangan kesehatan yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, meskipun prevalensi stunting telah menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir, angkanya masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 20 persen. Hal ini menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas nasional.
Dalam konteks ini, ibu sebagai pilar utama keluarga memiliki peran sentral. Peran tersebut dimulai sejak masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, periode yang sering disebut sebagai "seribu hari pertama kehidupan". Periode ini menjadi waktu krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, di mana asupan gizi yang cukup, pola asuh yang baik, serta sanitasi yang layak menjadi kunci.
ADVERTISEMENT
Pada tahap kehamilan, ibu memegang tanggung jawab besar untuk memastikan dirinya mendapatkan asupan gizi yang memadai. Gizi seimbang tidak hanya mendukung kesehatan ibu, tetapi juga memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan nutrisi seperti zat besi, protein, dan vitamin D selama masa kehamilan dapat berdampak buruk pada pertumbuhan bayi.
Setelah bayi lahir, ibu juga memiliki peran penting dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama. ASI merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat mencegah bayi mengalami kekurangan gizi. Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizi anak sangat menentukan tumbuh kembang anak di tahap selanjutnya.
Di luar aspek nutrisi, ibu juga berperan dalam membentuk pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak. Kehangatan emosional, stimulasi dini, serta pemberian perhatian penuh kepada anak dapat memengaruhi perkembangan otak anak secara signifikan. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, ibu berkontribusi besar dalam membangun fondasi bagi masa depan anak.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ibu juga memiliki peran dalam menjaga kebersihan lingkungan keluarga. Sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kekurangan gizi. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, ibu membantu mencegah berbagai penyakit yang berpotensi menghambat pertumbuhan anak.
Dalam upaya mendukung peran ibu dalam pencegahan stunting, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program, seperti pemberian edukasi gizi kepada ibu hamil, pemberian suplemen tambahan, serta layanan kesehatan yang terjangkau bagi ibu dan anak. Namun, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada keterlibatan aktif ibu dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan.
Selain itu, kolaborasi antara berbagai pihak juga menjadi faktor penting dalam mendukung ibu menjalankan perannya. Keluarga, komunitas, dan pemerintah memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dan anak. Dengan kerja sama yang solid, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, seiring dengan meningkatnya kualitas hidup generasi penerus bangsa.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Ibu ke-96 menjadi momen refleksi penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk kembali menegaskan komitmen dalam mendukung peran ibu, khususnya dalam upaya pencegahan stunting. Sebagai pilar utama keluarga, ibu memiliki kekuatan besar untuk membentuk masa depan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ibu, diharapkan Indonesia mampu mencapai target eliminasi stunting pada tahun-tahun mendatang.
Pencegahan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab kolektif seluruh bangsa. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ibu adalah motor penggerak utama dalam memastikan anak-anak Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya peran ibu terus dihormati, didukung, dan diberdayakan dalam setiap aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT