Jumlah Pengungsi Korban Gempa di Batang Dua Bertambah Jadi 446 Jiwa

Konten Media Partner
18 November 2019 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pengungsian di Pulau Batang Dua. Foto: Angkatan muda Gereja Prostestan Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pengungsian di Pulau Batang Dua. Foto: Angkatan muda Gereja Prostestan Maluku
ADVERTISEMENT
Pengungsi korban gempabumi di Kelurahan Mayau dan Perum Bersatu, Kecamatan Pulau Batang Dua, Ternate, Maluku Utara bertambah, ketika gempabumi susulan terus terjadi.
ADVERTISEMENT
Asghar Saleh, Direktur LSM Rorano yang menggalang bantuan di kota Ternate mengatakan, pada Minggu (17/11) malam, tim relawan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) mengabarkan dari Mayau, bahwa ada dua kali gempa susulan yang dirasakan cukup kuat di Pulau Batang Dua.
“Akibatnya, jumlah pengungsi bertambah dari 317 jiwa menjadi 446 jiwa. Ada ibu hamil 7 orang, 29 bayi, 33 lansia, dan 4 orang disabilitas,” ungkap Asghar kepada cermat, Senin (18/11).
Asghar bilang, bantuan dari masyarakat dan beberapa instansi di pusat kota Ternate, berupa popok bayi, kain, makanan siap saji, tikar, selimut, air mineral dan lainnya telah dikirim tadi malam menggunakan kapal very.
Kapolres Ternate AKBP Azhari Juanda saat menyerahkan bantuan korban gempa Pulau Batang Dua ke Pendeta di Gereja Ayam Ternate. Foto: Istimewa
“Bantuan itu sudah sampai pada subuh tadi. Relawan AMGPM sudah bagikan sesuai daftar pengungsi, ada nama, tanda tangan, foto baru terima. Biar tertib. sisanya dibagikan juga ke warga Bido dan Lelewi,” ujar Asghar.
ADVERTISEMENT
Hasil verifikasi data relawan AMGPM menyebutkan, ada 2 korban luka dan dari 30 unit kerusakan rumah, hanya ada 19 rumah rusak, satu gedung Sekolah SM N 11 Kota Ternate, 3 unit sarana ibadah yakni Gereja BKPMI Bido, Gereja GPM Efata Mayau, dan Gereja Eklesia Lelewi.
Bantuan untuk korban gempa di Batang Dua dikirim dari Ternate menggunakan kapal ferry. Foto: Istimewa
“Mereka, tim relawan menemukan, dari 30 unit rumah rusak, itu ada data yang nama warga tidak ada tapi dimasukkan dalam data,” ungkapnya.
Setelah lindu magnitudo 7,1 mengguncang pada Jumat (15/11) pukul 01.17 WIT, hingga kini, Senin (18/11) pukul 15.00 WIT, BMKG Maluku Utara mencatat, sudah terjadi 288 gempabumi susulan.
Asghar menambahkan, saat ini, baru masyarakat dan relawan di Pulau Batang Dua yang melakukan evakuasi secara mandiri ketika lindu susulan mengguncang. Ia berharap, pihak pemerintah segera hadir di tengah masyarakat korban lindu itu.
ADVERTISEMENT
BNPB Mulai Salurkan Bantuan
Badan Nasional Penanggulangan Bencacana (BNPB) pada Senin (18/11) sore, mulai menyalurkan bantuan untuk korban gempa di Kecamatan Pulau Batang Dua.
BNPB mulau menyalurkan bantuan untuk korban gempa di Pulau Batang Dua melalui pelabuhan Ahmad Yani di Ternate. Foto: Anas.
Kepala Seksi (Kasi) Distribusi Logistik BNPB Pusat, Raymond Mnt menjelaskan, Keterlambatan penyaluran bantuan korban gempa itu karena terhambat komunikasi, koordinasi serta transportasi yang menghubungkan akses penyeberangan kapal laut dari Ternate ke Kecamatan Pulau Batang Dua.
Walau begitu, pihaknya tetap berupaya untuk memaksimalkan proses distribusi bantuan bagi korban gempa. Ia bilang, logistik yang dibawa ke lokasi korban gempa, sore ini bersumber dari APBN dan APBD. “APBN itu dari BNPB dan kemudian APBD itu dari APBD Kota Ternate dan APBD Provinsi Malut,” jelasnya.
