Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Ternate, Kota Kecil nan 'Cantik' Ini Miliki Warisan Geologi Dunia
30 September 2020 8:53 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Geologi Indonesia Maluku Utara Dedy Arif , kepada cermat, menuturkan soal terbentuknya jejak geologi tersebut.
Dedy bilang, pada tahun 1775 terjadi proses terbentuknya danau Tolire. Dimulai ketika ada sebuah frekuensi gempa yang besar sehingga magma itu bergerak naik ke atas permukaan serta bertemu dengan air dan didorong oleh kekuatan gempa yang membuat sebuah letusan freatik di Tolire.
Ia mengatakan, letusan seperti itu dapat terjadi di mana-mana dan menghasilkan jejak yang eksotis dan penuh misteri. Hal ini diperkuat oleh beberapa catatan peneliti geologi, seperti dalam Apandi 1980 dan Sutikno Bronto 1982.
Pihak geologi Indonesia, kata dia, menganggap perihal itu merupakan fenomena alam yang syarat edukasi dan layak untuk dikonservasikan serta diberdayakan sebagai sumber ekonomi loka l, khususnya wilayah Kelurahan Takome dan sekitarnya.
"Bahwa syarat untuk menuju pulau Geopark kita harus melewati tiga tahap sebagai langkah untuk menyempurnakan rancangan Ternate sebagai pulau Geopark," ucap Dedy.
ADVERTISEMENT
Ternate mestinya dikembangkan sebagai geowisata, lalu diusulkan menjadi Geoharitage atau warisan geologi. Keduanya dapat berjalan simultan tergantung peran pemerintah daerah, karena Geopark merupakan akumulasi dari keduanya.
"Sehingga tujuan Geopark adalah pemberdayaan, perlindungan, dan pelestarian warisan geologi dan kebudayaan," jelasnya.
Ia menjelaskan, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) bersama masyarakat internasional mempunyai tiga pilar yang mesti dikembangkan dan itu menjadi tujuan daya tarik edukasi, juga sebagai sumber informasi serta laboratorium alam.
"Hal inilah yang membentuk tiga pilar seperti komponen material (geodifersity), keragaman budaya (cultural diversity), keragaman flora dan fauna (buy diversity)," paparnya.
Pariwisata Ternate Libatkan Banyak Pihak
Penjelasan Dedy yang disampaikan dalam kegiatan Creativecamp Content Creator dan Influencer, Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Maluku Utara itu memang fokus mengangkat tema berkolaborasi untuk pariwisata Ternate.
Bertempat di destinasi wisata Pulo Tareba, pada Sabtu-Minggu (26-27/9), kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak, baik dari Ikatan Geologi Indonesia Maluku Utara maupun beberapa komunitas di Ternate, seperti Kokka ma, exploreternate, ternatevideo, ternatekuliner, enjoyternate, ternatesenja, ternateview, ternateinframe visitternate, jejakgamalama, Fajakeho, senjaalam, serta beberapa selebgram juga influencer.
ADVERTISEMENT
Jumlah peserta kurang lebih 30 orang. Mereka bersama-sama menaruh harapan dan mendukung Ternate sebagai kota geowisata dan bakal diusulkan untuk menjadi salah satu pulau Geopark di Indonesia.
Official kitaternate sekaligus Koordinator penyelenggara Creativecamp, Nuryani Amra, ketika ditemui cermat mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi sejumlah pihak.
"Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan semangat kerja sama serta kolaborasi yang baik antara komunitas dan instansi terkait dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Ternate," ujar Nuryani, Senin (28/9).
Sekadar diketahui, pihak instansi Geologi bersama pemerintah daerah telah melewati beberapa tahap, seperti FGD dan telah mengidentifikasi geosite-nya dan dianggap potensial karena hampir terdiri dari 12 titik di Takome.
ADVERTISEMENT
Awal Mula Destinasi Pulo Tareba
Lurah Takome Hamid Muhammad mengatakan, Pulo Tareba artinya Bukit Teriak. Katanya, dahulu kala, saat warga mulai membuka kebun, mereka saling berebut wilayah lalu saling berteriak (tureba/tareba). Namun, katanya, konflik itu tidak berlangsung lama.
“Itu dulu saja. Saling baku tureba berebut lahan. Tapi tidak sampai konflik besar maupun konflik berkepanjangan. Makanya kita namakan Pulo Tareba,” ungkapnya.
Destinasi Wisata Pulo Tareba baru dibuka pada tahun 2019. Awalnya merekat melihat lokasi tersebut menjadi potensi sebagai lokasi wisata baru.
Sebab, selama ini orang tahu pergi Tolire itu dari depan, sedangkan Tareba berada di belakang namun keunggulannya bisa menjangkau pemandangan semua dari atas.
Saat ini, destinasi Pulo Tareba dikelola oleh pemuda bersama pemerintah Kelurahan Takome.
ADVERTISEMENT
Untuk pengunjung, dikena biaya masuk Rp5 ribu. Sementara fasilitas outbond hanya dikenakan Rp10 ribu perorang. “Para pengunjung yang masuk pun bebas mau mengambil spot foto,” katanya.
Saat buka, pendapatan perhari bisa sekira Rp 1 juta lebih. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, Pulo Tareba dapat dikenal luas dan ditata dengan baik sebagai satu destinasi wisata yang lebih memperhatikan aspek lingkungan.
---
Muhdir Ar