Petani Milenial, Membangun Kebun Hidroponik di Tengah Kota Bogor

Aflora Charla Adriyanti
Halo! Saya Aflora, saat ini saya sebagai mahasiswi komunikasi.
Konten dari Pengguna
25 Maret 2021 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aflora Charla Adriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Habib Fadhlurrohman - CEO BSI Farm. Sumber foto : instagram @bsifarm
zoom-in-whitePerbesar
Habib Fadhlurrohman - CEO BSI Farm. Sumber foto : instagram @bsifarm
ADVERTISEMENT
Bogor – Dua jempol patut diacungkan untuk pria muda bernama Habib Fadhlurrohman Simabur, atau akrab disapa Habib. Di usianya yang masih terbilang muda yaitu 20 tahun, dengan bermodalkan belajar hidroponik melalui pelatihan dan internet, saat ini ia telah menjadi CEO di kebun sayuran hidroponik miliknya yang bernama BSI Farm. Lokasinya berada di Komplek Baranang Siang Indah, Jalan Jatiluhur III, Blok D6, Nomor 2, RT 03 / RW 04, Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Meskipun Habib sama sekali tidak memiliki pendidikan dasar di bidang pertanian. Pada awal November 2019, mahasiswa Universitas Andalas, fakultas hukum ini, dengan keyakinan dan kegigihannya mampu menciptakan BSI Farm.
Idenya bermula karena lahan milik keluarganya yang tadinya ingin dijadikan kontrakan, dirasanya kurang strategis—mengingat lahan tersebut berada di tengah perkampungan. Sehingga, ia jadikan lahan tersebut sebagai kebun tanaman hidroponik untuk investasi jangka panjang.
Selain itu, menurutnya dengan menanam sayuran hidroponik, dapat menjaga konsumsi dan produksi bagi kehidupan sehari–hari. Faktanya, permintaan pasar terhadap pangan sayuran sangatlah tinggi, namun produsen sayuran masih kurang banyak. Ia juga menyebutkan bahwa, “Hidroponik juga sebagai investasi jangka panjang, karena selama manusia ada, pasti pangan selalu dibutuhkan.”
ADVERTISEMENT
BSI Farm mulai beroperasi pada awal bulan Maret 2020. Habib juga menanam sayuran di antaranya kangkung, bayam, serta selada, dengan metode NFT dan rakit apung. Di lahan lain, sekitar 200 meter, ia juga membangun kolam terpal bioflok untuk memproduksi benih ikan nila yang dijual kepada konsumen.
Hingga kini, BSI Farm telah membuat 50.000 lubang tanam dengan total karyawan tetap sebanyak enam orang. BSI Farm melakukan pemasaran kepada warga sekitar dan juga dijual melalui online. Omzet yang didapatkan BSI Farm untuk bidang hidroponik kurang lebih mencapai 40 – 50 juta rupiah per bulannya.
Selain berdampak pada Habib sendiri, BSI Farm juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Di antaranya, telah memberikan lapangan pekerjaan pada masyarakat, lalu, lahan yang tadinya adalah kubangan sampah dan menimbulkan bau tidak sedap, kini disulap menjadi kebun hidroponik.
ADVERTISEMENT
Habib pun memiliki cita–cita, “Ketika lulus dari kuliah hukum, saya akan melanjutkan studi di bidang pertanian, menjadikan BSI Farm sebagai perseroan terbatas (PT) serta memperluas bidang usaha pada peternakan sapi dan kambing."
Ilustrasi kebun tanaman hidroponik. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda