Konten Media Partner

Ternate, Kota Kecil nan 'Cantik' Ini Miliki Warisan Geologi Dunia

30 September 2020 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua pengunjung perempuan sedang menikmati pemandangan Danau Tolire dari Wisata Pulo Tareba di Ternate. Foto: Layang Sutanto/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Dua pengunjung perempuan sedang menikmati pemandangan Danau Tolire dari Wisata Pulo Tareba di Ternate. Foto: Layang Sutanto/cermat
ADVERTISEMENT
Ternate kini akhirnya menjadi sorotan setelah disebut-sebut sebagai pulau Geopark Indonesia. Kota kecil nan eksotis ini memang memiliki warisan geologi berkelas dunia.
ADVERTISEMENT
Ketua Geologi Indonesia Maluku Utara Dedy Arif, kepada cermat, menuturkan soal terbentuknya jejak geologi tersebut.
Dedy bilang, pada tahun 1775 terjadi proses terbentuknya danau Tolire. Dimulai ketika ada sebuah frekuensi gempa yang besar sehingga magma itu bergerak naik ke atas permukaan serta bertemu dengan air dan didorong oleh kekuatan gempa yang membuat sebuah letusan freatik di Tolire.
Ketua Geologi Indonesia Maluku Utara Dedy Arif saat mengajak peserta jelajah wisata sejarah, sosial budaya, dan geologi di kawasan Danau Tolire. Foto: Fuad/GenPi Malut
Ia mengatakan, letusan seperti itu dapat terjadi di mana-mana dan menghasilkan jejak yang eksotis dan penuh misteri. Hal ini diperkuat oleh beberapa catatan peneliti geologi, seperti dalam Apandi 1980 dan Sutikno Bronto 1982.
Pihak geologi Indonesia, kata dia, menganggap perihal itu merupakan fenomena alam yang syarat edukasi dan layak untuk dikonservasikan serta diberdayakan sebagai sumber ekonomi lokal, khususnya wilayah Kelurahan Takome dan sekitarnya.
Suasana malam crative camping di Pulo Tareba Ternate. Foto: Fuad/ GenPi Malut
"Bahwa syarat untuk menuju pulau Geopark kita harus melewati tiga tahap sebagai langkah untuk menyempurnakan rancangan Ternate sebagai pulau Geopark," ucap Dedy.
ADVERTISEMENT
Ternate mestinya dikembangkan sebagai geowisata, lalu diusulkan menjadi Geoharitage atau warisan geologi. Keduanya dapat berjalan simultan tergantung peran pemerintah daerah, karena Geopark merupakan akumulasi dari keduanya.
Suasana pagi hari crative camping di Pulo Tareba Ternate. Foto: Faris Bobero/cermat
"Sehingga tujuan Geopark adalah pemberdayaan, perlindungan, dan pelestarian warisan geologi dan kebudayaan," jelasnya.
Ia menjelaskan, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) bersama masyarakat internasional mempunyai tiga pilar yang mesti dikembangkan dan itu menjadi tujuan daya tarik edukasi, juga sebagai sumber informasi serta laboratorium alam.
"Hal inilah yang membentuk tiga pilar seperti komponen material (geodifersity), keragaman budaya (cultural diversity), keragaman flora dan fauna (buy diversity)," paparnya.

Pariwisata Ternate Libatkan Banyak Pihak

Penjelasan Dedy yang disampaikan dalam kegiatan Creativecamp Content Creator dan Influencer, Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Maluku Utara itu memang fokus mengangkat tema berkolaborasi untuk pariwisata Ternate.
Peserta creative camping di Pulo Tareba pada pagi hari. Foto: Faris Bobero/cermat
Bertempat di destinasi wisata Pulo Tareba, pada Sabtu-Minggu (26-27/9), kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak, baik dari Ikatan Geologi Indonesia Maluku Utara maupun beberapa komunitas di Ternate, seperti Kokka ma, exploreternate, ternatevideo, ternatekuliner, enjoyternate, ternatesenja, ternateview, ternateinframe visitternate, jejakgamalama, Fajakeho, senjaalam, serta beberapa selebgram juga influencer.
ADVERTISEMENT
Jumlah peserta kurang lebih 30 orang. Mereka bersama-sama menaruh harapan dan mendukung Ternate sebagai kota geowisata dan bakal diusulkan untuk menjadi salah satu pulau Geopark di Indonesia.
Para peserta creative camping di Pulo Tareba. Foto: Faris Bobero/cermat
Official kitaternate sekaligus Koordinator penyelenggara Creativecamp, Nuryani Amra, ketika ditemui cermat mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi sejumlah pihak.
"Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan semangat kerja sama serta kolaborasi yang baik antara komunitas dan instansi terkait dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Ternate," ujar Nuryani, Senin (28/9).
Sekadar diketahui, pihak instansi Geologi bersama pemerintah daerah telah melewati beberapa tahap, seperti FGD dan telah mengidentifikasi geosite-nya dan dianggap potensial karena hampir terdiri dari 12 titik di Takome.
ADVERTISEMENT

Awal Mula Destinasi Pulo Tareba

Lurah Takome Hamid Muhammad mengatakan, Pulo Tareba artinya Bukit Teriak. Katanya, dahulu kala, saat warga mulai membuka kebun, mereka saling berebut wilayah lalu saling berteriak (tureba/tareba). Namun, katanya, konflik itu tidak berlangsung lama.
Lurah Takome Hamid Muhammad. Foto: Faris Bobero/cermat
“Itu dulu saja. Saling baku tureba berebut lahan. Tapi tidak sampai konflik besar maupun konflik berkepanjangan. Makanya kita namakan Pulo Tareba,” ungkapnya.
Destinasi Wisata Pulo Tareba baru dibuka pada tahun 2019. Awalnya merekat melihat lokasi tersebut menjadi potensi sebagai lokasi wisata baru.
Sebab, selama ini orang tahu pergi Tolire itu dari depan, sedangkan Tareba berada di belakang namun keunggulannya bisa menjangkau pemandangan semua dari atas.
Saat ini, destinasi Pulo Tareba dikelola oleh pemuda bersama pemerintah Kelurahan Takome.
ADVERTISEMENT
Untuk pengunjung, dikena biaya masuk Rp5 ribu. Sementara fasilitas outbond hanya dikenakan Rp10 ribu perorang. “Para pengunjung yang masuk pun bebas mau mengambil spot foto,” katanya.
Saat buka, pendapatan perhari bisa sekira Rp 1 juta lebih. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, Pulo Tareba dapat dikenal luas dan ditata dengan baik sebagai satu destinasi wisata yang lebih memperhatikan aspek lingkungan.
---
Muhdir Ar