Apa Saja yang Perlu Disiapkan agar Pernikahan Bahagia?

Cinta Setara
Promote Healthy, Happy Relationship for Indonesia's Young Adult through online education, offline event, P3K Support via email, and research.
Konten dari Pengguna
22 September 2018 21:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta Setara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ingin punya pernikahan yang langgeng dan bahagia?
Pastikan Anda sudah punya 7 keterampilan berikut ini.
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Thinkstock)
Ketika mendengarkan kata pernikahan, hal yang segera terpikir adalah gaun/kebaya, gedung, undangan, dan segudang persiapan teknis lainnya. Persiapan teknis memang penting, akan tetapi ada hal lain yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan, yaitu persiapan mental dan keterampilan menjalani peran sebagai suami dan istri.
ADVERTISEMENT
Bayangkan, untuk bisa mengendarai kendaraan bermotor saja perlu latihan. Apalagi untuk bisa mengarungi pernikahan yang bahagia dan sejahtera. Tentu perlu ada persiapan mental dan keterampilan yang memadai. Yuk cek, apakah Anda sudah memiliki keterampilan berikut ini?
1. Komunikasi
Keterampilan komunikasi bukan hanya kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan kita. Tapi juga kemampuan untuk mendengarkan tanpa menghakimi, dan kemampuan mendukung pasangan untuk mengungkapkan perasaannya.
Saat sedang berpacaran, pastikan Anda dan pasangan memiliki waktu berdiskusi dan mengobrol tentang topik yang pribadi dan mendalam. Misalnya: Bagaimana perasaan Anda saat ia terlihat akrab dengan perempuan/laki-laki lain, apa cita-cita yang ingin dikejar, ketakutan terbesar, dan sebagainya. Hindari menumpuk semua unek-unek hingga saat menjelang pernikahan. Perubahan terjadi secara bertahap, tidak bisa instan seperti mie.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau sudah menguasai keterampilan untuk berkomunikasi, alias mengungkapkan pikiran dan perasaaan tanpa menyinggung, serta kemampuan mendengarkan dengan tulus, maka Anda akan bisa menjawab pertanyaan berikut ini:
“Kak, saya saya sudah pacaran 8 tahun dan berencana menikah. Pacar saya pernah selingkuh dan hingga saat ini masih sering chat intim dengan perempuan lain. Saya takut hal ini terulang kembali. Haruskah saya membicarakan kekhawatiran ini sebelum kami menikah?” *kasus ini ilustrasi belaka*.
Jawaban: tentu saja harus! Justru, hindari menunggu sampai tinggal 6 bulan menuju pernikahan untuk mengungkapkan hal-hal yang mengganggumu.
2. Resolusi konflik
69% konflik yang dialami oleh pasangan suami istri adalah konflik yang terjadi terus menerus. Konflik ini bisa berasal dari perbedaan kepribadian, gaya hidup dan cara didik di keluarga masing-masing. Makanya, konflik pasti terjadi dalam pernikahan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting sekali bisa menguasai seni mengatasi konflik dan mencari pemecahan yang “win-win”. Teknik-teknik yang bisa dipelajari antara lain: kemampuan untuk fokus pada topik yang sedang dibicarakan, fokus pada saat ini, tidak mengungkit-ungkit kejadian yang sudah berlalu, bisa meminta maaf, dan tahu kapan harus menerapkan “time out”.
3. Mengetahui pasangan “luar-dalam”
Menikah adalah komitmen seumur hidup. Jadi memang, kita harus sadar betul: Siapa orang yang akan kita nikahi ini? Kenalilah dia luar-dalam, mulai dari nomor sepatu dan ukuran bajunya, hingga cara ia merasa dicintai (bahasa cinta), kebutuhannya, cita-cita, hingga ketakutan terbesarnya. Pengetahuan tentang pasangan ini sangat penting, agar Anda bisa memberikan respon yang sesuai dengan kebutuhan pasangan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, mengetahui cara-cara membuat pasangan merasa dicintai bisa menghindarkan Anda dari kesalahpahaman. Salah paham dalam arti, Anda sudah merasa menunjukkan kasih sayang dengan sering mengungkapkan kata-kata manis. Tapi ia merasa Anda tidak peduli karena kalian jarang menghabiskan waktu bersama-sama.
