news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Pemuda Berusia 27 Tahun di Indramayu Nikahi Wanita 72 Tahun

Konten Media Partner
24 Juni 2019 20:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tabroni (27 tahun), pemuda asal Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, bersama istrinya, Kadisem (72 tahun). (Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tabroni (27 tahun), pemuda asal Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, bersama istrinya, Kadisem (72 tahun). (Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Indramayu, - Pepatah ‘cinta itu buta’ karena tak mengenal usia mungkin ada benarnya. Seperti Tabroni, pemuda berusia 27 tahun asal Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang memilih untuk menikahi seorang janda berusia 72 tahun atau 45 tahun lebih tua darinya.
ADVERTISEMENT
Nama Tabroni tiba-tiba viral di media sosial usai menikahi Kadisem alias Disek, warga Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu. Secara usia, Kadisem mungkin lebih pantas menjadi neneknya, namun Tabroni secara terus terang mangaku ikhlas menikahi Disek karena ingin memiliki teman hidup.
Kini mereka tinggal di sebuah rumah berukuran 3×5 meter di gang sempit di Blok Manggarai. Kabar pernikahan pasangan berbeda jauh usia ini sepertinya lebih viral di media sosial daripada di Desa Kaplongan sendiri, tak banyak warga sekitar yang mengetahui soal pernikahan tersebut.
Seorang tetangga Disek, Solek (50 tahun) membenarkan adanya pernikahan Disek dengan Tabroni.
“Menikah sekitar seminggu yang lalu (16/6) di rumah ini. Banyak tetangga yang hadir terutama anak-anak muda, yang penasaran ingin melihat langsung,” ujar Solek yang masih saudara Disek saat ditemui, Minggu (23/6).
ADVERTISEMENT
Solek mengungkapkan, anak-anak Disek sebenarnya menginginkan agar pernikahan dilakukan secara diam-diam, cukup dengan mendatangi rumah lebe yang akan menikahkan mereka. Tapi Disek justru ingin pernikahan dilakukan di rumahnya dan mengundang beberapa tetangga.
Saat ditanya tentang pernikahannya, Disek pun langsung tersenyum lebar. “Suami saya masih bekerja di tempat penjualan galon. Nanti saya panggil dulu, ya,” kata Disek saat ditanya keberadaan suaminya.
Dengan wajah lelah seusai bekerja mengantar galon ke konsumen, Tabroni langsung pulang ke rumah. Tabroni hanya tersenyum ketika diberi tahu kalau pernikahannya sudah viral di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Tabroni pun menceritakan bagaimana dia mengenal Disek. Dia sudah sekitar dua tahun bekerja di salah satu penyalur air mineral galon di Desa Kaplongan sebagai pengantar galon ke tempat pelanggan, baik ke toko-toko maupun rumah. Saat ditanya tentang pernikahannya dengan Disek, dia mengaku serius dan tidak main-main.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak main-main. Saya ingin mencari pendamping hidup,” ungkap Tabroni sambil mengisap rokok.
Sabroni tinggal di Desa Kedungwungu hanya bersama seorang adik perempuannya. Sejak umur 15 tahun, Tabroni sudah tidak memiliki orang tua. Dia pun terpaksa drop out (putus sekolah) saat masih di bangku SMP.
Drop out dari SMP, Tabroni mengaku sering ikut bekerja serabutan. Dia mengaku tidak ingin seperti anak-anak lain yang tidak bekerja dan hanya bermain, apalagi sampai terlibat pergaulan yang tidak jelas. Di saat usianya menjelang 30 tahun, Tabroni akhirnya menemukan tambatan hati.
Dia mengaku sudah bosan hidup sendirian. Terlalu lama ditinggal orang tua membuatnya haus kasih sayang. Mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa ia memilih perempuan yang jauh lebih tua sebagai istrinya. (*)
ADVERTISEMENT
Penulis: Backrodin
Editor: Tomi Indra Priyanto