Festival Angklung Internasional, Citra Kuningan, dan Warisan Budaya

Konten Media Partner
28 April 2019 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Angklung Internasional yang digagas pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata di Waduk Darma Kuningan, Minggu (28/4), berlangsung meriah. (Andry)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Angklung Internasional yang digagas pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata di Waduk Darma Kuningan, Minggu (28/4), berlangsung meriah. (Andry)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Kuningan, – Ribuan masyarakat Kuningan dan sejumlah masyarakat dari kabupaten/kota lainnya memeriahkan gelaran Festival Angklung Internasional di Waduk Darma, Kuningan, Minggu (28/4). Tak hanya warga lokal, acara yang digagas oleh pemerintah daerah setempat yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata itu juga diikuti oleh peserta dari delapan negara asing.
ADVERTISEMENT
“Kita (menyelenggarakan) Festival Angklung Internasional sudah ketiga kali, dan ini sudah menjadi event tahunan dari Kementerian Pariwisata. Termasuk pada saat pertama kali Kuningan deklarasi sebagai 'kabupaten angklung', Kementerian Pariwisata hadir,” ucap Bupati Kuningan, Acep Purnama, saat ditemui ciremaitoday.com di lokasi.
Tak hanya diikuti ribuan masyarakat Kuningan dan beberapa kabupaten/kota lain, festival ini diikuti pula peserta dari delapan negara tetangga. (Andry)
Dia mengaku, saat ini, sudah mulai banyak desa-desa yang bergairah dan tertarik mengembangkan alat musik tradisional angklung. Bahkan, ada beberapa desa yang mulai fokus untuk memproduksi alat kesenian tersebut.
“Kita setelah deklarasi 'kabupaten angklung', desa-desa di Kuningan sudah banyak yang memproduksi alat kesenian angklung salah satunya Desa Cibuntu. Sebab salah satu putra daerah Kuningan itu pencipta angklung, yakni pak Daeng Sutigna,” terangnya.
Dia berharap, Kuningan dapat lebih dikenal sebagai kabupaten budaya, kabupaten seni, maupun kabupaten pariwisata.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya memohon agar seluruh masyarakat Kuningan, untuk bisa mempopulerkan angklung sebagai salah satu alat musik produksi Indonesia,” lanjutnya.
Pelajar asal Kabupaten Kuningan ikut memeriahkan Festival Angklung Internasional. (Andry)
Sementara itu, Sekda Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, mengatakan juga bahwa Festival Angklung Internasional akan menjadi agenda tahunan untuk melestarikan budaya lokal, yakni alat musik angklung. Hal ini, kata Dian, sebagai komitmen pemerintah daerah dalam menyongsong Kuningan sebagai kabupaten angklung.
“Ini sebagai tindak lanjut atas deklarasi Kuningan sebagai 'kabupaten angklung'. Festival angklung diisi pementasan angklung dari berbagai daerah seperti Bandung dan Jakarta,” sebutnya.
Dian menjelaskan, pada festival angklung tahun ini, akan diisi pula kompetisi alunan musik angklung tingkat pelajar baik SD maupun SMP. Selain itu, ada peserta dari delapan negara seperti Spanyol, Kazakstan, Filipina, Madagaskar, Ukraina, Jepang, dan dua negara lain yang ikut bermain angklung.
ADVERTISEMENT
“Kita hadirkan juga dari pelajar dan mahasiswa dari 8 negara, ikut bermain angklung dalam acara 'How To Play Angklung'. Ini akan memberikan spirit, karena orang luar saja tergerak untuk mempelajari angklung, kita sebagai pelaku sejarah angklung juga harus bisa mengembangkan dan melestarikan angklung sebagai budaya lokal,” terangnya.
Kementerian Pariwisata RI telah menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai tuan rumah Festival Angklung Internasional. (Andry)
Tujuan festival ini, lanjutnya, untuk merawat dan melestarikan budaya lokal angklung, sebab kental akan sejarah di Kabupaten Kuningan, yakni transformasi angklung dari pentatonis menjadi diatonis. Menurut Dian, sudah semestinya masyarakat Kuningan, khususnya kalangan pelajar, antusias terhadap penyelenggaraan festival tahunan ini.
“Walaupun baru berjalan di tahun kedua, namun alhamdulillah sudah diakui oleh Kementerian Pariwisata yang dijadikan tuan rumah festival angklung internasional. Mudah-mudahan bisa terus melestarikan budaya lokal khususnya angklung, dan menambah nilai wisata Kuningan di mata nasional bahkan dunia,” harapnya.
Pelajar dan mahasiswa dari 8 negara, ikut bermain angklung dalam acara 'How To Play Angklung' dalam Festival Angklung Internasional. (Andry)
Dia mengaku, tahun 2019, pasca deklarasi Kuningan sebagai 'kabupaten angklung', gairah masyarakat untuk mulai dari berlatih hingga membuat angklung menjadi meningkat.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin lima tahun ke depan Kuningan bisa sentra angklung baik sebagai sentra produksi maupun pemain angklung. Nanti saya akan menggelar pembekalan guru-guru kesenian di Kuningan agar belajar memainkan angklung, pengrajin angklung juga akan kita dorong supaya produksinya bisa berstandar nasional,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andry Yanto
Editor: Tomi Indra Priyanto