Konten Media Partner

Foto: Batik Trusmi Cirebon Pecahkan Rekor MURI Membatik Pelajar

1 Oktober 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Di Hari Batik Nasional, Batik Trusmi Cirebon pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membatik pelajar terbanyak yakni 2.800 orang pada Senin (1/10). (Mar/ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Di Hari Batik Nasional, Batik Trusmi Cirebon pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membatik pelajar terbanyak yakni 2.800 orang pada Senin (1/10). (Mar/ciremaitoday)
ciremaitoday.com, Cirebon, - Di Hari Batik Nasional, Batik Trusmi Cirebon pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membatik pelajar terbanyak yakni 2.832 orang pada Senin (1/10). Rekor itu dicatatkan oleh peserta dari anak-anak sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Cirebon. Rekor Karsa, Karya dan Prestasi ini tercatat di MURI dalam urutan rekor ke-9206. Raihan ini sekaligus menumbangkan rekor sebelumnya yang dicapai oleh Sekolah Santo Aloysius Bandung dengan 2.500 batik karya siswa pada tahun 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Rekor itu dicatatkan oleh peserta dari anak-anak sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Cirebon. (Mar/ciremaitoday)
Owner Batik Trusmi Ibnu Riyanto mengatakan, membatik massal yang diikuti oleh 2.800 siswa-siswi usia sekolah diadakan sebagai wujud penghormatan kepada batik sebagai salah satu budaya nenek moyang.
"Selain memperingati Hari Batik Nasional, kami berupaya memperkenalkan batik sejak dini khususnya batik khas Cirebon," katanya.
Motif batik Mega Mendung dipilih sebagai tema dalam membatik karena motif ini dinilai lebih merefleksikan budaya khas Cirebon. (Mar/ciremaitoday)
Ia menyatakan, motif batik Mega Mendung dipilih sebagai tema dalam membatik karena motif ini dinilai lebih merefleksikan budaya khas Cirebon.
"Mega Mendung untuk negeri diharapkan dapat mengajak generasi masa kini untuk mencintai batik sebagai kearifan lokal," ujarnya.
Membatik massal yang diikuti oleh 2.800 siswa-siswi usia sekolah diadakan sebagai wujud penghormatan kepada batik sebagai salah satu budaya nenek moyang. (Mar/ciremaitoday)
Pihaknya berharap, kedepan makin banyak generasi muda yang berminat untuk menjadi perajin batik, pengusaha, atau pecinta batik.
Membatik oleh pelajar ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk menjadi perajin batik, pengusaha, atau pecinta batik. (Mar/ciremaitoday)
"Sekarang perajin batik masih didominasi oleh orang-orang tua dan jumlahnya makin berkurang. Paling tidak dari peserta yang ikut ini sebanyak 10 persen menjadi perajin yang dapat berkontribusi melestarikan dan mengembangkan batik," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT
Penulis : Juan
Editor : Tomi Indra Priyanto