Sementara itu, untuk jumlah pengungsi yang terdata oleh BNPB RI masih sama dengan data yang dikirim sebelumnya yakni sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK). “Jumlah pengungsi sampai hari ini kita masih menggunakan data yang sama dengan kemarin yang dikirim hari pertama, hari ini tim turun. Kita akan lakukan ferivikasi ulang apakah dia bertambah atau tetap dengan data yang ada,” ungkapnya.
Kepala Seksi (Kasi) Distribusi Logistik BNPB Pusat, Raymond Mnt Foto: Anas
Sementara Plh. Sekretaris BPBD Malut, Ali Yau saat diwawancarai mengaku, untuk data kerusakan akibat gempa di Kecamatan Batang dua yaitu terdiri dari 30 unit rumah penduduk rusak ringan, 3 gereja rusak ringan, bangunan SMA N 11 rusak ringan, dan satu perkantoran yaitu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), sementara jumlah warga yang mengalami luka ringan sebanyak dua orang.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Malut dan Pemerintah Kota Ternate mulai mendistribusikan bantuan korban gempa Batang Dua berupa 19 kotak family kit, 29 kotak kit sweat, 60 perlengkapan sekolah, 75 sandang, 95 selimut, 10 lembar tenda gulung ukuran besar, 40 matras, 7 kotak kesehatan keluarga, 1 ton beras, 100 dus mie instan, dan 100 kemasan minyak goring ukuran 2kg.
Ratusan pengungsi di Pulau Batang Dua terlihat tidur di lokasi pengungsian dengan tenda seadanya. Foto: Angkatan muda Gereja Prostestan Maluku
Menurut dia, informasi yang dihimpun BPBD Malut, pada siang harinya, warga korban gempa beraktivitas di rumah masing-masing, sedang pada malam harisnya, warga tidur di luar rumah atau tempat yang dianggap aman.
Ali juga mengaku, proses distribusi bantuan ke pulau Batang Dua agak terlambat, semestinya, penanganan korban bencana sudah dilakukan satu hari setelah kejadian. Namun, ia menegaskan bahwa Pemerintah tetap tidak akan tinggal diam dengan situasi yang terjadi sekarang.
ADVERTISEMENT
“Kalau memang bilang Pemerintah tidak ada, yang paling di bawah itu Pemerintah Kelurahan, kita lakukan komunikasi terus dengan BPBD Kota, dan BPBD kota melakukan komunikasi dengan Pemerintah setempat untuk mengambil langkah penanganan lebih awal sebelum Pemerintah Kota turun melakukan penanganan,” katanya.
“Jadi, penanganan sudah dilakukan Pemerintah Kelurahan, nanti Pemerintah Kabupaten secara berjenjang menyalurkan bantuan. Tadi ini kan kapal yang kita gunakan itu kapal kecil yang dihibahkan Kementrian Perhubungan, sehingga kita takut ambil risiko sehingga barang itu sudah kita alihkan menggunakan kapal KSOP,” tambahnya.
Terpisah, Kepala BMKG Ternate, Kustoro Heriyatmoko ketika ditemui di Pelabuhan A. Yani Ternate siang kemarin menjelaskan, hingga pukul 14.00 WIT, jumlah gempabumi susulan yang terjadi pasca gempa magnitude 7,1 di Laut Maluku adalah 287 gempa bumi, dengan gempa dirsakan sebanyak 11 kali, dari gempa-gempa tersebut adalah susulan yang paling tinggi maghnitude 6 poin 1, dan yang paling kecil adalah maghnetude 2 poin 7.
ADVERTISEMENT
“Sampai saat ini susulan tetap masih ada, dan kita akan monitoring terus sampai keseluruhanya selesai, walaupun selesai, tetap di wilayah situ kan di wilayah subduksi yang aktif, tetap akan terus terjadi gempabumi, dalam hari-hari biasa tidak ada gempa susulan, dia bisa terjadi 3 sampai 4 kali gempa di wilayah tersebut,” katanya.
Tim BMKG kata Kustoro, juga terlibat untuk terjun langsung ke lokasi bencana di Pulau Batang Dua. Mereka akan mengukur titik kumpul gempa serta elevasinya dari jarak pantai. Pihaknya akan mengambil data sebagai bahan antisipasi. Selain itu, BMKG juga akan mengedukasi masyarakat Batang Dua mengenai hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa apalagi berpotensi tsunami.
Katanya, potensi gempat masih tetap ada. “Kita tahu di tempat itu kan sudah pernah terjadi gempa bumi yang sama pada tanggal 15 november 2014, jadi pengulangan lima tahun sudah terjadi dengan gempa bumi yang sama dengan wilayah yang sama,” katanya.
ADVERTISEMENT