Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
ADVERTISEMENT

ciremaitoday.com, Indramayu, - Para petani di Blok Nambo, Desa/Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu mengeluhkan hasil panen padi yang tak sesuai harapan mereka. Padahal di momen panen seperti sekarang, harusnya mereka bisa mencicipi hasilnya dengan manis.
ADVERTISEMENT
Namun, musim kemarau yang mengakibatkan minimnya pasokan air mengakibatkan hasil panen menjadi tidak optimal. Seperti yang dirasakan Salim (48), salah seorang petani di Blok Nambo.
Seperti petani lain di wilayahnya, Salim mengaku tak bisa menggarap sawahnya secara optimal karena kesulitan memperoleh air. Akibatnya tanaman padi menjadi kering dan layu.
“Ini juga disebabkan akibat faktor cuaca hujan, hampir dua bulan belum ada hujan. Kami petani hanya mengharapkan hujan, waduk Cipancuh pun saat ini mengalami kekeringan,” kata Salim, Senin (8/7).
Salim mengeluhkan, hasil panen yang tidak sepadan dengan mahalnya biaya produksi seperti untuk membeli obat-obatan membuat pusing dengan hasil panen tanam kedua ini, biasanya dalam satu bau (bouw/bahu) atau sekitar 1 hektare bisa menghasilkan 5 ton padi.
ADVERTISEMENT
Tapi karena kekeringan yang terjadi seperti sekarang, dari 1 bau hanya mampu menghasilkan 3 sampai 3,5 ton gabah atau turun sekitar 40% dari jumlah ideal karena bobot padi kurang maksimal.
Salim menambahkan, jika padi kekurangan air maka hasil panen padi bisa menurun 40% dari hasil musim kedua normal.
Sementara itu Camat Gantar Asep Mahmud tidak menampik situasi sulit yang dialami para petani di Blok Nambo. Sebelumnya dia cukup rutin mengingatkan para petani melalui kelompok tani agar lebih pandai berinisiatif supaya sawahnya terairi dan hasil panennya tidak turun seperti sekarang.
“Memang persawahan di sini ada yang bisa panen dan sebagian sedang proses bahkan ada juga yang gagal panen. Kitapun akan berkoordunasi dengan pemerintah Daerah agar persoalan air bagi petani mendapatkan solusi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, 3.000 hektare areal pertanian di Kabupaten Indramayu terancam gagal panen akibat kekeringan. Dari jumlah tersebut, dua kecamatan yang cukup parah kondisinya yakni Kecamatan Losarang dan Kecamatan Kandanghaur. "Potensi kekeringan bisa terus meluas, jika musim kemarau masih belum berakhir hingga Agustus nanti," kata wakil ketua Kontak tani nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang. (*)
Penulis : Nanang Asmari
Editor : Tomi Indra Priyanto