Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Snack Rapat Berplastik, Ancaman Lingkungan dan Kesehatan
18 Januari 2025 15:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Cely Julianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Plastik sekali pakai terus menjadi perhatian utama dalam isu lingkungan global. Salah satu sumber penggunaan plastik yang sering luput dari perhatian adalah konsumsi snack dan minuman dalam kegiatan formal seperti rapat, seminar, atau konferensi. Hampir semua acara tersebut menyediakan makanan ringan dalam kemasan plastik dan minuman botol sekali pakai, yang tanpa disadari memberikan dampak negatif besar terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Kemasan plastik yang digunakan untuk snack dan botol minuman seringkali berakhir sebagai sampah yang sulit terurai di lingkungan. Data menunjukkan bahwa plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terdegradasi. Sebagian besar plastik ini berakhir di tempat pembuangan sampah, mencemari tanah, sungai, hingga lautan. Di Indonesia, negara dengan tingkat konsumsi plastik tinggi, limbah plastik dari kegiatan seperti rapat menambah volume sampah yang signifikan.
Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik berpotensi mencemari ekosistem. Plastik yang terpecah menjadi mikroplastik dapat mengalir ke sungai dan laut, masuk ke rantai makanan, dan akhirnya terakumulasi di tubuh manusia. Polusi plastik juga memberikan dampak ekonomi dengan meningkatnya biaya pengelolaan sampah dan menurunkan nilai estetika lingkungan.
Mikroplastik, partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter, kini ditemukan hampir di seluruh lingkungan, termasuk udara, air, dan makanan. Konsumsi makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik meningkatkan kemungkinan paparan mikroplastik. Partikel ini dapat terlepas dari kemasan ke makanan atau minuman, terutama saat terpapar panas atau proses penyimpanan yang tidak ideal.
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang masuk ke tubuh manusia berpotensi menumpuk di organ vital seperti hati, ginjal, dan otak. Akumulasi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi organ dan memicu peradangan kronis. Selain itu, beberapa jenis plastik mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan phthalate, yang diketahui memiliki efek negatif terhadap sistem endokrin, reproduksi, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.
Kebiasaan menggunakan kemasan plastik sekali pakai dalam kegiatan formal tidak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi. Biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan sampah plastik di wilayah perkotaan meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, masyarakat seringkali tidak menyadari konsekuensi jangka panjang dari konsumsi plastik terhadap kualitas hidup.
Selain itu, kebiasaan ini turut menghambat upaya transisi ke ekonomi berkelanjutan. Dengan terus menggunakan plastik sekali pakai, peluang untuk mengembangkan industri ramah lingkungan seperti produk kemasan berbasis bahan organik menjadi terhambat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Alternatif penggunaan wadah makanan yang dapat digunakan ulang, seperti kotak makan stainless steel atau tumbler kaca, perlu menjadi kebiasaan baru dalam setiap kegiatan. Penyedia layanan catering juga dapat berkontribusi dengan menyediakan opsi kemasan biodegradable.
Kesadaran individu juga menjadi faktor penting. Memilih untuk membawa bekal sendiri atau menggunakan botol minum pribadi dapat secara signifikan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. Selain itu, lembaga atau organisasi penyelenggara acara diharapkan dapat menerapkan kebijakan bebas plastik dalam setiap kegiatannya.
Dampak konsumsi snack berkemasan plastik pada lingkungan dan kesehatan manusia bukanlah isu sepele. Tindakan nyata dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan untuk memutus siklus pencemaran plastik dan melindungi masa depan bumi serta kesehatan generasi mendatang.
ADVERTISEMENT