Akibat perbedaan bahasa cinta antara Anda dan dia, pasangan bisa merasa tidak disayang. Anda pun bisa merasa frustasi karena sudah berusaha tapi tak membuatkan hasil. Pengenalan “luar-dalam” tentang pasangan bisa menghindarkan Anda dari cerita sedih ini.
4. Terampil menjaga romansa dan gairah seksual
Menjaga romansa dan gairah seksual dalam hubungan juga perlu keterampilan tertentu lho! Tenang, bukan berarti Anda harus sudah melakukan perilaku seksual sebelum menikah kok. Akan tetapi, ada baiknya Anda dan pasangan mulai membicarakan aktivitas seksual seperti apa yang (kira-kira) nyaman bagi kalian? Fantasi seksual seperti apa yang dimiliki, dan ingin dicoba saat sudah menikah nanti? Seperti apa batasan kenyamanan terkait hubungan seksual?
ADVERTISEMENT
Sudah nonton 50 Shades of Grey belum? Ingat tidak adegan Ana dan Christian membicarakan kontrak mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam relasi (seksual) mereka berdua? Nah, kira-kira seperti itulah percakapan yang bisa Anda dan pasangan lakukan. Tentu, tidak perlu se-eksterem di film dan tidak harus pakai pengacara ya…
Empat keterampilan di atas mungkin bukan hal baru buat Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk menikah. Tentu saja komunikasi, resolusi konflik, kenal pasangan, dan menjaga gairah sangat penting dalam hubungan! Selain ke-empat hal yang fokus ke relasi, ternyata penelitian Epstein (2013) memperlihatkan bahwa ada juga keterampilan pribadi yang membuat hubungan seseorang menjadi lebih bahagia lho!
5. Terampil menata hidup
Setelah menikah, seseorang diharapkan untuk mampu mengelola rumah tangga, termasuk mengelola keuangan, hingga kesehatan keluarga. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan diri untuk memasuki pernikahan, penting sekali untuk terampil mengelola uang secara bertanggung jawab, mampu menjaga kesehatan, misalnya dengan berolahraga teratur, dan mampu memiliki serta mempertahankan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
6. Memahami diri sendiri
Memahami diri sendiri artinya mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta mampu mengatasi kelemahan agar dapat mencapai tujuan. Keterampilan ini penting, karena saat mengetahui kekuatan diri sendiri, maka seseorang akan dapat “menyumbangkan” kekuatan tersebut dalam pernikahannya. Misalnya, seorang istri yang mengenali bahwa ia senang dan mampu melakukan perencanaan dapat mengambil peran sebagai perencana dalam keluarga.
Sedangkan suaminya menyadari bahwa ia kurang mampu merencanakan dan menyerahkan perencanaan pada sang istri. Dua orang yang mengetahui kekurangan dan kelemahan masing-masing tentu akan lebih mudah bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
7. Terampil mengatasi stres
Hari pernikahan memang indah, penuh nuansa kebahagiaan. Akan tetapi, dalam menjalaninya, akan banyak tantangan dan rintangan. Stres menjadi hal yang bisa hadir sehari-hari. Oleh karena itu, penting sekali untuk menguasai teknik-teknik mengatasi stres. Salah satu contoh teknik mengatasi stres adalah dengan belajar fokus pada pernapasan (misal: square breathing), meditasi, atau teknik relaksasi progresif.
ADVERTISEMENT
Itulah tadi 7 keterampilan yang penting dimiliki untuk menjalin hubungan pernikahan yang bahagia. Sudah berapa keterampilan yang Anda kuasai? Semoga tetap semangat berlatih ya! Semoga makin siap memasuki jenjang pernikahan.
---------------------------
Penulis: Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog, dosen psikologi klinis di Universitas Bina Nusantara, mahasiswa S3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Psikolog Cinta Setara
Referensi:
Epstein, R., Warfel, R., Johnson, J., Smith, R., & Mckinney, R. (2013). Which Relationship Skills Count Most?. Journal of couple & RelationshipTherapy, (12), 297-313.
Psychologies. (2014). Seven essential relationship skills. Diunduh dari: https://www.psychologies.co.uk/love/the-seven-essential-relationship-skills.html