Kisah Hidup Catherine dari Aragon, Putri Spanyol yang Berakhir Menyedihkan

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sosok Catherine dari Aragon. Foto: Screen Youtube Biography
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sosok Catherine dari Aragon. Foto: Screen Youtube Biography
ADVERTISEMENT
Catherine dari Aragon, Putri Spanyol, menikahi pewaris Tudor remaja, yaitu Pangeran Arthur. Persatuan pasangan ini menandakan aliansi penting antara dua kerajaan. Tujuan pernikahan antara anak bangsawan memang umum digunakan sebagai praktik untuk memperkuat dinasti.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Inggris-Spanyol tahun 1489 di Medina del Campo pertama kali menetapkan rencana Arthur untuk menikahi anak bungsu dari raja Katolik yang kuat. Persatuan antara anak-anak tersebut menandakan ambisi Henry VII untuk dinasti Tudor. History Extra merangkum kehidupan cinta Catherine dari Aragon, yang merupakan Putri Spanyol dan mengalami serangkaian kehidupan suka dan duka.
Pernikahan berlangsung pada 14 November 1501 dalam upacara mewah di Katedral St Paul di London. Saat itu, Catherine dan Arthur sama-sama berusia 15 tahun. Selain mempererat aliansi, janji suci kedua remaja tersebut merupakan latihan dalam propaganda Tudor. Setelah pernikahan, pasangan muda pindah ke Kastil Ludlow, di mana peran Arthur sebagai kepala Konsulat Wales dianggap sebagai persiapan yang baik untuk masa pemerintahannya di masa depan.
ADVERTISEMENT
Setelah kematian Arthur lima bulan pasca pernikahan, yang diduga akibat penyakit TBC, Catherine direncanakan untuk menikah dengan adik Arthur, Henry VIII. Namun, Henry bersikeras membatalkan pernikahan karena dia menganggap kurang pantas untuk menikah dengan janda kakaknya. Meskipun begitu, Catherine mengaku bahwa dia tidak benar-benar tidur dengan Arthur sebagai pasangan sah suami istri. Perdebatan ini muncul di keluarga kerajaan, meskipun tidak ada yang tahu apa yang dilakukan oleh Catherine dan Arthur.
Pada akhirnya pernikahan kedua Catherine dengan Henry VIII diselenggarakan pada bulan Juni 1509. Meskipun sebelumnya sempat ingin membatalkan pernikahan, Henry VIII menganggap bahwa Catherine adalah makhluk terindah di dunia. Saat itu, usia Catherine 23 tahun, sedangkan Henry VIII masih 18 tahun. Catherine digambarkan sebagai wanita yang cantik dan memiliki rambut merah keemasan.
ADVERTISEMENT
Catherine setidaknya hamil enam kali dalam rentang tahun 1509 hingga 1518. Dia sangat khawatir tidak mampu memberikan keturunan laki-laki sebagai pewaris tahta, karena Catherine beberapa kali mengalami keguguran atau dengan kondisi lahir mati. Ketika dia melahirkan seorang anak laki-laki pada tahun 1511, api unggun dinyalakan di London dan disambut dengan upacara megah. Nahas, tujuh minggu kemudian, bayi yang diberi nama Henry, meninggal dunia.
Terlepas dari tragedi menyedihkan tentang keturunan, baik Catherine dan Henry VIII merupakan pasangan yang kompak dan saling mendukung. Keduanya sangat dekat dengan rakyat, dan diketahui bahwa pasangan itu sering berkuda dan berburu bersama. Henry VIII selalu menghibur Catherine dengan ratapan tentang keturunan, sedangkan Catherine adalah pendamping yang selalu mendukung suaminya. Tetapi, seperti kebanyakan raja lainnya, Henry VIII juga tidak tahan dengan apa yang disebut “harta, tahta, dan wanita.”
ADVERTISEMENT
Saat perjuangan mereka untuk mendapatkan pewaris laki-laki berlanjut, Henry VIII beralih ke banyak wanita simpanan. Beberapa selir melahirkan anak laki-laki. Seorang putra bernama Henry Fitzroy, yang lahir dari nyonya Elizabeth Blount, adalah satu-satunya anak yang diakui. Catherine semakin terpinggirkan dan akhirnya disingkirkan pada tahun 1527, demi Anne Boleyn yang sedang menunggu.
Ketika Henry dalam proses perpisahan, Catherine mengalami penghinaan dan patah hati yang berlarut-larut saat dia berjuang untuk membuktikan kesetiaannya kepada Henry dan bersikeras bahwa dia adalah ratu yang sah. Catherine kembali meyakinkan bahwa dia tidak pernah melakukan hubungan suami-istri dengan mendiang suaminya, Arthur, dalam pernikahan singkat mereka.
Henry secara resmi menikahi Anne Boleyn pada Januari 1533, meskipun mereka mungkin telah menikah secara diam-diam di Dover pada November 1532. Henry juga mengajukan pembatalan pernikahannya dengan Catherine. Pada akhirnya, pernikahan Henry dengan Catherine dari Aragon tidak dibatalkan oleh Uskup Agung Canterbury yang baru diangkat, Thomas Cranmer, hingga bulan Mei 1533.
ADVERTISEMENT
Catherine meninggal pada 7 Januari 1536 karena diduga menderita kanker jantung. Saat itu, dia berusia 50 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Peterborough Abbey, sekarang bernama Katedral Peterborough. Makamnya diberi tanda ‘Janda Puteri Wales’.