Konten dari Pengguna

Mengulik Pernikahan Catherine the Great dan Peter III yang Penuh Konflik

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
2 Januari 2021 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Catherine the Great adalah sosok yang sangat berpengaruh di Rusia. Foto. dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Catherine the Great adalah sosok yang sangat berpengaruh di Rusia. Foto. dok: Pixabay
ADVERTISEMENT
Catherine the Greatest mungkin merupakan nama yang masih asing di telinga kita. Namun nama yang satu ini tentu tidak asing di telinga orang-orang Rusia. Catherine the Greatest merupakan penguasa wanita terlama dalam sejarah Rusia. Sayangnya, meski memiliki catatan rekor yang tergolong luar biasa untuk seorang wanita, Catherine the Greatest harus melindungi kekuasaannya dari berbagai hal.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah besar yang dia hadapi adalah soal percintaan yang awalnya nampak biasa saja namun berubah menjadi hal yang mengancam nyawanya. Dalam perjalanannya, Catherine the Greatest memang dipenuhi dengan takhta dan ambisi sejak kecil.
Dia terlahir dengan nama Sophie dari Anhalt-Zerbst. Dia merupakan putri bangsawan dari Prusia yang tidak terlalu kaya namun punya koneksi sosial yang sangat banyak. Sejak kecil, dia sudah dijadikan alat untuk memperbesar kekuasaan keluarganya.
Dia dipersiapkan oleh ibunya yang sangat haus akan kekuasaan di usia 14 tahun. Demi melakukan itu, Sophie dan ibunya pergi ke Rusia. Dari sanalah kemudian petualangannya akan cinta berlanjut hingga akhirnya dia menjadi salah satu pemimpin terbesar di Rusia.
Fakta menariknya adalah Catherine the Greatest bukanlah pemimpin yang memiliki darah Rusia. Satu lagi, ketika di Rusia, dia mengganti namanya dari Sophie menjadi Catherine.
ADVERTISEMENT

Dijodohkan dengan Peter III Sejak Remaja

Sejak kecil dia sudah mengalami perjodohan. Foto. dok: ft.com
Seperti yang dibahas di atas, Catherine menjadi alat bagi keluarganya untuk mendapatkan takhta. Ibunya yang haus akan kekuasaan akhirnya melihat celah untuk melangsungkan sebuah pernikahan. Kepindahan mereka ke Rusia bukanlah kebetulan. Karena ibu sambungnya, yang merupakan bibi dari pihak ibunya yang tak memiliki anak, Ratu Elizabeth dari Rusia mengangkat anak bernama Peter.
Peter disiapkan sebagai calon ahli waris dan dia dicarikan istri demi memiliki keturunan yang nantinya bisa memegang kekuasaan dari Elizabeth. Singkatnya, Catherine dan Peter menikah pada Agustus 1745. Catherine saat itu berusia 16 tahun sedangkan Peter 17 tahun.
Satu hal menarik, dalam pernikahan ini ayah Catherine sempat ragu-ragu. Bahkan Peter sendiri menurut cerita sama sekali tidak tertarik dengan Catherine.
ADVERTISEMENT

Pernikahan yang Penuh dengan Derita

Dia cukup menderita dalam pernikahannya. Foto. dok: biography.com
Meskipun pernikahan ini menjadi pernikahan yang mewah, namun dalam praktiknya, baik Peter maupun Catherine tidak bahagia. Menurut surat yang ditulis oleh Catherine, Peter adalah seorang yang kasar, pemabuk, dan kejam. Di malam pernikahan mereka, Peter meninggalkannya dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Sementara Catherine yang sendirian justru belajar berbagai hal mengenai Rusia mulai dari bahasa hingga kebudayaannya dari berbagai literature serta buku yang ada. Sementara Peter lebih tertarik pada hal-hal di luar Rusia dan berbagai hal mengenai militer.
Cinta mereka semakin buruk ketika Peter dan Catherine justru menemukan tambatan hati lain. Catherine dari hasil hubungan gelapnya dengan Sergei Saltykov menghasilkan seorang anak bernama Paul dan Anna.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini membuat geger seluruh kerajaan hingga akhirnya Elizabeth mengambil tindakan untuk mengambil alih kendali atas Paul. Catherine hanya bisa berinteraksi secara singkat dengan anaknya tersebut. Komunikasi pun jarang dilakukan.

Cinta Berakhir dengan Cara Tragis

Cinta mereka berakhir cukup tragis. Foto. dok: express.com
Hubungan pernikahan yang tidak sehat membuat Peter dan Catherine pada akhirnya saling adu kekuasaan. Peter berhasil menjadi pemimpin Rusia namun di sisi lain Catherine juga enggan untuk tunduk dan menjalin berbagai hubungan dengan orang-orang penting, salah satunya adalah Perwira Artileri, Grigory Orlov.
Ide kudeta yang dilakukan Peter pada akhirnya berhasil digagalkan berkat kecerdikan Catherine menjalin strategi dan dukungan. Dia berhasil mendapatkan dukungan militer dan meminta gereja untuk menobatkannya sebagai satu-satunya Ratu di Rusia.
Cara ini berhasil di mana Peter kemudian ditangkap, dipaksa turun takhta, dan mengakhiri pemerintahannya yang singkat selama enam bulan. Cinta mereka berakhir semakin tragis karena tidak lama setelah Peter ditangkap dan diasingkan, dia kemudian dibunuh oleh seseorang yang tidak diketahui hingga sekarang.
ADVERTISEMENT