Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Aku Tidak Tahu Mengapa Aku Menangis
7 Juni 2023 17:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Chelsea Theresia Wang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hal yang sudah pasti terjadi ketika kita mengalami sesuatu yang menyenangkan pastinya kita akan senang dan ketika mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, maka kita menjadi sedih. Hal tersebut sudah merupakan hal yang biasa bukan? Tetapi pernahkah kalian tiba-tiba merasakan sedih hingga menangis padahal tidak ada sebab yang jelas? Kejadian tersebut dikenal sebagai hypophrenia. Oleh karena itu, mari kita kenali lebih dalam mengenai hypophrenia.
ADVERTISEMENT
Mengenal Lebih Dalam Mengenai Hypophrenia
Menurut seorang psikolog bernama Rena Masri M.Psi mengatakan bahwa hypophrenia merupakan kondisi gangguan mental yang dialami oleh seseorang yang ditandai dengan sering mengalami perasaan sedih hingga menangis secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas (mengenal). Sedangkan, jika menurut kamus psikologi yang direferensikan dari Oxford mendefinisikan bahwa hypophrenia merupakan gangguan mental atau disabilitas intelektual (Resna, 2020).
Banyak orang menganggap bahwa hypophrenia dengan bipolar merupakan hal yang sama. Nyatanya, hypophrenia berbeda dengan gangguan bipolar yang di mana hypophrenia hanya memperlihatkan kondisi sedih hingga menangis secara tiba tiba dan tidak memiliki sebab yang jelas, sedangkan bipolar bisa terjadi di saat senang maupun sedih atau dengan kata lain adanya perubahan mood yang cukup drastis dan terjadi dengan cepat. Dari perbedaan ini, bisa disimpulkan bahwa hypophrenia hanya terjadi pada satu fase saja , sedangkan bipolar bisa terjadi dua fase (Antono, 2019).
ADVERTISEMENT
Apakah Aku Salah Satu Dari Seseorang yang Mengalami Hypophrenia?
Tentunya seseorang yang mengalami kondisi tiba-tiba merasa sedih hingga menangis tanpa adanya sebab yang jelas, bukan berarti tidak ada yang melatarbelakangi kondisi tersebut. Adapun beberapa hal yang melatarbelakangi kondisi tersebut, yaitu (Antono, 2019):
• Depresi. Orang yang mengalami depresi, umumnya ditandai dengan kesedihan yang terjadi secara terus menerus yang bisa mengakibatkan terjadinya kehilangan minat atau gairah terhadap hal-hal.
• Kesedihan mendalam. Orang yang mengalami perasaan sedih, maka mereka bisa mengutarakan kesedihan tersebut dengan menangis. Namun, sebagian orang bisa mengalami kesedihan yang mendalam dan berlarut-larut yang tidak kunjung baik seiring berjalan waktu.
• Pseudobulbar affect (PBA). PBA merupakan kondisi neurologis yang di mana memengaruhi otak dan saraf yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menangis. Hal tersebut bisa terjadi karena terputusnya hubungan antara lobus frontal otak, otak kecil, dan batang otak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adapun gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami hypophrenia, yaitu tiba-tiba menangis yang tidak jelas sebabnya, diawali dengan adanya rasa sedih yang tidak jelas sebabnya, adanya perubahan tutur kata serta perilaku, sering pergi menyendiri secara tiba-tiba, dan adanya menunjukkan perubahan mood yang menjadi terlihat marah dan terlihat ada ketidakinginan untuk berinteraksi dengan orang lain (Antono, 2019).
Adakah Penanganan Terhadap Hypophrenia?
Saat ini, salah satu cara yang bisa membantu agar seseorang bisa berkurang dari kejadian hypophrenia dengan kalian bisa menjadi tempat untuk orang tersebut bercerita dan bersandar dikarenakan hal tersebut bisa membantu orang tersebut bisa mengurangi beban pikiran mereka. Jika kondisi sudah terlalu kompleks, maka bisa dibantu dengan psikolog agar dapat menemukan cara pengobatan yang baik dan benar (Ochi, 2018).
ADVERTISEMENT
Menangis? Bukanlah berarti lemah. Terkadang, memang menangis hal yang diperlukan juga untuk mengekspresikan apa yang dirasakan tetapi terkadang adapun seseorang yang menangis dikarenakan sebab yang tidak jelas. Maka dari itu, jangan memberi label kepada seseorang yang sering kali menangis dikarenakan bisa saja seseorang tersebut memiliki gangguan mental yang membuat mereka akhirnya mengalami hal tersebut.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.