Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Elon Carlan: Jadi Kepala Dinas Bukan Ujug-ujug, Semua dari Bawah
18 Desember 2021 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Penyandang tunanetra yang diangkat sebagai kepala dinas di Kabupaten Kuningan , Jawa Barat , bukan jabatan yang ujug-ujug datang. Prosesnya cukup panjang, karena diawali saat bekerja sebagai tenaga kontrak di Bagian Kesra Setda Kabupaten Kuningan.
ADVERTISEMENT
Berselangnya waktu, sosok ASN bernama Elon Carlan ini semakin dipercaya untuk menduduki jabatan strategis di pemerintahan daerah. Dirinya meyakini, jika pekerjaan yang dilakukan dengan hati dan fokus terhadap tupoksi akan membuahkan hasil yang baik.
“Saya prinsipnya satu, yakin. Kedua memang saya harus menerima kritik dan saran, kritik yang membangun, saran untuk perbaikan, saya tidak alergi terhadap kritikan dan saran selama itu bisa saya diterima. Saya percaya diri bahwa apapun bisa diselesaikan, batu sandungan pasti ada, namun saya harus mampu mana yang harus dipikirkan, mana yang harus saya abaikan,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kuningan, Elon Carlan kepada awak media, Sabtu (18/12/2021).
Dia mengaku, saat ini masyarakat menuntut persoalan-persoalan yang oleh pejabat itu harus dilakukan dengan action, bukan hanya berteori.
ADVERTISEMENT
“Karena saya berasal dari bawah, mudah-mudahan bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat hari ini. Karena saya betul berangkat dari bawah, bukan karena ujug-ujug jadi seperti ini. Insya Allah ini menjadi modal utama, untuk merasakan apa yang harus saya berikan dalam melayani masyarakat,” ungkapnya.
Apalagi di jabatan sekarang, Ia mengaku, ruang lingkup kerjanya luas karena menyangkut ketenagakerjaan. Sebab pengangguran itu berdampak terhadap kemiskinan, jika banyak warga yang tidak bekerja.
Saat ditanya bagaimana cara kerja kedepan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Ia menyebut, jika kerja tim di kedinasan berpengaruh terhadap segala persoalan.
“Sebetulnya karena dukungan semua intinya, kita bersinergis dengan staf maupun berkoordinasi dengan atasan. Kepercayaan itu tumbuh tidak bisa oleh saya mengatakan bahwa baik atau buruk, persepsi publik yang menilai saya. Jadi saya maksimal saja bekerja sesuai kemampuan, dengan prinsip bahwa kolaborasi itu menjadi hal utama,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, seorang pimpinan dinas itu lebih bersifat kebijakan strategis, tidak begitu berat seperti kabid karena dihadapkan pada persoalan teknis.
“Kalau di kebijakan strategis, paling tidak saya punya gagasan dan mampu melakukan manajerial dengan baik, terutama mampu melakukan pengakuan ke semua lini,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, setiap pekerjaan kedinasan memang selalu mendapat pendampingan. Sebab baginya, orang yang memiliki fisik secara normal juga masih membutuhkan pendampingan dari orang lain.
“Jangankan saya orang yang tidak melihat, orang yang sempurna saja mungkin punya orang kepercayaan. Jadi bagi saya sebetulnya, itu soal teknis, jadi siapapun pasti punya orang kepercayaan. Artinya saya punya tim, tim ini bukan pengecualian, tim ini hanya untuk memudahkan cara kerja saya,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, langkah pertama yang akan dilakukan yakni melakukan konsolidasi internal di Disnakertrans. Sekaligus menginventalisir persoalan-persoalan secara berurutan.
“Beri saya waktu untuk masuk di dinas nanti di hari pertama dan selanjutnya,” pungkasnya.(*)