Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah Jojo Janglaha Menjalankan Usaha Percetakan di Ternate
11 Maret 2019 12:18 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Budi Janglaha, dikenal dengan nama Jojo Janglaha, pria kelahiran Tidore, Maluku Utara ini, cukup terkenal dengan usaha percetakannya; Janglaha Printing di Kota Ternate. Sekira pada 2012, Budi atau akrab disapa Jojo ini, memulai usahanya di Tidore.
ADVERTISEMENT
Jojo, kepada cermat, Minggu (10/3), bercerita, sebelum memulai usaha percetakan, ia hanyalah seorang tenaga desain grafis di salah satu percetakan di Ternate. Tidak hanya itu saja, ia juga menjalankan usaha cetak undangan yang bermodalkan sebuah mesin cetak kecil.
“Dan setelah survey khusus untuk pelanggan Tidore dirasa potensial untuk dibuka di Tidore. Yang sangat mendorong untuk buka usaha ini adalah minat atau hobi desain grafis. Mengoptimalkan hobi menjadi sumber pendapatan,” ujar Jojo.
Dari kesukaan itulah, ia memberanikan diri untuk merintis usaha percetakan di Tidore. Baru pada 2013, usaha ini kemudian berkembang dan dilanjutkan di Ternate. Berada tepat di Kelurahan Bastiong, Kecamatan Ternate Selatan, rumah percetakannya kerap ramai dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Menariknya, para konsumen atau pemesan kerap disediakan “kopi gratis” di selasar rumah percetakan miliknya. Sementara di sisi selatan rumah itu, terdapat tempat kongko dan sebuah kolam ikan air tawar.
Meski usahanya sudah berkembang, Jojo mengaku awal membangun cukup dihadang banyak kendala. Seperti saat meminjam uang di bank. Apalagi saat itu, suami Sitty Abiyani itu, belum punya usaha yang bisa meyakinkan pihak bank.
“Karena rata-rata bank memberikan pinjaman bukan hanya dilihat dari segi anggunan, namun juga proyeksi pemasukkan dari usaha selama satu tahun,” katanya.
Selama tiga bulan, ketika usaha itu baru dirintis, lumayan membuat Jojo “pusing”, apalagi kala menjelang jatuh tempo dari pihak bank. Meski begitu, selalu saja ada kesan selama berada di masa-masa sulit itu. “Banyak kesan merintis usaha ini. Rasa kepuasan ketika lihat bilboard terpampang hasil karya desain atau cetakan,” ujarnya, sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Kendati belajar autodidak, ia sudah mendapat sejumlah penghargaan. Beberapa hasil karyanya yang cukup familiar adalah logo Bahari Berkesan, Kita Ternate, dan media Jalamalut saat awal-awal berdiri.
Selain di Ternate, usaha percetakan ini akan dikembangkan lagi di beberapa daerah di Maluku Utara. “Rencana di Halmahera. Lokasinya masih dalam penjajakan,” pungkasnya.
Berkah di Tahun Politik
Tidak bisa dipungkiri, usaha percetakan sangat berhubungan dengan kerja-kerja politik. Jojo mengakui itu. Saat tiba tahun politik, omzetnya meningkat.
Omzet yang diraih pada tahun politik, rata-rata berkisar Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per hari. Sedangkan per bulan, bisa mencapai Rp 150 juta. Jojo bilang, tahun ini, omzetnya memang lebih besar dari tahun politik sebelumnya. “Iya lebih besar, mungkin karena lebih banyak partai,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pemesannya pun ada yang datang dari luar Ternate. Mengenai sistem pembayaran, di tempat percetakannya bisa dilakukan dengan membayar Down Payment (DP) atau uang muka.
“Biasanya kalau cetak minimal DP-nya adalah 50% dari biaya cetak. Saya juga konsumen yang memakai sistem deposit dana duluan,” ujarnya.
Hingga bulan ini, sudah banyak sekali politisi yang memesan Alat Peraga Kampanye (APK) didesain dan dicetak di rumah percetakannya. Salah satunya, Basri Salama, calon legislatif DPR RI Daerah Pemilihan Maluku Utara, yang menurut Jojo, sebagai pemesan terbanyak.
Setia di Jalan Seni
Banyak yang mengenal Jojo hanya seorang ahli desain dan pemilik usaha percetakan. Padahal, masa mudanya, adalah seorang penyanyi di salah satu grup band asal Ternate, yakni Simple Band.
ADVERTISEMENT
Sudah dari bangku sekolah menengah atas, Jojo menyukai seni, terutama dunia musik. Memiliki suara yang khas, Jojo memang sudah terkenal pada zamannya. Bahkan, grup band-nya pernah menjadi pemenang dalam sebuah ajang lomba yang digelar oleh salah satu brand rokok.
“Pernah juara satu Religion Maluku Utara sewaktu program salah satu brand rokok. A Mild Live Wanted. D’Masive juara umumnya,” katanya.
Hingga saat ini, Jojo mengaku masih terus membuat lagu. Lirik-liriknya diambil dari beberapa puisi dalam buku Kitab Puisi Penyair Maluku Utara: Kita Halmahera. Ia mengaku sudah selesai membuat sebuah lagu. Lagu itu dibuat dari puisi milik Sofyan Daud, berjudul “Ambil Dia Sekarang”.
Meski terlihat sibuk menjalankan usaha percetakan, di usia 41 tahun ini, ia masih setia di jalan seni. Bisa dilihat di selasar rumah percetakannya. Terdapat beberapa alat musik. Pemesan maupun tamunya kerap memainkan alat musik tersebut sambil sesekali membaca puisi.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, kesukaannya pada dunia seni tidak membuat ia kehilangan fokus menjalankan bisnisnya. Jojo berharap usahanya itu berjalan lancar dan bisa mendatangkan kebaikan. “Harapannya tambah berkah,” tutupnya, singkat.
---
Rajif Duchlun