Balai TNGC Kuningan Sampaikan Kronologi Karhutla di Gunung Ciremai

Konten Media Partner
1 Oktober 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak lokasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan, Jabar. (Dok. Ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Tampak lokasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan, Jabar. (Dok. Ciremaitoday)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyampaikan kronologi awal mula terjadinya kebakaran sepanjang September 2022. Sebab akibat kejadian karhutla, lahan kering seluas 138,34 hektare hangus terbakar.
ADVERTISEMENT
Kepala BTNGC Kuningan, Teguh Setiawan dalam keterangan persnya, Sabtu (1/10/2022), mengatakan, tahun ini kejadian karhutla Gunung Ciremai dimulai pada 1 September 2022 di Blok Pejaten, SPTN Wilayah I Kuningan dengan luasan 7,25 hektare. Kemudian titik api kembali muncul pada 25 September 2022 di Blok Cileutik sekitar pukul 14.00 WIB hingga Blok Manguntapa, dan dapat dikendalikan pada 26 September pukul 01.00 WIB dini hari.
“Angin yang cukup kencang menyebabkan bara api yang sudah mati kembali menyala. Pada 26 September 2022, petugas memantau lokasi bekas terbakar dan terlihat adanya kepulan asap pada pukul 11.13 WIB di pertigaan jalan Blok Cileutik, lokasi yang sama pada hari sebelumnya,” jelasnya.
Dia menyebut, titik api mulai menyebar ke Blok Erpah, Situmpuk hingga 1001 Manguntapa. Api mulai padam pada esok harinya pada pukul 01.08 WIB dini hari.
ADVERTISEMENT
“Luasan kawasan yang terbakar di Blok Cileutik, Erpah, Situmpuk, dan 1001 Manguntapa mencapai 59,65 hektare. Selanjutnya tanggal 27 September 2022, tim kembali melakukan mapping up pada pukul 08.00 WIB di lokasi yang sama untuk memastikan bahwa api sudah benar-benar padam,” terangnya.
Ketika itu, lanjutnya, kepulan asap terpantau dari Blok Pejaten pada pukul 07.30 di Blok Gunung Rangkong. Pemadaman di Blok Pejaten dan Batu Luhur berhasil dipadamkan saat malam pukul 20.17 WIB.
“Pada tanggal 28 September 2022, kepulan asap kembali terlihat pada beberapa titik yaitu di sekitar Blok Gunung Rangkong (masih lokasi yang sama dengan sehari sebelumnya), Pejaten, Batu Luhur, Gibug, dan Kupak Leles. Medan yang cukup terjal menyulitkan petugas dan para pihak untuk mematikan bara api, sehingga angin kencang menyebabkan api kembali menyala dengan luasan kawasan yang terbakar mencapai 71,02 hektare,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Kuningan, Ia mengaku, kejadian karhutla menimpa pula kawasan TNGC di wilayah Majalengka pada 27 September. Tepatnya di Blok Guling Munding perbatasan Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka.
“Kebakaran terjadi mulai pukul 13.00 WIB dengan dugaan aktivitas orang yang melakukan perburuan. Sebab berdasarkan informasi masyarakat, sewaktu api menyala ada sekitar 5 ekor anjing keluar dari lokasi yang terbakar,” imbuhnya.
Atas kebakaran di wilayah Majalengka, pihaknya mencatat luas lahan yang terbakar mencapai 0,42 hektare. Sehingga total keseluruhan lahan yang terbakar selama September 2022 di Gunung Ciremai mencapai 138,34 hektare.
Apalagi berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lanjutnya, bahwa pada September hingga Oktober 2022 umumnya diperkirakan curah hujan berada di kriteria rendah sampai menengah. Sehingga BTNGC Kuningan melakukan antisipasi adanya kejadian karhutla di dalam kawasan TNGC sejak mulai musim kemarau.(*)
ADVERTISEMENT