Upah Tak Pernah Naik, Ini yang Didorong TKBM Ternate

Aktivitas buruh di Pelabuhan Bastiong, Ternate. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat

Sejak 2018 hingga 2022, upah buruh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, tak pernah naik di angka Rp 960 ribu.

Hal itu terungkap dalam rapat anggota tahunan (RAT) ke-28 pada Kamis (31/3) di Royal Resto Ternate, yang membahas terkait kenaikan upah buruh.

"Meskipun sudah ada UMP (Upah Minumum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum Regional)," ucap Sekretaris TKBM Kota Ternate, Junus Kambey.

Junus menjelaskan, upah sebesar Rp 950 ribu dihitung per-kontainer ukuran 20 feet. "Itu untuk kegiatan stripping," tandasnya.

Sedangkan biaya stevedooring atau bongkar muat dari dan ke kapal, biayanya Rp 566,018 per-kontainer ukuran 20 feet.

Dari dua jenis kegiatan itu, kata Junus, ada yang dibuka beberapa persen dari biaya tersebut untuk kesejahteraan buruh dan jaminan sosial lainnya.

"Seperti jaminan hari tua, jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, serta jaminan kesehatan," terangnya.

Disamping itu, ada tunjangan hari raya serta pakaian kelengkapan kerja yang terdiri dari sepatu safety hingga helm pelindung.

"Termasuk pelatihan yang TKBM ikutsertakan di Jakarta sesuai kebutuhan," tandasnya.

Dengan demikian, upah para buruh harus dinaikkan. "Tentu dengan sistem pekerjaan yang juga harus dirubah," katanya.

Misalnya, jika sebelumnya per-orang hanya 100 boks, maka dalam sehari harus 150 boks.

"Intinya, anggota TKBM yang berjumlah 450 orang ini bisa sejahtera," ujarnya.

Dalam RAT kali ini, kata Junus, hasilnya diusulkan ke Pemkot dan KSOP Ternate yang turut hadir pada kesempatan tersebut.

Dua lembaga ini bertindak sebagai mediator, untuk membahas komponen apa saja yang perlu diperbaiki.

"Pemkot sudah bersedia. Selain mengakomodir usulan kenaikan upah, juga bersedia membantu membuat pelatihan skil buruh dalam menjalankan pekerjaan berbasis teknologi," pungkasnya.

---

Sansul Sardi