Konten Media Partner

Kader Golkar Dominasi Bursa Pilwalkot Bandung

21 Mei 2024 18:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para tokoh yang masuk bursa Pilwalkot Bandung. Foto: dok.Poldata
zoom-in-whitePerbesar
Para tokoh yang masuk bursa Pilwalkot Bandung. Foto: dok.Poldata
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Bandung-Menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung, intensitas komunikasi politik semakin meningkat. Nama-nama calon mulai bermunculan, baik dari tokoh politik yang sudah dikenal maupun wajah baru.
ADVERTISEMENT
Menurut survei terbaru Poldata Indonesia Konsultan, Atalia Praratya, anggota DPR-RI dari Partai Golkar dan istri dari mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menunjukkan dominasi yang kuat.
“Atalia menduduki peringkat pertama pada setiap pengukuran, baik top of mind maupun pertanyaan tertutup mengenai popularitas dan elektabilitas. Hal ini tentu tidak mengejutkan mengingat hasil perolehan suara Atalia di Pileg 2024 yang lalu,” ujar Fajar dari Poldata Indonesia Konsultan, Selasa (21/5).
Survei tersebut juga menempatkan Erwin dari PKB di posisi kedua, yang sudah menyatakan dirinya sebagai bakal calon wali kota sejak kampanye pemilihan legislatif lalu.
“Masih terjadi dinamika yang fluktuatif terkait kecenderungan pilihan masyarakat Kota Bandung,” katanya.
“Namun yang harus diperhatikan adalah meskipun sempat dinyatakan mundur dari pencalonan, elektabilitas Atalia masih sangat tinggi dan mendominasi di antara nama-nama yang muncul pada bursa,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal popularitas, setelah Atalia, berturut-turut ada Erwin, Edwin Sanjaya, Juwanda, dan Acep Lulu Iddin. Sementara itu, elektabilitas Atalia mencapai 43,3%, diikuti oleh Erwin 13,8%, Acep Lulu Iddin 7,9%, Andri Gunawan 6,4%, dan Edwin Sanjaya 5,3%.
Selain Partai Golkar, PKS juga berhasil mendorong tiga nama untuk masuk ke bursa pencalonan wali kota Bandung, sementara Gerindra dan Nasdem masing-masing menyumbangkan dua kadernya.
“Partai Golkar berhasil menjalankan fungsi edukasi dan kaderisasi politik jika dilihat dari jumlah figur kader partai yang berhasil merebut perhatian masyarakat,” ujar Fajar.
Para kandidat ini tidak hanya harus meraih simpati warga tetapi juga memikirkan solusi atas masalah-masalah yang muncul di Kota Bandung, seperti kemacetan, banjir, sulitnya lapangan pekerjaan, jalan berlubang, kemiskinan, kriminalitas, sampah yang tidak terkelola, dan korupsi.
ADVERTISEMENT
“Pekerjaan yang dihadapi wali kota dan wakil wali kota Bandung ke depan tidak sederhana. Sejumlah masalah yang dikeluhkan warga harus dapat direspons dengan sangat baik,” tutup Fajar.
Dengan berbagai tantangan yang ada, para calon wali kota Bandung diharapkan bisa menawarkan solusi konkret untuk masalah-masalah tersebut dalam kampanye mereka, memberikan lebih banyak pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan.(*)