Konten dari Pengguna

Warisan Kelam Diskriminasi Rasial di Amerika Serikat

Christina Sendow
Mahasiswa Aktif Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
21 Februari 2025 11:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Christina Sendow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diskriminasi rasial yang masih masif di Amerika Serikat telah berakar sejak era kolonial, sekitar abad ke-17, ketika Inggris menjajah Amerika. Pada masa itu, para penjajah kulit putih merasa superior dibandingkan dengan bangsa lain, yang membentuk dasar ketidakadilan rasial. Ketegangan ini semakin meningkat hingga pecahnya Perang Saudara (1861-1865), di mana negara bagian utara berjuang melawan perbudakan yang dipertahankan oleh negara bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Setelah Perang Saudara, meskipun sempat ada harapan untuk kesetaraan, orang kulit hitam masih mengalami perlakuan tidak adil. Jim Crow Law diterapkan pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 di negara bagian selatan. Undang-undang ini menegaskan status warga kelas dua bagi orang kulit hitam, dengan segregasi yang meluas dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Meskipun diskriminasi rasial telah mengakar dalam sejarah, gerakan hak sipil muncul untuk menghapuskan hukum-hukum diskriminatif dan memperjuangkan kesetaraan. Tokoh-tokoh seperti Martin Luther King Jr. dan Abraham Lincoln menjadi simbol perjuangan ini. Aksi-aksi damai dan protes dilakukan untuk menuntut hak-hak sipil yang setara bagi semua warga negara.
Diskriminasi Rasial di Era Sekarang
Diskriminasi rasial masih terjadi hingga kini, terlihat dalam berbagai bentuk seperti kekerasan yang dilakukan Polisi pada ras kulit hitam seperti kasus pembunuhan George Floyd pada tahun 2020 oleh polisi Minneapolis menjadi titik balik dalam kesadaran global tentang ketidakadilan rasial. Menurut data dari Mapping Police Violence, orang kulit hitam memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk dibunuh oleh polisi dibandingkan dengan orang kulit putih.
ADVERTISEMENT
Diskriminasi ekonomi juga terlihat dalam tingginya tingkat pengangguran di kalangan komunitas kulit hitam. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat pengangguran untuk orang kulit hitam pada tahun 2021 mencapai 9,2%, dibandingkan dengan 4,3% untuk orang kulit putih. Hal ini menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam akses terhadap pendidikan dan peluang kerja.
Selain itu, stigma sosial terhadap orang kulit hitam sering kali menghalangi mereka untuk mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan mental dan fisik.
Gerakan Black Lives Matter (Sumber: Pexels.com)
Black Lives Matter
Gerakan Black Lives Matter muncul sebagai respons terhadap kekerasan polisi dan diskriminasi rasial. Didirikan pada tahun 2013 setelah pembunuhan Trayvon Martin, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan ketidakadilan yang dialami oleh komunitas kulit hitam serta mendorong perubahan kebijakan untuk melindungi hak asasi manusia. Melalui protes besar-besaran dan kampanye media sosial, gerakan ini berhasil menarik perhatian dunia terhadap isu diskriminasi rasial.
ADVERTISEMENT
Tanggapan masyarakat terhadap isu diskriminasi rasial beragam. Di seluruh dunia, banyak demonstrasi dilakukan untuk mendukung gerakan Black Lives Matter dan menuntut keadilan bagi korban diskriminasi. Film seperti ‘The Help’ (2011) juga menggambarkan perlakuan tidak adil terhadap orang kulit hitam, memberikan gambaran visual tentang tantangan yang dihadapi oleh komunitas tersebut.
Opini Pribadi
Amerika Serikat, sebagai negara demokrasi yang menjunjung tinggi misi kemanusiaan, seharusnya menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal kesetaraan dan perlakuan adil terhadap semua warganya. Namun, kenyataannya, diskriminasi rasial yang terus berlangsung menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kemanusiaan tersebut sering kali diabaikan di dalam negeri sendiri.
Hal ini patut dipertanyakan, terutama ketika kita melihat bagaimana kebijakan dan tindakan aparat penegak hukum sering kali tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ketidakadilan yang dialami oleh komunitas kulit hitam dan minoritas lainnya adalah pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan masih jauh dari kata selesai. Dalam masyarakat yang seharusnya menghargai keberagaman, diskriminasi rasial hanya menciptakan perpecahan dan ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus memperjuangkan hak asasi manusia dan menuntut perubahan yang nyata. Kesadaran akan isu ini harus diiringi dengan tindakan kolektif untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang warna kulit atau latar belakang, diperlakukan dengan hormat dan keadilan.