Konten dari Pengguna

Menggali Potensi Riset Melalui Literasi Komunikasi

Cely Julianti
Pranata Humas - Anggota Iprahumas Indonesia
2 November 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cely Julianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber ilustrasi : freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber ilustrasi : freepik.com
ADVERTISEMENT
Sebagai institusi yang memiliki peran signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga riset menghadapi tantangan besar dalam menyampaikan hasil penelitian ke masyarakat. Literasi komunikasi di dalam lembaga riset menjadi kunci untuk memastikan bahwa inovasi dan pengetahuan yang dihasilkan dapat dipahami, diterima, dan diaplikasikan oleh khalayak luas. Peningkatan kemampuan komunikasi di antara peneliti, tim komunikasi, dan staf di lembaga riset akan mempercepat proses penyebarluasan hasil penelitian, sehingga memberikan dampak nyata bagi perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Literasi Komunikasi dalam Lembaga Riset
Literasi komunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan memahami, memproduksi, dan menyampaikan pesan secara efektif. Dalam konteks lembaga riset, hal ini berarti mampu menyederhanakan konsep-konsep kompleks yang terkandung dalam penelitian agar lebih mudah dipahami masyarakat awam. Melalui literasi komunikasi yang baik, lembaga riset tidak hanya mampu meningkatkan pemahaman publik, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya riset dan inovasi untuk kemajuan bangsa.
Literasi komunikasi menjadi semakin krusial di era informasi saat ini. Kita hidup di era digital, di mana informasi menyebar dengan cepat, baik informasi yang akurat maupun tidak akurat. Oleh karena itu, sebagai lembaga riset, mempunyai tanggung jawab besar untuk menyampaikan hasil riset dengan jelas dan tepat agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lembaga riset sering kali menghadapi stereotip bahwa penelitian hanya untuk kepentingan akademis dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, banyak sekali hasil riset yang sebenarnya sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, mulai dari inovasi teknologi pertanian hingga pengembangan vaksin. Dengan kemampuan komunikasi yang efektif, lembaga riset dapat menepis pandangan tersebut dan menunjukkan bahwa penelitian memiliki manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Tantangan yang Dihadapi
Namun, menerapkan literasi komunikasi di lembaga riset bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan bahasa antara peneliti dan masyarakat umum. Penelitian ilmiah cenderung menggunakan bahasa teknis dan istilah yang sulit dipahami oleh masyarakat. Tanpa kemampuan untuk menyederhanakan bahasa ini, hasil penelitian dapat terkesan sulit diakses dan tidak relevan bagi publik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan komunikasi di bidang sains juga menjadi kendala. Tidak semua peneliti memiliki keterampilan komunikasi yang baik, sementara jumlah tenaga komunikasi yang memiliki pemahaman mendalam tentang sains juga terbatas. Hal ini menyebabkan adanya jarak antara peneliti dan masyarakat, yang pada akhirnya menghambat penyebaran hasil penelitian.
Diperlukan pelatihan khusus agar peneliti dapat berkomunikasi secara efektif. Tidak semua peneliti terbiasa menjelaskan penelitian mereka dengan bahasa sederhana. Oleh karena itu, pelatihan komunikasi ilmiah sangat penting agar pesan yang disampaikan bisa dipahami oleh masyarakat luas.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknik-teknik dasar komunikasi, tetapi juga memberi pengetahuan tentang cara menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan informasi. Dengan demikian, para peneliti diharapkan bisa lebih luwes dalam menyampaikan hasil penelitian melalui berbagai saluran media, sehingga dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lembaga riset juga mulai bekerja sama dengan media untuk menyampaikan hasil-hasil riset secara lebih mudah dipahami. Melalui kerja sama ini, lembaga riset dan media berkolaborasi dalam membuat konten berita, artikel populer, dan video edukatif yang menjelaskan penelitian dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Dampak Positif Peningkatan Literasi Komunikasi
Meningkatkan literasi komunikasi di lembaga riset telah memberikan dampak positif yang signifikan. Pertama, hasil riset menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik terhadap pentingnya sains dan teknologi. Kedua, komunikasi yang efektif membantu menghindari miskomunikasi atau penyalahgunaan informasi ilmiah, terutama di media sosial.
Contohnya, selama pandemi COVID-19, literasi komunikasi yang baik memungkinkan lembaga riset untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya vaksinasi dengan cara yang jelas dan akurat. Informasi ini membantu mengurangi keraguan masyarakat terhadap vaksin dan mendorong mereka untuk mengikuti program vaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa literasi komunikasi dapat menjadi alat yang efektif untuk menangani isu-isu kesehatan publik.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, peningkatan literasi komunikasi juga memperkuat citra lembaga riset sebagai institusi yang responsif dan bertanggung jawab. Masyarakat akan melihat lembaga riset sebagai sumber informasi yang tepercaya, yang berkomitmen untuk memberikan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan mereka. Pada akhirnya, hal ini meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan riset dan inovasi di Indonesia.
Langkah ke Depan, Literasi Komunikasi sebagai Strategi Berkelanjutan
Untuk menjadikan literasi komunikasi sebagai bagian integral dari kegiatan riset, lembaga riset di Indonesia diharapkan dapat mengintegrasikan program literasi komunikasi ke dalam strategi jangka panjang. Pengembangan modul pelatihan, penyediaan anggaran untuk kegiatan literasi komunikasi, serta penunjukan tim komunikasi yang terlatih di bidang sains menjadi beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lembaga riset juga perlu memperkuat kerja sama dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem komunikasi sains yang lebih luas dan inklusif. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar, diskusi publik, dan kampanye literasi digital yang melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, guru, dan komunitas masyarakat.
Literasi komunikasi bukan sekadar alat untuk menyebarluaskan hasil riset, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial lembaga riset. Dengan literasi komunikasi yang baik, kita bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan memastikan bahwa hasil riset kita tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Peningkatan literasi komunikasi di lembaga riset merupakan langkah penting untuk menjembatani gap antara dunia riset dan masyarakat. Dengan komunikasi yang lebih efektif, hasil-hasil riset dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan memperkuat dukungan publik terhadap sains dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Diharapkan ke depannya, literasi komunikasi menjadi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang lembaga riset di Indonesia, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan bangsa.