Jasa Titip Skincare, Peluang Usaha Sampingan dengan Untung Besar

Ilustrasi antrian di event kecantikan. Source: Foto pribadi

Di era digital seperti sekarang ini, banyak peluang usaha yang bisa dilakukan untuk menambah penghasilan. Salah satunya adalah jasa titip atau yang biasa dikenal dengan "jastip".

Jasa titip adalah pembelian barang untuk orang lain dengan imbalan biaya tambahan. Produk yang biasa dijual adalah barang diskon, maupun edisi terbatas. Salah satu contoh barangnya adalah skincare.

Beberapa mall di Indonesia sering bekerja sama dengan perusahaan skincare dan kosmetik untuk membuat event kecantikan. Mereka biasanya menawarkan potongan harga yang besar dalam acara tersebut. Namun, hal itu mengharuskan orang mengantri karena banyak konsumen yang ingin mendapat barang dengan harga murah.

Bagi orang yang malas ke luar rumah dan tidak ingin berdesakan demi mendapat barang yang diinginkan, jasa titip merupakan solusi tepat. Penyedia jasa ini akan membelikan barang yang diinginkan dan konsumen hanya perlu membayar harga barang ditambah tarif jasa atau biasa disebut dengan fee.

Penyedia jasa pun hanya perlu mengunggah foto barang dan harga barang asli ditambah dengan fee jastip. Contohnya, untuk barang dengan nominal 0-50 ribu rupiah dikenakan fee 3 ribu rupiah. Sedangkan untuk barang dengan nominal di atas 50 ribu rupiah dikenakan fee 5 ribu rupiah, dan seterusnya.

Salah satu pelaku bisnis jastip ini adalah Ardella (20). Ia merupakan mahasiswi sekaligus pemilik usaha jastipin hayu sejak Desember 2023. Berawal dari hobi mengantri dan berbelanja, ia memulai usaha tersebut sebagai pekerjaan sampingan.

Oleh karena omzet yang didapat cukup besar, Ardella rutin melakukan pekerjaan jastipnya. Ia membuat akun instagram @jastipin.hayu dan grup di WhatsApp yang kini beranggotakan lebih dari 1000 orang untuk menawarkan jasanya.

Ardella telah mengikuti berbagai event kecantikan ternama di beberapa kota besar seperti Surakarta, Semarang, dan Bandung. Di sanalah ia menyediakan jasa titip produk skincare maupun kosmetik yang sedang diskon.

Event kecantikan tersebut biasanya berlangsung selama 3-4 hari. Keuntungan bersih yang Ardella dapat berkisar antara 300-350 ribu rupiah per hari. Jadi dalam sekali acara, ia bisa mendapatkan keuntungan sekitar 1 juta rupiah.

Konsumen mendapat kemudahan saat berbelanja melalui dirinya. Hal yang harus dilakukan konsumen adalah mengisi format order dan membayar uang muka. Setelah itu, pengiriman barang sekaligus pelunasan bisa dilakukan melalui E-Commerce atau Cash On Delivery. Biasanya, konsumen memanfaatkan voucher gratis ongkir yang ada di aplikasi seperti Shopee agar tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.

Namun, Ardella ternyata menghadapi tantangan dalam usahanya. Ia harus memiliki modal yang besar. Terutama saat ada konsumen yang tidak membayar uang muka, jadi harus ditalangi dengan dana pribadi terlebih dahulu. Ada pula konsumen yang berubah pikiran dan tidak jadi membeli. Jika terjadi hal seperti ini, Ardella akan menjual barang tersebut dengan harga jauh lebih murah.

Bisnis jastip ini juga sesuai dengan salah satu prinsip ekonomi menurut Gregory Mankiw, yaitu perdagangan menguntungkan semua pihak. Semua pihak yang terlibat harus mendapatkan manfaat dari perdagangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penyedia jasa mendapat laba dari fee yang dikenakan, dan bisa memperluas jaringan bisnisnya. Sedangkan konsumen tidak perlu keluar rumah, bisa menghemat waktu dan tenaga untuk membeli barang diinginkan. Produsen pun diuntungkan melalui usaha ini karena penjualan barang mereka meningkat, dan mendapat promosi secara tidak langsung dari penyedia jasa titip.

Jasa titip mengatasi kendala waktu dan aksesibilitas barang, dapat menciptakan pasar baru dan memenuhi permintaan konsumen dengan cara yang efisien. Seturut dengan penuturan tersebut, penyedia jasa titip tentu dapat meraih kesuksesan jika dapat mengatasi tantangan dengan baik.

Tertarik untuk mencoba jastip? Atau bahkan memulai usaha ini? Sekaranglah saatnya!