Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Speedboat Kehabisan BBM, Ratusan Penumpang Tertahan di Pelabuhan Ternate
4 Januari 2021 10:09 WIB
![Pelabuhan Armada Semut Mangga Dua, Ternate, dipenuhi penumpang. Foto: Rizal Syam/cermat](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1609729673/et8lrtsommxwwtgnkmiv.jpg)
ADVERTISEMENT
Ratusan penumpang memadati Pelabuhan Armada Semut Mangga Dua, Ternate, Maluku Utara. Kondisi ini akibat dari langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah sehingga membuat sejumlah speedboat tak bisa melaut.
ADVERTISEMENT
Fendi Sangaji, salah satu motoris, tampak mondar-mandir di kawasan pelabuhan. Raut mukanya terlihat begitu kebingungan. Kedua tangannya memegang jerigen berukuran 25 liter. Jerigen itu tampak tak berisi.
"Sudah hampir sebulan ini BBM langka," keluh Fendi saat cermat mendatanginya. "Jadi siapa yang punya BBM, ya mereka yang bisa memuat penumpang."
Pengecer yang biasanya menjadi tempat bagi Fendi untuk membeli BBM jenis minyak tanah pun kehabisan stok. Fendi mengaku, kondisi ini memaksanya untuk mencari BBM di pengecer lain. Hanya saja, kelangkaan ini menjadi celah bagi agen yang memiliki stok BBM untuk menaikkan harga.
"Kalau biasanya itu satu liter Rp 5 ribu, tapi ini ada yang jual Rp 7 ribu," katanya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tak ayal berdampak terhadap menumpuknya penumpang di pelabuhan. Juriat, misalnya, ASN di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara ini mengaku sudah 1jam lebih menunggu giliran untuk menaiki speedboat.
"Saya sudah dari sebelum jam 09.00 WIT di sini. Tapi sampai ini belum bisa berangkat. Katanya tadi karena kehabisan BBM," ucap Juriat yang mengaku sudah terlanjur membeli tiket.
Sales Marketing Executive V Pertamina Ternate Gilang Gisyam saat dikonfirmasi mengaku baru tahu mengenai kondisi tersebut. Menurutnya, kelangkaan tersebut disebabkan jenis BBM yang digunakan para motoris. Minyak tanah, kata dia, diprioritaskan untuk konsumsi rumah tangga, bukan untuk transportasi.
"Ternyata mereka itu selama ini pakai minyak tanah. Padahal minyak tanah tidak diperuntukkan bagi transportasi tapi untuk rumah tangga. Kalau pakai minyak tanah artinya mereka menyalahi (aturan)," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia bilang, sejumlah agen memang belum ingin menjual minyak tanah ke pengecer di pelabuhan, hal ini dilakukan agar kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi. Sementara menurut para motoris, mesin yang digunakan memang mengharuskan untuk menggunakan minyak tanah.
Fadli, seorang pengecer minyak tanah yang berjualan tepat di depan Pelabuhan Armada Semut Mangga Dua mengatakan, pihaknya biasanya memperoleh minyak tanah dari agen setelah penyaluran ke konsumen rumah tangga dilakukan.
"Biasanya kami beli di pangkalan yang menjual ke masyarakat tapi masih ada sisanya. Baru kemudian kami jual ke pengusaha speed boat," katanya.
Dari agen Fadli membeli dengan harga Rp 5 ribu per liter, sedangkan ia menjualnya sebesar Rp 5.500 per liter. Ia mengaku sudah tak memiliki stok minyak tanah. Ia sudah mencoba membeli minyak tanah ke agen langganannya, namun karena habis dibeli konsumen rumah tangga maka ia tak kebagian.
ADVERTISEMENT