Konten Media Partner

Smartphone Festival, Langkah Awal Orang Muda Maluku Utara Cakap Digital

29 Agustus 2022 20:47 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kegiatan Talkshow, Launching Smartphone Film Fest dan pemutaran perdana Film Kie Raha Project. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kegiatan Talkshow, Launching Smartphone Film Fest dan pemutaran perdana Film Kie Raha Project. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Launching Smartphone Festival di Taman Film Benteng Oranje, Kota Ternate, Maluku Utara, pada Sabtu malam (27/8) dipadati ribuan pengunjung.
ADVERTISEMENT
Acara yang digelar Managemen Literasi Digital Malut itu, diawali dengan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.
Melalui siaran video, Johnny mengatakan saat ini lebih dari 201 juta penduduk Indonesia atau 77,02 persen dari seluruh populasi telah menjadi pengguna internet.
"Menyiapkan SDM di bidang digital yang andal, produktif, dan berdaya saing menjadi kunci utama dalam transformasi digital nasional," ujarnya.
Johnny bilang, kemampuan literasi digital menjadi keniscayaan bagi pengguna internet di Indonesia, untuk menavigasikan diri di ruang digital.
Survei Kemenkominfo dan Kata Data pada 2021 menemukan saat ini indeks literasi digital Indonesia berada pada 3,49 atau naik dari tahun sebelumnya yaitu 3,46.
"Capaian ini perlu terus ditingkatkan. Mari berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah Pemprov Malut, Samsuddin Abd Kadir, mengatakan saat ini Malut memiliki generasi muda yang punya kemampuan di bidang digital.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Samsuddin Abd Kadir, memberikan sambutan mewakili Gubernur Abdul Gani Kasuba. Foto: Istimewa
"Kegiatan Talkshow makin cakap digital sekaligus pemutaran film perdana oleh komunitas Kie Raha Project menjadi bukti," ucapnya.
Bagi Samsuddin, talenta generasi muda Malut tidak kalah dengan daerah lain. "Ruang digital membuat setiap orang menjadi lebih produktif," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, sejumlah narasumber sempat mengemukakan beberapa pertanyaan mendasar, terutama soal branding komunitas.
Seperti apa itu branding komunitas, mengapa diperlukan, bagaimana membangun komunitas dengan memanfaatkan layanan internet serta fitur aplikasi.
Bagi mereka, ini penting. Karena layanan internet dengan segala peluang telah menyediakan ruang mengembangkan potensi diri dan komunitas kreatif.
Kepala Bappelitbangda Ternate, Rizal Marsaoly, mengatakan branding merupakan suatu kekuatan yang selalu membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas kreatif, khususnya para sineas lokal, Pemkot Ternate berencana membuat lomba film di setiap kelurahan.
"Tematiknya kota rempah. Itu dilaksanakan pada momentum perayaan hari jadi Kota Ternate ke 772 pada Desember nanti," katanya.
Akademisi Aikom Ternate, Abdul Djalil Djayali, mengatakan berdasarkan data, terdapat 30-an persen dari populasi jumlah penduduk Malut adalah pengguna digital.
Narasumber Talkshow Makin Cakap Digital. Foto: Istimewa
Ia menilai, angka itu bukan lamban. Tapi akan terus meningkat, sehingga perlu peran orang tua untuk mengawasi anaknya atas penggunaan internet.
Karena ada sebuah gejala yang dikenal dengan istilah narkolema atau narkoba lewat mata. "Jadi aktivitas anak berinternet perlu diawasi," ucapnya.
Sebab, dari sudut pandang etika digital, Indonesia berada di urutan ke 29 dari 30 negara dalam hal indeks etika digital.
ADVERTISEMENT
"Realitas ini menunjukan ada peningkatan kesadaran yang terlahir oleh program literasi digital, sebagaimana yang sedang diselenggarakan ini," pungkasnya.
Sementara, Saya Khoko sebagai salah satu konten kreator yang tampil pada malam itu, memberi wejangan menarik yang berkaitan dengan pengalaman pribadi.
Menurut Saya Koko, hal penting dalam membangun branding komunitas adalah merawat komitmen untuk terus eksis dan berkiprah dalam dunia digital.
"Kerja keras dan konsistensi inilah yang akan mampu mengantarkan seseorang, atau sebuah komunitas bertahan dari berbagai tantangan," ujarnya.
Project Manager Literaasi Digital Malut, Thamrin Ali Ibrahim, mengatakan kunci dari branding personal maupun community adalah menjaga hubungan emosional.
Project Manager Literasi Digital Maluku Utara, Thamrin Ali Ibrahim, saat menyampaikan laporan kegiatan literasi digital di Malut. Foto: Istimewa
"Tentu di antara para followernya. Jika kita mampu mempertahankan, maka para pelanggan tidak akan lari atau berpaling meninggalkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, konsistensi dan merawat hubungan emosional tanpa mengabaikan kualitas dari branding, adalah hal wajib yang harus dijaga dalam dunia digital.
Kemampuan cakap digital, etika digital, budaya digital, serta keamanan digital patut dimiliki dan disadari oleh setiap pribadi maupun komunitas.
"Di era transformasi dunia digital yang semakin pesat ini, empat pilar literasi digital tersebut merupakan kunci," pungkas Thamrin.