Konten Media Partner

Debit Air Berkurang, Layanan Air Minum di Kuningan Terganggu

25 Agustus 2019 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
PDAM Tirta Kemuning menyalurkan tangki air bersih ke pelanggan akibat semakin menurunnya debit air saat musim kemarau panjang saat ini. (Andry)
zoom-in-whitePerbesar
PDAM Tirta Kemuning menyalurkan tangki air bersih ke pelanggan akibat semakin menurunnya debit air saat musim kemarau panjang saat ini. (Andry)
ciremaitoday.com, Kuningan, - Akibat berkurangnya debit air, Perumda Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan kini mulai kedodoran untuk melayani para pelanggan. Wilayah pelayanan yang paling terdampak terdapat di Cabang Kramatmulya, sehingga pelanggan tidak terlayani aliran air selama 24 jam.
ADVERTISEMENT
“Ada beberapa wilayah kita yang terganggu pelayanan, dan paling parah adalah pelayanan di cabang Kramatmulya. Memang jujur saja, setiap tahun jika memasuki puncak musim kemarau akan terjadi kendala ini,” kata Direktur Perumda Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan, H. Deni Erlanda SE MSi saat dikonfirmasi ciremaitoday, Minggu (25/8).
Menurutnya, kejadian ini kerap terjadi karena sumber air yang ada kini semakin terbatas. Bahkan upaya untuk menambah jumlah sumber air juga selalu gagal.
“Kalau wilayah Kramatmulya ini kita coba adakan sumber airnya dari wilayah Cisantana Palutungan. Dari sana sudah kita coba lobi-lobi dengan pemerintah desa, namun memang tidak bisa bekerjasama dengan kita dengan alasan bahwa sumber airnya dipakai oleh masyarakat juga disana,” ungkapnya.
Adanya kondisi saat ini, pihaknya menyampaikan, bahwa pelayanan air di wilayah Cabang Kramatmulya akan sangat terganggu. Sebab debit airnya kini mulai menyusut.
ADVERTISEMENT
“Khususnya di Kopi Bojong sudah hampir berkurangnya terlalu banyak, kemudian juga Batu Nganjut. Kita sudah berusaha untuk penambahan jalur 400 meter, tapi dampaknya sangat belum bisa diandalkan,” terangnya.
Pihaknya menyampaikan, dengan rasa berat hati dan permohonan maaf maka para pelanggan dibawah pelayanan Cabang Kramatmulya, akan terganggu dalam aliran air PDAM. Termasuk pelanggan yang berada di beberapa perumahan seperti PMK, Kasturi Perdana, Alam Asri, Grand Kasturi dan perumahan lainnya.
“Saya sebagai Direktur Perumda Tirta Kamuning mohon maaf yang sebesar-besarnya. Insya Allah kedepan kita coba mencari alternatif-alternatif, supaya tidak terulang lagi di tahun kedepan,” katanya.
Pihaknya mengaku, telah melakukan survey lapangan untuk mencari sumber air di titik lain. Misalnya saja di Curug Bangkong, debit airnya cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
“Debit airnya bisa diatas 200 liter per detik, airnya juga terbuang tidak dipakai oleh masyarakat, karena posisi geografisnya itu letak pertanian ada diatas dan sumber airnya dibawah. Otomatis tidak akan mengganggu aktifitas pertanian, malahan luapan air ini langsung mengalir ke sungai, mudah-mudahan kita coba tahun ini untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa agar bisa bekerjasama dengan kita,” tandasnya.
Jika hal itu terwujud, Ia berharap, bahwa pelayanan yang kini terganggu di beberapa cabang dapat segera teratasi. Sebab dengan debit air 200 liter per detik saja, dapat melayani ke banyak pelanggan hingga daerah Kuningan Timur.
“Saat ini, produksi debit air Kabupaten Kuningan masih 487 liter per detik dari 19 titik mata air, termasuk pengolahan Waduk Darma dan Surakatiga. Kalau normal di musim hujan debit air sekitar 600 liter per detik, jika kemarau turun dan kini hanya 487 liter per detik,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung dengan jumlah konsumen saat ini, pihaknya menyebut, sangat kedodoran untuk memberikan pelayanan.
“Konsumen sekarang sudah 50.000 pelanggan, kalau dihitung dengan dikurangi tingkat kebocoran, maka sudah sangat kekurangan. Kalau tidak ada kebocoran mungkin aman, tapi karena dikurangi kebocoran maka dampaknya ada pelanggan yang harus digilir, bukan tidak dilayani namun digilir, artinya tidak bisa dilayani 24 jam,” bebernya.
Atas hal ini, pihaknya mengambil langkah, untuk menyalurkan air bersih melalui tangki yang dikirimkan kepada para pelanggan. Hal ini sebagai bentuk kompensasi akibat pelayanan air yang terganggu. (*)
Penulis : Andry Yanto
Editor : Tomi Indra Priyanto